Sukses

Kontroversi Pendidikan Seks di Sekolah

Fakta terkuak, ternyata tidak ada yang senang dengan pendidikan seks di sekolah.

Liputan6.com, Jakarta Pendidikan soal seks pada anak-anak sekolah sangatlah penting. Akan tetapi, cara penyampaiannya kepada anak-anak sekolah dan juga materi yang akan disampaikan perlu diperhatikan baik-baik.

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam British Medical Journal menemukan fakta bahwa. setidaknya di 10 negara yang berbeda, anak-anak sekolahan tidak menyukai cara mereka diajarkan tentang seks di sekolah.

Dalam studi tersebut, para ilmuwan meneliti 55 anak muda dengan kisaran usia 12 hingga 18 tahun. Mereka tergolong sebagai murid yang telah menerima pendidikan seputar seks di sekolah mereka yang berada di beberapa negara, diantaranya adalah, Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Australia, Selandia Baru, Kanada, Jepang, Iran, Brazil dan Swedia

Penelitian dilaksanakan selama periode antara tahun 1990 dan 2015.Hasilnya adalah, setiap murid di negara-negara tersebut ternyata memiliki satu pandangan yang sama soal pendidikan seks di sekolah mereka yaitu, semuanya menganggapnya tidak menyenangkan dan bukan sama sekali pengalaman yang membuat mereka merasa nyaman.

Para peneliti kemudian mengidentifikasi dua masalah terbesar dalam pendidikan seks.Pertama,  pihak sekolah tidak menjadikan pendidikan seks subjek atau mata pelajaran khusus layaknya bahasa Inggris atau matematika.

Seperti dua mata pelajaran penting itu, pendidikan seputar seks membutuhkan kemahiran mengajar seorang guru dengan kepahaman tergolong tinggi soal topik tersebut.

"Mereka tidak memperhitungkan bahwa seks adalah topik yang berpotensi memalukan dan membuat muridnya cemas", ujar Pandora Pound, seorang peneliti di metodologi penelitian kesehatan masyarakat di University of Bristol di Inggris kepada Time, Senin (3/10/2016).

"Hasilnya malah membuat semua yang terlibat merasa canggung," lanjutnya.

Masalah kedua adalah, sekolah tampaknya menyangkal atau tidak mengakui bahwa siswa mereka aktif secara seksual. Ini membuat informasi tidak relevan lantaran tergolong dangkal.

Ada beberapa tips sebenarnya yang siswa butuhkan, seperti memberitahu siswa tentang layanan masyarakat kesehatan, misalnya, apa yang harus dilakukan jika mereka hamil atau pro dan kontra dari berbagai jenis kontrol kelahiran.

Siswa juga mengharapkan gurunya tidak terlalu vulgar hingga membuat mereka malu mendengarnya ataupun terlalu ilmiah hingga tidak memahaminya.

Tapi salah satu bagian terburuk dari edukasi seks bagi siswa adalah bahwa hal itu terlalu sering disampaikan oleh guru-guru mereka.

Sehingga perlunya pelatihan kepada guru pemberi materi edukasi seks serta batasan-batasan yang tepat bagi setiap usia dalam memahami edukasi seks hingga tercapai tujuan mengurangi bahkan mencegah anak di bawah umur yang melakukan hubungan 'suami-istri' yang sebenarnya belum mereka pahami dan hanya mencontoh dari orang dewasa yang tidak bertanggung jawab.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.