Sukses

PBB: 10.000 Warga Sipil Tewas dan Terluka dalam Perang Afghanistan 2017

Angka tersebut terdiri dari 3.438 orang tewas dan 7.015 luka-luka. Menurut PBB, 27 persen kematian merupakan sebab dari serangan yang ditujukan kepada warga sipil.

Liputan6.com, Kabul - PBB mengungkap bahwa lebih dari 10 ribu warga sipil tewas dan terluka dalam perang Afghanistan sepanjang 2017.

Angka tersebut terdiri dari 3.438 orang tewas dan 7.015 luka-luka. Menurut PBB, 27 persen kematian merupakan sebab dari serangan yang ditujukan kepada warga sipil.

Laporan tahunan yang dirilis pada 15 Februari oleh misi PBB di Afghanistan (Unama) memperlihatkan bahwa angka tersebut turun 9 persen pada 2017, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Statistik dalam laporan ini menyediakan data yang kredibel tentang dampak perang, meski angka itu tak bisa menangkap kesengsaraan warga sipil," ujar Ketua Unama, Tadamichi Yamamoto, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (17/2/2018).

Komisioner tinggi PBB untuk hak asasi manusia (HAM), Zeid Ra'ad Al Huseein, meminta agar pelaku bertanggung jawab.

"Masyarakat Afghanistan, dari tahun ke tahun, terus hidup dengan rasa tidak aman dan takut, sementara mereka yang bertanggung jawab atas hilangnya nyawa dan menghancurkan kehidupan bisa lolos dari hukuman," ujar Al Hussein.

Unama melaporkan, meski jumlahnya turun, jumlah korban perempuan naik menjadi 5 persen -- 359 orang tewas dan 865 lainnya terluka. Sementara itu, korban anak-anak turun 10 persen, yakni 3.179 jiwa.

"Kita tak bisa tidur siang dan malam karena suara tembakan yang menakutkan," ujar seorang gadis berusia 11 tahun kepada Unama. Bocah Afghanistan itu sempat terluka oleh peluru saat terjadi pertempuran militer di Zabul pada September 2017.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudah Masuk Tahun Keempat

Meski ada penurunan angka, Direktur Hak Asasi Manusia Unama Danielle Bell mengatakan bahwa ini sudah masuk tahun ke empat di mana jumlah warga sipil yang terbunuh dan terluka mencapai 10.000 jiwa.

"Ini memang tahun yang sulit. Sementara kami melihat ada perbaikan di medan perang oleh pasukan Taliban dan pro pemerintah, masih perlu banyak yang dilakukan," ujar Bell.

Direktur International Rescue Committee Afghanistan, Vicki Aken, mengatakan bahwa jumlahnya "tak terkatakan".

"Konflik yang berlangsung selama hampir empat dekade menyebabkan pendidikan generasi penerus terganggu atau terlupakan," ujar Aken.

Serangan paling mematikan di Afghanistan sejak 2009 adalah pada 31 Mei 2009. Kala itu, ledakan sebuah bom truk menewaskan 92 orang dan melukai 491 lainnya.

Jika ditotal, lebih dari 28 ribu warga sipil tewas dan 52 ribu lainnya terluka di Afghanistan sejak 2009 akibat perang yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.