Sukses

Donald Trump Tidak Derita Gangguan Mental

Donald Trump tidak menderita gangguan mental dan kepribadian narsistik.

Liputan6.com, North Carolina, Amerika Serikat Laporan yang berspekulasi menyatakan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memiliki gangguan mental berupa kepribadian narsistik adalah sesat dan tidak benar, kata seorang psikiater terkemuka dalam pernyataannya minggu ini.

Donald Trump bisa mengetahui hal tersebut dari Dr Allen Frances, profesor emeritus psikiatri di Duke University Medical College, North Carolina, Amerika Serikat, yang menulis buku tentang kepribadian narsistik. 

"Kebanyakan ahli diagnosis amatir telah menyalahartikan kesehatan mental Presiden Donald Trump dengan diagnosis berupa gangguan kepribadian narsistik. Saya menulis kriteria soal definisi gangguan ini. Sementara itu, Mr Trump tidak bertemu dengan para ahli diagnosis," tulis Dr Allen, dalam sebuah surat kepada New York Times.

Frances memimpin tim yang memberikan definisi gangguan kejiwaan bagi profesi kesehatan mental, yang disebut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV (DSM 4). Dalam DSM V atau 5, definisi terbaru sudah dijelaskan, sesuai ditulis dari NBC News, Jumat (17/2/2017).

"Dia (Trump) mungkin seorang narsisis kelas dunia. Tapi hal ini tidak membuat dia sakit jiwa karena dia tidak memikul penderitaan dan keburukan mental, yang diperlukan untuk mendiagnosis gangguan mental," tulis Dr Allen.

Sebuah gangguan kepribadian akan mengarah pada kondisi tertekan "klinis yang signifikan atau gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya," menurut definisi dalam DSM IV.

"Ini adalah stigma yang menghina orang yang sakit mental (yang sebagian besar berperilaku baik). Mereka akan disamakan dengan Mr Donald Trump (yang tidak berperilaku baik)."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kesehatan Trump dianggap berbahaya

Kesehatan Trump dianggap berbahaya

Psikiater cenderung mengikuti apa yang disebut Goldwater Rule, aturan yang terbit pada tahun 1973 menyoal kode etik American Psychiatric Association yang melarang diagnosis tokoh masyarakat sebelum diperiksa secara pribadi.

Aturan ini dinamakan demi mantan calon presiden Barry Goldwater, yang juga dinilai kesehatan dari beberapa psikiater selama kampanye presiden pada tahun 1964.

Tapi beberapa ahli kesehatan mental, termasuk psikiater mengatakan, Trump begitu berbahaya sehingga mereka harus berbicara.

Pada tanggal 13 Februari 2017, New York Times menerbitkan, sebuah surat yang ditandatangani oleh 33 psikiater, psikolog, dan pekerja sosial.

"Kami percaya, ketidakstabilan emosional yang parah ditunjukkan dari ucapan dan tindakan Mr Trump, yang membuat dia tidak mampu melayani seseorang dengan aman sebagai presiden," tulis mereka.

3 dari 3 halaman

Bukan pengaruh psikologis

Bukan pengaruh psikologis

Menanggapi apa yang dinyatakan para psikiater soal kesehatan mental Trump, Dr Allen tidak meyetujui pendapat tersebut.

"Apa yang disebut para psikiater merupakan cara sesat melawan serangan demokrasi Mr Trump. Dia bisa, dan seharusnya dikecam karena ketidaktahuan, ketidakmampuan, impulsif, dan mengejar kekuasaan diktator," tulisnya.

Alasan psikis Trump terlalu menarik, dan analisis mereka tidak akan menghentikan perebutan kekuasaan. Kunci penangkal menuju zaman kegelapan 'Trump-ean' adalah politik, bukan dilihat secara psikologis," tutup Dr Allen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.