Sukses

Waspada, Stres Bisa Berujung Bunuh Diri

Stres terbagi menjadi tiga tipe yang telah diklasifikasikan sesuai dengan tingkat kefatalannya.

Liputan6.com, Jakarta Kata stres sangat sering dilontarkan oleh orang-orang yang merasa dirinya tengah mengalami kesulitan menghadapi suatu hal. Namun emosi dan perilaku dinilai kurang mendukung dalam upaya proses penyelesaiannya.

Sebetulnya, kondisi tersebut tidak selalu mencerminkan gejala-gejala sosok penderita stres. Keseringan menggunakan kata stres dalam setiap kondisi membuat seolah penyakit tersebut tidak penting atau sama sekali tidak berdampak fatal.

Perlu diketahui, stres adalah penyakit menyerang mental yang dampak terfatalnya meliputi kematian. Ini berarti penyakit tersebut tidak main-main dan sama mengkhawatirkannya dengan penyakit lain yang umumnya langsung membuat orang ketar-ketir seperti kanker.

Dengan segala bentuk konflik dan tantangan yang hadir di era modern ini, tidak heran kalau sebagian besar masyarakat dunia mengalami stres.

Meski stres sudah menjadi penyakit yang tergolong "populer" lantaran dirasakan hampir oleh masyarakar seantero dunia, namun jenisnya berbeda-beda antar satu sama lain tergantung pada tingkat kefatalannya.

Apa saja jenis utama stres? Berikut jawabannya versi American Psychological Association, dilansir Rabu (14/12/2016).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Stres akut

Jenis ini merupakan yang paling umum dialami di kalangan masyarakat. Stres akut biasanya dipicu oleh masalah-masalah menyangkut dirinya dan ekspektasi orang lain terhadapnya yang belum bisa ia penuhi secara maksimal.

Mereka yang menderita stres akut biasanya terlalu sering membuang waktunya memikirkan ekspektasi orang lain di masa lalu yang belum tercapai. Juga berandai-andai akan ekspektasi berikutnya di masa depan yang sebetulnya belum tentu terjadi.

Dengan kata lain, penderita stres akut bisa juga dikategorikan sebagai orang yang paranoid dan mudah dipermainkan oleh rasa takut buatan otak. Namun anehnya, banyak dari mereka yang menderita stres akut justru senang mengalaminya.

Ini dikarenakan stres akut membuatnya lebih termotivasi untuk melakukan suatu hal yang dianggap penting. Tanpanya, orang tersebut merasa dirinya akan justru menjadi malas dan enggan melakukan apa pun karena tidak ada tekanan atau dorongan.

Tetapi jika kadar stres akut dalam dirinya terlampau banyak, maka akibatnya bisa fatal. Ia akan menjadi tergesa-gesa dalam menyelesaikan sesuatu, ketar-ketir ketika menanggapi suatu informasi dan cenderung menjadi ceroboh sehingga bisa melukai dirinya atau mengancam keselamatannya tanpa disadari.

Apa saja gejala stres akut?

Emosi tidak stabil
Mudah marah
Kecemasan parah tanpa sebab
Depresi
Sakit kepala biasa
Migren
Sakit punggung
Sakit pada bagian rahang
Perut terasa melilit
Diare
Sering buang angin
Detak jantung tak beraturan
Tangan berkeringat
Sesak napas

Stres akut dapat disembuhkan melalui terapi rutin dan juga bisa melalui dukungan moral orang sekitar.

 

3 dari 4 halaman

Stres akut episodik

Jenis ini satu tingkat lebih parah dari stres akut. Sebetulnya penderita jenis ini mengalami gejala dan siksaan yang tidak jauh berbeda dari stres akut. Hanya saja, stres akut jenis ini terjadinya sangat sering sehingga penderitanya harus siap menerima konsekuensi dua kali lipat lebih parah dan sulit dikendalikan daripada jenis stres akut biasa.

Penderita stres akut episodik terlihat selalu tergesa-gesa atau terburu-buru namun entah bagaimana tetap selalu telat atau tidak pernah tepat waktu.

Selain itu, penderita juga sangat mudah terpancing hawa nafsu serta emosinya, sehingga konflik karena kesalahpahaman dan kesensitifan sangat mungkin terjadi. Pasalnya, hidup penderita menjadi kurang tenang lantaran selalu merasa cemas dan rasa itu dilampiaskan menggunakan semua energi yang ada dalam tubuh. Alhasil,yang keluar kebanyakan amarah, kekecewaan, caci maki dan sebagainya.

Kerja di perkantoran tidak cocok bagi penderita stres akut episodik karena konflik terlalu sulit untuk dihindari.

Apa saja gejala stres akut episodik?

Sakit kepala luar biasa
Migren berkepanjangan
Hipertensi
Sesak napas
Jantung terasa sakit atau nyeri
Gejala lain serupa dengan stres akut umum namun efeknya dua kali lipat lebih parah 

 

4 dari 4 halaman

Stres kronis

Jenis stres yang paling parah dan pasalnya mengkhawatirkan banyak orang adalah tipe stres kronis. Jenis ini membuat penderitanya tersiksa dengan gejala serupa selama bertahun-tahun lamanya, sampai berdampak buruk pada aspek lain dalam hidupnya.

Stres kronis tidak hanya mengancam kesehatan tubuh saja, namun juga bisa menjadi pemecahbelah hubungan percintaan, bahkan perkawinan dan rumah tangga seseorang. 

Umumnya stres kronis terjadi pada orang-orang yang menghadapi kesulitan dalam masalah perekonomian, kondisi orangtua sudah bercerai dan hubungannya tidak akur, pernikahan yang kurang mulus, atau bekerja di suatu tempat yang sebetulnya tidak membuatnya nyaman secara lahir dan batin.

Stres kronis juga bisa diakibatkan masa kecil yang kelam dan tak pernah terselesaikan hingga usia dewasa. Pasalnya penderita stres jenis ini akan kesulitan menemukan solusi dan hatinya tidak akan pernah tenang semasa hidupnya.

Stres kronis diketahui dapat menyebabkan penderitanya terserang penyakit stroke, serangan jantung, kanker, kemudian juga bisa mengubah kejiwaannya menjadi orang yang kasar tehadap orang lain tanpa sebab.

Dampak terparah stres kronis adalah kematian akibat bunuh diri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini