Sukses

Presiden Prancis Kunjungi China, Ada Agenda Apa?

Macron mengawali kunjungannya di Xi'an untuk menunjukkan dukungan pada proyek kolosal Jalan Sutera Baru, prakarsa ambisius itu.

Liputan6.com, Xian - Presiden Prancis Emmanuel Macron, Senin 8 Januari 2018, mengawali kunjungan resmi ke China. Ia melakukan lawatan pertama di kota Xi'an, titik awal Jalur Sutra kuno.

Pemilihan kota itu bukan tanpa alasan, Presiden Macron ingin menunjukkan dukungannya pada rencana presiden Xi Jinping yang menghidupkan kembali jalur perdagangan terkenal itu. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia pada Selasa (9/1/2018).

Berbicara di hadapan para tamu dari kalangan pebisnis, akademik, dan mahasiswa di Kota Xi'an, Presiden Prancis mengatakan Jalan Sutra, "tidak selalu hanya China".

Dia menambahkan, "sesuai artinya, jalan-jalan ini bisa digunakan bersama-sama."

Proyek One Belt and One Road diluncurkan pada 2013, bertujuan menghubungkan China melalui jalan raya, kereta api dan jalur laut, dengan Asia Tenggara, Pakistan, Asia Tengah dan lebih jauh ke Timur Tengah, Eropa dan Afrika.

Presiden Prancis mengawali kunjungannya di Xi'an untuk menunjukkan dukungan pada proyek kolosal Jalan Sutra Baru, prakarsa ambisius itu.

Macron berencana menjalin "kemitraan strategis" dengan China untuk beberapa isu, termasuk terorisme dan perubahan iklim, serta mengajak Xi untuk menerapkan Perjanjian Paris, setelah Amerika Serikat mundur dari kesepakatan tersebut.

Macron mengawali kunjungan di China dengan mengunjungi patung prajurit terakota bersama istrinya Brigitte.

Delapan ribu patung prajurit tanah liat, yang dibuat sekitar tahun 250 sebelum Masehi untuk makam kaisar pertama Qin Shihuang itu menjadi lambang kecanggihan seni dan militer kuno di negara yang memiliki peradaban berumur lebih dari lima ribu tahun.

Program infrastruktur bernilai US$ 1 triliun dolar di Tiongkok disebut sebagai proyek "Satu Sabuk Satu Jalan."

Setelah tiga hari kunjungan ke Xi'an, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan delegasinya yang terdiri dari 60 eksekutif bisnis dan institusi akan menuju Beijing.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini