Sukses

Kecanduan Sosmed sebagai Bentuk Pelarian?

Keterlibatan di sosial media atau dunia digital menjadi bentuk pelarian

Liputan6.com, Jakarta "Disconnect to Connect" itulah tema yang dipilih Praktisi Meditasi Adjie Silarus dalam sesi pertemuan yang dihadiri sekitar 40-an peserta di Gedung SCTV lantai 19, Sabtu lalu. Para peserta diajak untuk menyadari bagaimana melepaskan diri dari keriuhan situasi yang dialaminya lewat pergaulannya di berbagai sosial media yang ada. Ada yang aktif di Instagram, Facebook, Twitter, Path, dan masih banyak lagi.

"Coba sesekali Anda lepaskan diri dari keramaian dan masuk dalam diri Anda sendiri,"ujar Adjie. Menurut Adjie, kebanyakan orang zaman sekarang sudah gandrung bahkan kecanduan dengan peralatan sekaligus kehidupan di dunia digital. Bagun pagi buka facebook, nanti sebelum tidur juga demikian. Sepanjang hari masih memelototi email dan berbagai piranti digital.

Kebanyakan orang ini, menurut Adjie tak sadar dengan apa yang dilakukannya. Semuanya secara sudah out of control. Orang merasa tergiring pada pengkondisian-pengkondisian yang dibuat oleh pihak lain. "Kalau tidak aktif di facebook atau sosial media lain takut dianggap tidak gaul,"jelas Adjie. Padahal, kalau tidak pun tidak ada masalah besar yang ditimbulkan.

Yang paling parah adalah keterlibatan di sosial media atau dunia digital menjadi bentuk pelarian. Apalagi ketika dihadapkan pada satu hal yang kurang menyenangkan. Ambil contoh misalnya pekerjaan. Yang tadinya rencananya mau melakukan pekerjaan, malah membuka facebook. "Rencananya cuma sepuluh menit, jadi satu jam,"tutur Adjie.

Karena itu, menurut Adjie, kita perlu membatasi diri, mengontrol diri dengan mencoba hidup sehari tanpa internet. Pengalaman itu akan memberi oase luar biasa bagi hidup kita yang setiap hari dipenuhi dengan arus dan gelombang digital.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.