Sukses

Waspadai 4 Penyebab Perubahan Bau Pada Vagina

Perubahan bau pada vagina dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Liputan6.com, Jakarta Setiap wanita memiliki bau yang berbeda-beda pada vaginanya. Hal ini dipengaruhi oleh kombinasi bakteri alami yang berada di saluran vagina, makanan, kebersihan, pilihan pakaian dan sekresi kelenjar kita.

Bau pada vagina bisa berubah menjadi lebih bau, amis atau lebih kuat. Perubahan bau pada wanita bisa disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini, dikutip dari laman She knows, Rabu (12/7/2017).

1. Infeksi ragi

Infeksi ragi adalah infeksi jamur yang sangat umum yang disebabkan oleh pertumbuhan berlemak yang disebut candida. Kondisi ini disertai cairan putih kental namun baunya tidak kuat.

Gejala infeksi meliputi gatal vagina, kemerahan, terbakar dan nyeri saat buang air kecil atau hubungan seksual. Infeksi ini dapat diobati dengan obat anti-jamur.

2. Bakteri vaginosis (BV)

Menurut Mayo Clinic, bakteri vagina merupakan penyebab paling umum bau vagina.

Menurut Dr. Mary M. Gallenberg, Obstetri Ginekologi di Mayo Clinic, kebanyakan wanita akan mengalami setidaknya satu kasus BV pada masa reproduksi.

Penyebabnya tidak diketahui, tapi seks tanpa kondom dan sering douching (mencuci vagina) dapat membuat Anda berisiko tinggi. Gejala lainnya meliputi rasa gatal dan nyeri.

Bakteri vaginosis dapat menyebabkan amis dan berbau busuk. Bau ini biasanya paling menonjol setelah melakukan hubungan seksual.

Beberapa kasus BV akan hilang sendiri, namun laman Planned Parenthood menyarankan agar semua wanita dengan gejala BV memeriksakan ke dokter guna mencegah komplikasi serius. Pengobatan untuk BV biasanya menggunakan antibiotik.

3. Infeksi menular seksual

Infeksi menular seksual dapat menimbulkan bau pada vagina, gonore dan klamidia.

Gejala klamidia dan gonore yang paling umum termasuk buang air kecil yang menyakitkan dan cairan seperti nanah, sering disertai bau yang tidak sedap.

"Wanita yang terinfeksi IMS memiliki cairan kehijauan dengan bau busuk disertai rasa sakit saat buang air kecil. Infeksi ini dapat diobati dengan antibiotik," ucap Okeke Igbokwe, dokter penyakit dalam asal New York City.

4. Penyakit radang panggul

Penyakit peradangan pelvis adalah infeksi organ reproduksi wanita yang mungkin timbul sebagai komplikasi penyakit menular seksual seperti klamidia atau gonore.

Penyakit radang panggul juga dapat menyebabkan bau feminin," kata Okeke-Igbokwe. Gejala infeksi ini mungkin termasuk kotoran vagina berbau busuk, nyeri dengan hubungan intim dan nyeri perut dan pelvis.

Biasanya penyakit ini diobati dengan antibiotik, meski bisa meninggalkan jaringan bekas luka yang memiliki efek jangka panjang. Menurut Gallenberg, efek jangka panjang termasuk rasa sakit kronis, infertilitas atau kehamilan ektopik.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.