Sukses

Annan Mundur, Pemimpin Dunia Bereaksi

Kofi Annan mundur, beberapa pemimpin dunia pun mulai bereaksi. Mereka mulai menyampaikan pendapatnya atas kemunduran diri utusan khusus PBB untuk Suriah itu.

Liputan6.com, Wahington DC: Mendengar berita mengenai pengunduran diri utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Suriah Kofi Annan, beberapa pemimpin dunia pun mulai bereaksi. Pemimpin Rusia menyatakan penyesalannya atas kemunduran Annan, sementara Amerika Serikat dan kekuatan oposisi Suriah mengatakan kepergiannya menjadi sorotan terhadap kegagalan utama PBB.

Seperti diwartakan laman NHK Jumat (3/8) dari pernyataan Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney, hingga saat ini Presiden Bashar al Assad masih melakukan pembunuhan terhadap rakyatnya. Meskipun dirinya telah berjanji untuk mematuhi rencana Annan, agar tak lagi melakukan pembunuhan.

Selain itu, Carney mengatakan, pengunduran Annan telah menggarisbawahi kegagalan dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Rusia dan Cina, yang mendukung resolusi terhadap Assad. Para pejabat di Amerika juga mengatakan bahwa mereka tidak akan memberikan bantuan senjata kepada pihak oposisi Suriah. Bahkan, mereka akan membatasi bantuan senjata tak berbahaya seperti alat komunikasi.

Sementara, penyesalan yang mendalam atas pengunduran Annan datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Menurut Putin, Annan adalah sosok diplomat yang cemerlang. Putin juga tak menyampaikan secara langsung mengenai kritik Annan, atas perpecahan yang terjadi di DK PBB kepada negara-negara Barat terhadap Rusia dan Cina. Ia hanya berharap masyarakat internasional akan melanjutkan upaya untuk mengakhiri kekerasan.

Seorang anggota pasukan anti-pemerintah Suriah di Damaskus mengatakan kepada laman NHK, bahwa Annan tak punya pilihan selain mengundurkan diri atas kegagalannya menghentikan serangan pemerintah kepada warga Suriah. Ia mengatakan oposisi tak lagi mengharap apa pun dari Annan atau PBB.

Adapun menurut seorang pejabat senior Angkatan Darat oposisi Suriah, pengunduran diri Annan membuktikan bahwa upaya mediasi yang dilakukan telah gagal. Pejabat itu mengatakan Presiden Assad tidak mencari solusi politik, sehingga pihak oposisi tidak memiliki pilihan selain terus melanjutkan pertempuran tersebut. Pihak Amerika Serikat sendiri saat ini masih terus mendesak Presiden Assad untuk segera mundur.(TNT/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.