Sukses

Polyphasic Sleep, Metode Tidur Unik untuk Pengidap Insomnia

Pengidap insomnia, atau orang yang kurang tidur, dapat menerapkan pola tidur di bawah ini, yaitu Polyphasic Sleep. Begini penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta Kali ini ada metode tidur unik yang dapat menukar keseluruhan waktu tidur Anda di malam hari dengan sedikit waktu di siang hari.

Tidur malam dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas di siang hari. Namun, bagaimana jika Anda dihadapkan dengan banyak pekerjaan dan deadline?

Dilansir dari Quartz.com, percobaan ini muncul dari seorang pria bernama Akshat Rhathi yang mengalami kurang tidur karena mengambil gelar kedokteran di Universitas Oxford. Sampai akhirnya, Rhathi menemukan metode tidur yang dinamakan Polyphasic Sleep.

Polyphasic Sleep merupakan cara untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup tanpa harus membuang waktu sampai 8 jam. Metode tidur yang dilakukan yakni memotong waktu tidur penuh selama 8 jam ke dalam beberapa waktu tidur yang dapat dilakukan di siang hari.

Metode tidur Polyphasic sleep yang dilakukan oleh Rhathi adalah hanya dengan tidur selama 3,5 jam dari 8 jam waktu tidur normal. Kemudian Rhati membagi tiga waktu tidur di siang hari yang dapat dilakukan selama 20 menit. Jika dijumlahkan maka waktu tidur secara keseluruhan hanya selama 4,5 jam.

Metode tidur ini bukanlah hal yang aneh. Pembagian tidur semacam ini sebenarnya telah diterapkan sejak abad ke-18, di mana waktu tidur hanya berlangsung selama 4 jam. Jika dijabarkan dari segi ilmiah, dalam tidur kita mengalami tiga siklus, yakni tahap tidur ringan, tahap tidur dalam, dan Rapid Eye Movement (REM).

Ketika kita tidur, ketiga tahap tersebut berlangsung selama 90 menit dan berotasi sepanjang malam. Namun, dengan Polyphasic Sleep, Anda bisa mendapatkan siklus tersebut ke dalam waktu tidur yang dapat Anda lakukan di siang hari.

Metode tidur Polyphasic sleep yang dilakukan oleh Rhathi dapat diterapkan di mana saja. Adapun keuntungan yang Rhathi dapatkan, dia selalu merasa seperti terbangun dari tidur nyenyak selama semalaman. Rhathi mengakui, untuk efek jangka panjang masih belum diketahui dengan jelas.

Salah satu fungsi dari tidur semalaman ialah bekerjanya sistem pembersihan dari racun-racun dalam otak yang tersimpan selama seharian. Dengan menggunakan metode tidur Polyphasic Sleep, Rathi masih belum mengetahui apakah dapat berefek terhadap sistem tersebut.

(Reporter: Aida Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.