Sukses

Donald Trump Akan Mengganti Menlu AS dengan Direktur CIA?

Presiden Trump diisukan tengah mempertimbangkan untuk mengganti Menlu AS dengan Direktur CIA.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump diisukan tengah mempertimbangkan untuk mencopot Rex Tillerson dari jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri, guna diganti dengan Direktur Badan Intelijen AS (CIA) Mike Pompeo. Seorang pejabat senior AS melaporkan pada Kamis 30 November 2017.

Sedangkan, kursi Direktur CIA yang nantinya kosong kemungkinan akan diisi oleh Senator Tom Cotton dari Partai Republik mewakili Negara Bagian Arkansas.

Rencana itu, jika benar adanya, menandai sebuah perubahan besar dalam kabinet Presiden Trump yang belum genap setahun.

Tak sekadar individu, pergantian jabatan itu juga diprediksi akan mengubah proyeksi kebijakan luar negeri Trump untuk ke depan, mulai dari isu Iran hingga Korea Utara. Demikian seperti dikutip dari Time, Minggu (3/12/2017).

Ketika ditanya mengenai isu tersebut, Presiden Donald Trump justru memberikan jawaban ambigu tentang kabar itu.

"Rex (Tillerson) di sini. Ia di sini," kata Trump di hadapan pers, usai menerima kunjungan Putra Mahkota Bahrain pada Kamis 30 November 2017.

'Di sini' yang ia maksud adalah Oval Office Gedung Putih, tempat ia dan Tillerson menjamu sang putra mahkota.

Sementara itu, rekan terdekat Tillerson, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis justru tak begitu menghiraukan isu tersebut.

"Tak ada apa pun tentang itu," kata Menhan Mattis.

Akan tetapi, Juru Bicara Kepresidenan Sarah Huckabee Sanders tak menepis adanya isu tersebut -- meski ia juga tak meng-iya-kan informasi pemecatan Tillerson.

Sanders mengatakan, "Presiden dan Tillerson tengah berencana untuk bekerja sama guna menutup tahun luar biasa ini".

Ketika ditanya terkait dugaan hilangnya rasa percaya Trump terhadap sang Menlu AS, Sanders memaparkan, "Jika presiden kehilangan kepercayaan pada seseorang, maka yang bersangkutan tak akan lagi bekerja bersamanya (Trump)".

Dimuat Time, seorang eks-pejabat tinggi Menlu AS menduga bahwa friksi antara Trump - Tillerson diduga kuat disebabkan oleh perbedaan cara pandang keduanya dalam memproyeksikan kebijakan luar negeri Negeri Paman Sam.

Misalnya, ketika Tillerson menggaungkan upaya diplomasi sebagai opsi utama AS untuk meredakan tensi di Semenanjung Korea, Trump justru menyebut cara itu sebagai langkah yang membuang-buang waktu.

Juni lalu, saat Tillerson mengimbau agar Arab Saudi Cs mengendurkan blokade dan isolasi terhadap Qatar, Trump justru mendesak hal yang sebaliknya.

Perbedaan pandangan keduanya juga terjadi pada isu Kesepakatan Iklim Paris dan Perjanjian Kepatuhan Nuklir Iran, di mana Tillerson terus mendorong agar AS berkomitmen pada dua traktat tersebut, sedangkan Donald Trump mendesak hal yang sebaliknya.

Dalam sejarah kabinet AS, (rencana) pemecatan seorang Menlu dan perombakan menteri yang terjadi dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, adalah sebuah hal yang sangat langka terjadi dalam dunia perpolitikan Gedung Putih.

Karena, menurut 'adat-istiadat' politik Gedung Putih, terlalu dini, banyak atau sering menggonta-ganti menteri akan memicu pergolakan di dalam internal kabinet sang presiden itu sendiri.

Hingga saat ini, Tillerson belum memberikan komentar apapun terkait isu tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pompeo dan Cotton, Sepemahaman dengan Trump?

Mike Pompeo, Direktur CIA pada era Presiden Donald Trump (Associated Press)

Direktur CIA Mike Pompeo dinilai sebagai salah satu pejabat yang dekat dengan Preisden AS Donald Trump.

Hubungan keduanya begitu harmonis, sehingga Pompeo kerap digadang-gadang sebagai 'direktur CIA yang paling dekat dengan presiden AS yang tengah menjabat'.

Pompeo rutin hadir di Gedung Putih untuk memberikan taklimat intelijen harian kepada Trump. Padahal, oleh Direktur CIA yang lalu-lalu dalam administrasi kepresidenan sebelumnya, tugas semacam itu selalu didelegasikan kepada para pejabat eselon agensi.

Pompeo -- seperti Trump -- juga dinilai memiliki cara pandang yang 'keras' atas sejumlah isu luar negeri. Salah satunya terkait Iran dan sikap agresif yang harus diambil AS terhadap Korea Utara.

Sedangkan Senator Tom Cotton dari Partai Republik mewakili Negara Bagian Arkansas merupakan salah satu pendukung setia kebijakan luar negeri Presiden Donald Trump dalam isu serupa.

Baik Pompeo dan Cotton belum memberikan komentar langsung terkait isu tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.