Sukses

Masih Banyak Masyarakat yang Remehkan Bahaya Asap Kebakaran Hutan

Efek asap yang dihirup oleh mereka, khususnya anak dan ibu hamil dapat mengakibatkan efek buruk bagi kesehatan di masa depan.

Liputan6.com, Jakarta Selama ini saat kebakaran hutan lahan (Karhutla) terjadi di beberapa titik rawan kebakaran seperti Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan dan lainnya terjadi, masyarakat masih menganggap enteng bahkan nampak acuh tak acuh dengan paparan asap yang terhirup.

Padahal, efek asap yang dihirup oleh mereka, khususnya anak dan ibu hamil dapat mengakibatkan efek buruk bagi kesehatan di masa depan.

Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Lenny Rosalin, menceritakan pengalamannya saat meninjau beberapa lokasi kebakaran hutan. Menurut masyarakat setempat, selama kabut asap dari Karhutla masih berwarna putih, itu tidak akan membahayakan mereka.

"Masayakat disana menganggap, selama dia masih bisa bernapas itu dianggapnya nothing happen. Padahal itu sudah membahayakan dirinya saja masih bilang nggak apa-apa," ujar Lenny dalam Lokakarya Nasional "Analisa Kebijakan Publik atas Dampak Kebakaran Hutan Lahan terhadap Kesejahteraan Anak" di Hotel Akmani, Senin (27/2/2017).

Bahkan ironisnya, lanjut Lenny, saat mereka batuk-batuk tak sedikit dari masyarakat yang membeli obat di warung dan merasa sembuh.

"Padahal nanti asepnya itu nempel di paru-paru dan menganggu produktivitas mereka, tapi mereka nggak sadar itu," kata Lenny. 

Amat disayangkan ketika yang menghirup kabut asap dari Karhutla adalah ibu hamil. Menurut Lenny, dampak dari kabut asap mengerikan itu dapat mempengaruhi kondisi anak lahir dengan berat badan ringan.

Kurangnya kepedulian dan edukasi kesehatan terhadap dampak kabut asap Karhutla, dalam program Adaptasi Perubahan Iklim Fokus Anak (APIFA) yang sedang berjalan ini, anak dan keluarga akan diberikan pengetahuan mendalam.

"Kita sudah melatih, dan sudah kita pahamkan terkait kebakaran hutan pakai media seperti foto. Anak dan orangtua bisa melihat fakta kebakaran hutan dari foto dan akan ada banyak sekali aktivitas yang akan kita inisiasi ke depannya. Karena isu ini baru ditempatkan di unit kami di awal tahun lalu jadi sampai saat ini masih proses," ungkap Lenny.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini