Sukses

Studi: Orangtua di Australia Lebih Khawatir soal Medsos daripada Alkohol atau Rokok

Direktur Eksekutif ReachOut, Jono Nicholas, mengatakan bahwa orangtua mengkhawatirkan penggunaan media sosial dan teknologi sehari-hari.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan para orangtua di Australia ternyata lebih mengkhawatirkan penggunaan media sosial dan teknologi pada anak-anak ketimbang narkoba, alkohol, atau merokok.

Layanan dukungan kesehatan mental remaja 'ReachOut' menyurvei orangtua dari anak berusia 12 sampai 18 tahun mengenai kekhawatiran mereka dan mendapati bahwa 45 persen dari mereka khawatir tentang penggunaan media sosial oleh anak-anak mereka.

Dikutip dari laman AustralianPlus Indonesia, Selasa (13/3/2018), kekhawatiran mengenai teknologi menyusul ketat sebesar 42 persen.

Sebagai perbandingan, 25 persen orangtua khawatir anak-anak mereka menggunakan narkoba, alkohol, atau merokok.

Direktur Eksekutif ReachOut, Jono Nicholas, mengatakan bahwa orangtua mengkhawatirkan penggunaan media sosial dan teknologi sehari-hari.

"Media sosial adalah bagian penting dari jaringan sosial mereka tapi dalam banyak kasus mereka tidak yakin apakah mereka aman saat menggunakan situs media sosial," kata Nicholas.

"Tidak seperti beberapa produk lain, yang saya kira dari sudut pandang orang tua, setidaknya Anda bisa mencoba dan menjauhkan mereka."

ReachOut menyurvei 890 orangtua pada Desember 2017, sebulan sebelum Amy Dolly Everett, seorang gadis berusia 14 tahun melakukan bunuh diri karena menjadi korban perundungan atau bullying di dunia maya dan menjadi agenda nasional.

Nicholas mengatakan bahwa orangtua khawatir tentang anonimitas di media sosial.

"Mereka benar-benar khawatir tentang sifat intimidasi yang mungkin terjadi di situs media sosial dan betapa mudahnya mengingat bahwa ini adalah produk yang kemungkinan akan digunakan remaja setiap hari," katanya.

"Bahwa kerugian dan terutama bahaya psikologis bisa sangat signifikan."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Seputar ReachOut

ReachOut ingin perusahaan teknologi berbuat lebih banyak untuk melindungi kaum muda.

"Platform tersebut adalah satu-satunya yang dapat memperbaiki beberapa kontrol keselamatan tersebut," kata Nicholas.

"Kami tentu saja meminta perusahaan media sosial untuk berbuat lebih banyak agar lingkungan lebih aman terutama untuk anak-anak dan remaja."

"Perusahaan-perusahaan ini memiliki beberapa pemikiran terpintar di dunia. Kami benar-benar ingin mereka juga terlibat mengatasi hal ini dan mengatakan 'inilah langkah selanjutnya'."

Nicholas membandingkan kemunculan media sosial dengan penemuan mobil karena keduanya membuka kemungkinan baru tapi membawa bahaya baru.

"Mereka membawa risiko yang sangat signifikan dan yang kami desak adalah membuat perangkat itu seaman yang kami bisa," katanya.

Perhatian orangtua terhadap anak mereka adalah pendidikan dan tekanan belajar.

"Apa yang ditunjukkan Anda adalah bahwa bagi banyak keluarga, ini adalah masalah sehari-hari, apa yang akan kita sebut sebagai masalah kesehatan mental yang biasa dibicarakan banyak orang tua dan yang paling membuat mereka stres," kata Nicholas.

Dia mengatakan bahwa sekolah dan sistem pendidikan telah membuat perubahan untuk mengurangi tekanan pada siswa tapi lebih banyak yang harus dilakukan.

ReachOut mengatakan bahwa penelitiannya terwakili secara nasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.