Sukses

Irak Masih Membara

Situasi keamanan di Irak semakin tak menentu. Setelah Kota Baghdad dihajar dua serangan bom, pasukan koalisi pimpinan AS menggempur Kota Najaf dan Karbala. Di Karbala, sebanyak 23 gerilyawan tewas.

Liputan6.com, Baghdad: Tanah Irak, boleh jadi dianggap neraka bagi pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Situasi keamanan di sana semakin tak menentu atau masih membara. Pun perlawanan sporadis masih berlangsung di sejumlah kota di Negeri 1001 Malam. Di Baghdad, misalnya. Kamis (6/5) kemarin, dua bom mengguncang ibu kota Irak. Ledakan pertama mengetarkan jantung Kota Baghdad, tepatnya di luar tembok tebal yang melindungi markas besar pasukan koalisi di salah satu bekas Istana mantan Presiden Irak Saddam Hussein. Serangan yang diduga bom bunuh diri ini menewaskan seorang prajurit AS dan lima warga Irak, termasuk 23 korban cedera.

Dugaan itu diperkuat pernyataan Abu Musab al Zarqawi, tokoh asal Yordania yang diyakini terkait jaringan Al-Qaidah. Hanya berselang beberapa jam, sebuah bom mengguncang sebuah jalan di sentra bisnis di Baghdad. Ledakan ini mengakibatkan paling tidak lima orang tewas dan dua lainnya terluka [baca: Baghdad Diguncang Bom, Lima Orang Tewas].

Hari yang sama, krisis keamanan juga meningkat di Kota Najaf dan Karbala. Di dua kota suci kaum Syiah itu, tentara AS terlibat pertempuran seru dengan para pejuang Irak. Pasukan pendudukan AS berupaya memasuki dua kota yang terletak di wilayah tengah dan selatan Irak itu. Di Karbala, mereka berusaha menyerang satu hotel dan sebuah bekas markas Partai Ba`ath--partai pimpinan Saddam. Namun, aksi mereka mendapat perlawanan sengit dari milisi pendukung Imam Syiah Muqtada al Sadr yang menamakan diri Laskar Mahdi [baca: Genderang Perang Laskar Mahdi Telah Ditabuh]. Sekitar 26 anggota gerilyawan itu tewas dalam pertempuran tersebut. Sebaliknya di pihak AS, seorang prajurit terbunuh.

Di Kota Najaf, serdadu Negeri Adidaya melancarkan serangan dua arah. Mereka mencoba menguasai kantor pemerintah daerah setempat. Setelah mengambil alih kantor, pasukan AS menunjuk gubernur baru: Adnan al Zurufi. Dia menggantikan Haidar Mayali yang dikabarkan telah pergi ke Iran dan tak pernah kembali. Selain gedung pemda, kepolisian, dan pertahanan sipil di Kota Najaf juga menjadi sasaran penghancuran pasukan AS. Tentara Negeri Paman Sam memang datang dengan target menguasai basis perlawanan kaum Syiah [baca: Militer AS Mengancam Kelompok Al-Sadr]].(ANS/Nlg)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.