Sukses

Waspada, 5 Hal Sederhana Ini Bisa Picu Kecemasan

Melakukan lima hal ini bisa membuat tingkat kecemasan Anda semakin parah

Liputan6.com, Jakarta Kecemasan tidak melulu berdampak negatif, gangguan ini pun bisa jadi motivasi positif bila muncul pada saat yang tepat. Misalnya, kecemasan yang datang sebelum tenggat waktu (deadline) atau tes, bisa menjadi motivasi emosi yang positif.

Namun, bila kegelisahan serta pikiran negatif kerap bermain dalam benak Anda, maka itu lain cerita. Kecemasan yang tak lazim bisa mengambil alih pikiran Anda sehingga mengaruhi emosi serta perilaku sehari-hari.

Sebaiknya perhatikan keseharian Anda. Melakukan lima hal ini bisa membuat tingkat kecemasan Anda semakin parah, dilansir dari laman Prevention, Kamis (20/4/2017):

1. Memikirkan hal sepele secara berlebihan

"Ruminasi adalah pola kognitif dari terus memikirkan suatu situasi ketimbang mengambil aksi untuk menyelesaikannya," jelas Donna Pincus, PhD, profesor asosiat dari departemen psikologi dan sains otak di Boston University. Terlalu menganalisis setiap perseteruan dengan teman atau situasi tak enak di kantor adalah tanda gangguan kecemasan, dan itu tidak sehat.

"Ada bukti yang cukup bahwa ruminasi bisa memicu kondisi mood negatif seperti depresi dan kecemasan," ucap Pincus.

Pincus menyarankan, alih-alih merasa kesal, tanyakan pada diri sendiri apa yang bisa Anda lakukan terhadap masalah itu. Pikirkan beberapa solusi dan mulai melakukannya. Jika tidak ingin mengambil aksi, penting untuk belajar menoleransi ketidakpastian, demikian ungkap Thea Gallagher, PsyD, koordinator klinis di Center for the Treatment and Study of Anxiety di Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania.

"Hidup dalam ketidakpastian merupakan skill yang hebat. Ini membantu Anda berhenti membuang waktu terhadap hal-hal yang tak bisa Anda kontrol pada saat ini," jelasnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sering mengecek email

2. Anda kerap mengecek email

Berusaha menyeimbangkan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan merupakan tantangan yang dihadapi semua individu. Hal itu bahkan menjadi lebih sulit dengan hadirnya ponsel pintar yang membuat And seperti 7x24 jam terikat pada pekerjaan.

Bila Anda merasa bersalah karena selalu mengecek halaman email masuk pada ponsel Anda, Gallagher menyarankan untuk bertanya pada diri sendiri kenapa Anda perlu mengecek email di ponsel. Apakah Anda menunggu kiriman dokumen penting atau Anda hanya tak ingin melewatkan semua informasi?

Bila jawaban yang Anda dapatkan yang kedua, cobalah untuk menyingkirkan ponsel sejenak. Batasi kebiasaan negatif bisa membantu Anda meluangkan waktu untuk kebiasaan yang lebih positif, saran Pincus.

3. Selalu berseluncur di media sosial

"Media sosial menjadi kebiasaan," ujar Gallagher. Sayangnya, kebiasaan itu bisa menjauhkan Anda dari kondisi keterjagaan pada saat ini. Alhasil Anda tak punya waktu untuk diri sendiri, padahal menjadi mindful membantu Anda tetap tenang.

Selain itu, selalu mengecek sosial media pun membuat Anda jadi tidak produktif dan memicu pikiran-pikiran cemas. 

 

3 dari 3 halaman

Melewatkan olahraga

4. Melewatkan waktu berolahraga

"Mendapat kecukupan tidur, rutin berolahraga, dan makan makanan sehat bukan hanya baik untuk kesehatan tubuh melainkan juga berdampak positif bagi kesehatan mental kita," ujar Pincus.

Penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup bisa membantu meningkatkan mood dan mengontrol emosi.

Berolahraga juga membuat Anda melepaskan hormon seperti serotonin dan dopamin yang membantu menghalau kecemasan, tambah Gallagher.

5. Terlalu sering menyendiri

Sistem pendukung sosial yang solid sangat penting untuk kesehatan mental karena tindakan menyendiri (isolasi) merupakan ancaman umum bagi mereka yang menderita kecemasan, Gallagher menjelaskan. Bila Anda terlalu larut dalam pekerjaan, selalu menghabiskan waktu di rumah, atau tidak terhubung dengan orang-orang yang Anda sayangi, Anda sangat mungkin mengalami gejala kecemasan.

Berusaha untuk menghubungi keluarga dan sahabat bisa membantu mengatasi gangguan tersebut. "Orang-orang seringkali menyimpan kecemasan di benaknya," ujar Gallagher. "Semakin Anda bisa keluar dari kecemasan yang ada di benak, akan semakin baik," lanjutnya.

Ini bukan berarti Anda harus menjadi pribadi ekstrovert dalam semalam untuk mendapatkan manfaatnya. Anda hanya perlu meluangkan waktu beberapa jam untuk melakukan kerja sosial di lingkungan tempat tinggal. Jadwalkan mengobrol via telefon dengan teman, atau ajak rekan di kantor untuk ngopi cantik atau sekadar berjalan-jalan di sekitar. Aksi sederhana tersebut bisa membuat perbedaan besar bagi kesehatan mental.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.