Sukses

Warga Sudan Berharap Perdamaian Segera Terwujud

Kesepakatan damai antara pemerintah Sudan dan pemberontak hanya berlaku di wilayah selatan Sudan. Di Darfur, bagian utara Sudan, puluhan ribu warga mencoba berlindung menyusul kekerasan selama 21 tahun.

Liputan6.com, Khartoum: Konflik di Sudan selatan tampaknya segera berakhir setelah pemerintah setempat menyepakati perdamaian dengan kelompok pemberontak, baru-baru ini. Warga setempat, terutama yang kini di pengungsian, berharap banyak agar perdamaian itu segera terwujud. Bahkan, Kamis malam, ribuan warga turun ke jalan-jalan di Kota Khartoum. Mereka mendesak perdamaian segera tercipta di sana [baca: Rakyat Sudan Menggelar Demonstrasi Perdamaian].

Di sebuah kamp pengungsian di Negara Bagian Darfur di Sudan, sekitar 23 ribu warga mencoba berlindung dari kekerasan akibat pemberontakan yang melanda negeri itu selama 21 tahun. Sebab, jumlah korban kekerasan terus bertambah. Sekitar 400 keluarga terus berdatangan ke pengungsian setiap harinya.

Sayang, kesepakatan damai tersebut tak termasuk untuk Darfur. Para pemberontak dari Suku Afrika Hitam--suka asli di Darfur--menyatakan mereka memberontak untuk mendapatkan jatah kekuasaan dan kesejahteraan yang lebih besar.

Pemerintah Sudah yakin perdamaian dengan pemberontak di selatan bisa menolong mempercepat penyelesaian masalah di Darfur. Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan kekerasan di Darfur telah menciptakan krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Sekitar dua juta jiwa di sana membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan.

Di utara Uganda, lebih dari satu juta warga terpaksa hidup sebagai pengungsi. Pasukan pemberontak Lord`s Resistenace Army (LRA) selalu menyerang mereka pada malam hari sehingga warga harus menyelamatkan diri. Kebanyakan dari pengungsi adalah wanita dan anak-anak. Pada siang hari, pengungsi kembali ke rumah masing-masing.

Badan PBB untuk Anak-Anak dan Pendidikan (UNICEF) kini tengah berupaya menolong para pengungsi agar bisa segera kembali menjalani kehidupan secara normal. Di antaranya dengan menyalurkan bantuan obat-obatan dan pendidikan.(SID/Uri)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini