Sukses

Mengenal Somniloquy, Saat Seseorang Tidur Sambil Bicara

Tidur sambil bicara disebut juga somniloquy atau parasomnia.

Liputan6.com, Jakarta Pernah memiliki teman atau pasangan yang tidur sambil bicara atau mengigau sepanjang malam? Jika ya, Anda perlu tahu bahwa kondisi medis seperti ini disebut juga somniloquy atau parasomnia.

Seperti diberitakan Times of India, Selasa (28/2/2017) perilaku abnormal ini tidak berbahaya namun biasanya cukup menganggu bagi orang lain.

Psikolog klinis, Dr Kanan Khatau Chikhal mengatakan, penyebab somniloquy biasanya genetik. Seseorang bisa berbicara pada diri sendiri, orang lain atau sekadar bergumam dan mengartikulasikan pidato.

"Tidur adalah waktu untuk beristirahat dan peremajaan. Ini adalah waktu tubuh dan pikiran kita diperlukan untuk memproses, mencerna dan mengkalibrasi ulang. Dalam kasus ini, ketika pikiran sadar sedang beristirahat, alam bawah sadar terjaga. Dan akhirnya tubuh bergerak tanpa sadar seperti berjalan, berhenti, bicara dan sebagainya," kata Kanan.

Ahli kesehatan mental, Kailash Mantry juga menanggapi, ada banyak alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Dia mengungkapkan beberapa hal, seperti:

- Kurang (deprivasi) tidur. Bila Anda kurang tidur, Anda perlu tidur nyenyak untuk menebusnya. 

- Masalah kesehatan. Penyakit jangka panjang seperti demam juga bisa membuat Anda rentan mengalami somniloquy.

- Masalah emosional. Kesepian meningkatkan kecemasan, serta sulitnya berekspresi.

- Stres berhubungan dengan sistem imun yang rendah sehingga bisa memicu masalah tidur

- Berat badan. Kondisi seperti obesitas cenderung berkaitan dengan sleep apnea atau Nocturnal sleep-related eating disorder (NSRED) yang mengacu pada gangguan makan juga bisa memicu gangguan tidur sambil bicara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bagaimana mengatasinya?

Mantry mengatakan, bicara dengan orang terdekat atau pasangan mungkin akan membantu seseorang dengan somniloquy. Dokter juga biasanya akan menyarankan pasien untuk memiliki buku harian untuk mengetahui perkembangan kondisinya.

"Buku harian itu bisa berisi rincian seperti apa yang dilakukan saat tidur, tertidur dan saat bangun. Obat-obatan dan aktvitas sehari-hari, makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari juga harus diperhatikan," ujar Mantry.

Bagi orangtua yang memiliki anak seperti ini, Dr Kanan memiliki beberapa tips, yaitu:

- Mengurangi asupan gula pada anak pukul 19:00, karena glukosa membuat mereka lebih energik dan waspada.

-  Berikan waktu anak bicara mengenai hal yang ia sukai.

- Berikan anak kesempatan mengekspresikan hobinya seperti seni, tari, drama, musik dan sebagainya.

- Ajarkan anak untuk membersihkan pikiran mereka sebelum tidur dengan melemparkan emosi ke dalam keranjang sampah imajiner

- Di bawah bimbingan seorang ahli, Anda dapat mengajarkan mereka untuk menggunakan teknik seperti pernapasan dan meditasi untuk menenangkan pikiran sebelum mereka tidur

- Jika mereka terus tidur sambil bicara, konsultasikan hal ini pada dokter.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.