Sukses

Instagram Bikin Anak Muda Merasa Cemas dan Depresi

Instagram membuat penggunanya yang merupakan anak muda mengalami rasa cemas dan depresi.

Liputan6.com, Inggris Ada hasil berbeda dari penelitian mengenai Instagram sebelumnya yang dimuat dalam Association for Computing Machinery International Conference on Computer-Supported Cooperative Work and Social beberapa bulan lalu. Penelitian tersebut menemukan, Instagram merupakan ruang ekspresi yang aman bagi pengguna yang dilanda depresi.

Namun kini penelitian terbaru mengungkapkan, Instagram termasuk media sosial yang paling merugikan kesehatan mental kaum muda. Demikian menurut sebuah laporan baru oleh Royal Society for Public Health di Inggris. Studi yang dinamakan #StatusofMind melakukan survei pada sekitar 1.500 anak muda berusia 14-24 tahun.

Mereka ditanya tentang bagaimana platfform media sosial, khususnya Instagram, mempengaruhi masalah kesehatan, seperti rasa cemas, depresi, dan penampilan tubuh.

Instagram dengan jumlah pengguna lebih dari 700 juta di seluruh dunia menduduki posisi paling puncak sebagai media sosial yang berdampak negatif, terutama di kalangan anak muda. Laporan survei ini dipublikasikan pada hari Jumat, 19 Mei 2017.

Instagram memengaruhi pikiran anak muda, terutama para perempuan muda. Mereka dihadapkan pada foto penampilan tubuh yang tidak realistis karena banyak disunting. Hal tersebut berbeda dengan kenyataannya, tulis Matt Keracher dalam laporan tersebut, dikutip dari CNN, Senin (22/5/2017).

"Instagram begitu mudah membuat perempuan  muda merasa cemas, seolah-olah tubuh mereka tidak cukup menarik. Hal ini karena pengguna lain seringkali menambahkan filter dan menyunting foto penampilan tubuh agar terlihat sempurna," ungkap seorang responden wanita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pasang pemberitahuan

Untuk mengatasi masalah ini, Royal Society for Public Health meminta platform Instragram untuk membantu memerangi kecemasan pengguna kaum muda. Penggunaan filter tidak dilarang, melainkan ada pemberitahuan (notification) untuk membiarkan orang tahu tentang kapan foto telah diubah.

Pemberitahuan ini ditujukan agar pengguna lain bisa membedakan antara foto yang nyata tanpa filter dan hasil filter.

Kesimpulan sementara lainnya, Instagram juga menyebabkan anak muda terkena fenomena FOMO (Fear of Missing Out). FOMO adalah rasa takut tertinggal terhadap sesuatu yang sedang populer. Fenomena ini cenderung terjadi pada penggunaan media sosial.

Dalam Instagram, aplikasi menyunting dan filter foto termasuk citra untuk mengekspresikan diri bagi pengguna anak muda. Mereka merasa takut kehilangan bila tidak mengikuti pembaruan dan filter foto tersebut.

3 dari 3 halaman

Kesehatan mental yang buruk

Anak muda yang menghabiskan lebih dari dua jam per hari berselancar di situs jejaring sosial dilaporkan mengalami kesehatan mental yang buruk berupa tekanan psikologis.

Platform media sosial yang seharusnya membantu anak muda terhubung satu sama lain benar-benar memengaruhi kesehatan mental.

Untuk mengatasi hal ini, Royal Society fot Public Health juga mengemukakan perlu adanya pengenalan peringatan pop-up untuk mengingatkan pengguna bahwa mereka telah online terlalu lama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini