Sukses

Kerangka Manusia Ditemukan di Gua Bawah Laut Meksiko, Milik Suku Maya?

Arkeolog asal Meksiko menemukan kerangka manusia di sebuah gua bawah laut. Benarkah itu tulang belulang Suku Maya?

Liputan6.com, Meksiko - Arkeolog asal Meksiko menemukan kerangka manusia purba berusia 9.000 tahun dan tulang belulang hewan dari Zaman Es (Ice Age) akhir. Penemuan ini terjadi setelah mereka menjelajahi gua bawah laut terbesar di dunia di Meksiko.

Sekelompok penyelam baru-baru ini menghubungkan dua gua bawah laut di timur Meksiko untuk mengungkap peradaban Suku Maya kuno.

Dari penjelajahan tersebut, periset mengatakan bahwa mereka menemukan 248 cenotes (lubang-lubang yang terbentuk secara alami akibat runtuhnya batuan kapur yang kemudian mengekspos bagian bawah tanah) di dalam gua sepanjang 347 km (216 mil) yang dikenal dengan Sac Actun, di dekat resor Pantai Tulum.

Dari 200 situs arkeologi yang mereka temukan di sana, sekitar 140 di antaranya diklaim berasal dari Suku Maya.

Terlepas dari temuan kerangka manusia, mereka juga menemukan tulang belulang gajah dan beruang purba dari zaman Pleistosen, kata Kementerian Kebudayaan Meksiko.

"Saya pikir temuan ini luar biasa, tanpa diragukan lagi ini adalah situs arkeologi bawah laut terpenting di dunia," kata Guillermo de Anda, peneliti National Anthropology and History Institute (INAH), seperti dilansir The Telegraph, Jumat (23/2/2018).

Menurut INAH, permukaan air naik 100 meter di akhir Zaman Es, membanjiri sistem gua, kemudian menciptakan kondisi ideal untuk pelestarian sisa-sisa megafauna yang telah punah dari zaman Pleistosen. Sedangkan periode geologis Pleistosen dimulai 2,6 juta tahun lalu dan berakhir sekitar 11.700 tahun lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gua Bawah Air Terpanjang di Dunia

Dilansir Mirror.co.uk, penemuan itu merupakan hasil dari proyek penyelaman bernama Gran Acuifero Maya (GAM). Proyek ini didedikasikan untuk meneliti sekaligus melestarikan perairan bawah tanah di semenanjung Yucatan, Meksiko.

Selama hampir 14 bulan lamanya, rombongan penyelam mengeksplorasi sebuah labirin raksasa bawah laut yang berbentuk seperti kanal.

Ketika mencapai kawasan sekitar distrik resor Pantai Tulum, peneliti menemukan sebuah sistem gua yang dikenal dengan nama Sac Actun, yang berukuran 263 kilometer, tersambung dengan sistem Dos Ojos sepanjang 83 kilometer, demikian menurut keterangan GAM dalam sebuah pernyataan.

Karena hal itu, Sac Actun sekarang menyangga Dos Ojo.

Semenanjung Yucatan, lokasi penemuan terkait, telah lama dikenal sebagai salah satu ladang penemuan situs-situs kuno Suku Maya.

Di kawasan ini juga ditemukan sistem tata kota bangsa Maya yang dibangun dengan menyertakan jaringan luas saluran pembuangan. Jaringan ini terhubung dengan perairan bawah air atau cenotes.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.