Sukses

Penyebab Terbesar 1,2 Juta Remaja Meninggal Setiap Tahunnya

3.000 kematian remaja terjadi setiap harinya. Bila ditotal, 1,2 juta remaja meninggal karena sesuatu yang bisa dicegah setiap tahunnya.

Liputan6.com, Jakarta Lebih dari 1,2 juta remaja meninggal setiap tahun di seluruh dunia--rata-rata 3.000 kematian per hari karena sesuatu yang bisa dicegah, menurut laporan terbaru Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Seperti dilansir CNN, Rabu (24/5/2017), penyebab kematian anak usia 10 sampai 19 tahun ini secara global banyak diakibatkan oleh kecelakaan yang melibatkan lebih dari 115.000 remaja. Selanjutnya, kematian paling banyak disebabkan infeksi saluran napas, diare, serta meningitis.

Laporan tersebut mengatakan, dua pertiga kematian di kalangan remaja terjadi di Asia Tenggara dan Afrika.

"Remaja kerap absen dari rencana kesehatan nasional selama beberapa dekade," kata asisten direktur jenderal WHO, Dr. Flavia Bustreo.

Padahal, kata dia, memberdayakan remaja bisa menjadi investasi jangka panjang untuk menghasilkan orang dewasa sehat dan generasi penerus yang sehat.

Faktor-faktor seperti pola makan yang buruk, kurang olahraga dan perilaku seksual berisiko, yang dapat mempengaruhi kesehatan sepanjang hidup seseorang, juga dimulai pada masa remaja dan perlu diperhitungkan, menurut laporan tersebut.

Penyebab kematian di kalangan remaja perempuan juga menjadi sorotan. Dari data yang sama, infeksi saluran napas bawah seperti pneumonia kembali jadi perhatian mengingat paparan polusi di luar dan dalam ruangan begitu tinggi.

Di sisi lain, anak perempuan usia 15 sampai 19 tahun, berisiko lebih besar mengalami kematian karena komplikasi kehamilan, persalinan atau aborsi yang tidak aman.

"Dukungan orangtua, keluarga dan masyarakat sangat penting karena mereka memiliki potensi terbesar dalam mempengaruhi perilaku dan kesehatan remaja," kata Dr. Anthony Costello, direktur Kesehatan Maternal, Newborn, Child and Adolescent Health di WHO.

"Ada bukti kuat bahwa pola asuh membuat perbedaan besar pada risiko kesehatan remaja," kata Dr. David Ross yang turut menulis laporan tersebut.

Laporan itu sendiri merekomendasikan berbagai strategi untuk keselamatan remaja, termasuk pendidikan seks yang lebih komprehensif di sekolah, sabuk pengaman dan helm wajib, pembersih udara di dalam ruangan dan batas usia minum alkohol.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini