Sukses

Lewat Pesan Natal, Paus Fransiskus Serukan Perdamaian Yerusalem

Dalam pidato pesan Natal, Paus Fransiskus menyerukan perdamaian bagi Yerusalem dan dilangsungkannya dialog antara Israel dan Palestina.

Liputan6.com, Kota Vatikan - Paus Fransiskus menyerukan perdamaian bagi Yerusalem dan dilangsungkannya dialog antara Israel dan Palestina.

Dalam pidato Urbi et Orbi yang disampaikan di St Peter's Square itu, Paus Fransiskus juga mendesak sebuah solusi berdasarkan negosiasi yang memungkinkan adanya perdamaian bagi Israel dan Palestina.

"Dalam perayaan ini, marilah kita meminta Tuhan perdamaian di Yerusalem dan seluruh Tanah Suci," ujar Paus Fransiskus pada 25 Desember 2017, seperti dikutip dari BBC, Selasa (26/12/2017).

"Mari kita berdoa agar keinginan untuk melanjutkan dialog dapat hadir di antara kedua belah pihak dan bahwa solusi yang dinegosiasikan akhirnya bisa tercapai, yang memungkinkan adanya perdamaian dua negara dalam batas-batas yang disepakati dan diakui secara internasional," ucap dia.

Ketegangan yang terjadi soal Al Quds Al Sharif terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa ia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Langkah kontroversial itu pun mendapat kutukan keras dari dunia internasional.

Dalam sidang darurat yang digelar Majelis Umum PBB pada pekan lalu, sebanyak 128 negara menolak keputusan Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dari total 193 negara anggota PBB.

Paus Fransiskus juga menyinggung isu-isu internasional lain, mulai dari krisis migrasi, konflik di Suriah dan Irak, krisis Venezuela, hingga Korea Utara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Paus Fransiskus Serukan Umat Tak Abaikan Migran

Paus Fransiskus mendesak umat Katolik Roma untuk tak mengabaikan penderitaan jutaan migran yang terpaksa melarikan diri dari tanah mereka. Hal itu disampaikannya dalam Misa Malam Natal di Vatikan.

Banyak migran, kata Paus Fransikus, dipaksa melarikan diri dari pemimpin yang mati rasa dengan tumpahnya darah orang-orang yang tak berdosa.

Dikutip dari BBC, jumlah pengungsi di seluruh dunia melebihi 22 juta, dengan arus masuk terakhir adalah warga Rohingya yang melarikan diri di Myanmar.

Paus Fransiskus pun menceritakan kisah perjalanan Maria dan Yusuf dari Nazaret ke Bethlehem. Namun, mereka tak menemukan tempat tinggal.

"Begitu banyak jejak lain yang tersembunyi dalam jejak Yusuf dan Maria," ujar Paus Argentina berusia 81 tahun itu kepada para jemaah di Basilika St Peter's.

"Kita melihat jejak jutaan orang yang tidak sengaja memilih pergi, tapi diusir dari tanah air mereka, meninggalkan apa yang mereka sayangi," ujar cucu dari seorang imigran Italia itu.

Paus Fransiskus itu juga menekankan bahwa agama mereka menuntut agar para imigran disambut di mana pun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.