Sukses

Pembelot Korut yang Perutnya Penuh Cacing 'Ngidam' Makan Cokelat

Pembelot Korut yang terluka dan perutnya berisi cacing parasit kondisinya makin membaik. Ia kini ingin makan kue cokelat dan belajar hukum.

Liputan6.com, Seoul - Masih segar dalam ingatan ketika seorang tentara pembelot Korea Utara melarikan diri di bawah hujan peluru rekan-rekannya. Ia berhasil diselamatkan oleh petugas penjaga perbatasan Korea Selatan.

Kondisinya kritis saat diselamatkan. Namun, yang paling mengagetkan adalah, saat diperiksa, perut tentara pembelot Korea Utara itu ternyata penuh dengan cacing parasit.

Kini, sang pembelot berangsung-angsur pulih. Menurut media-media lokal yang dikutip dari Newsweek pada Minggu (3/2/2017), dia kini 'ngidam' atau ingin sekali makan cokelat. Selain itu, ia bertekad akan sekolah hukum.

Adalah televisi Channel-A yang menyebut pertama kalinya nama lengkap si pembelot Korea Utara itu. Ia adalah Oh Cheong-seong dan diidentifikasi sebagai anak lelaki pejabat tinggi militer Korut.

Sebelumnya, media-media Korea Selatan hanya menyebut pria yang diketahui berusia 24 tahun itu dengan nama keluarganya, 'Oh'. Belakangan, rilis terbaru telah mengungkap nama lengkap dan usia sebenarnya pria itu (25 tahun).

"Ia adalah anak dari seorang pejabat polisi militer Korea Utara dengan pangkat setara dengan seorang letnan kolonel di Korea Selatan," kata seorang anggota parlemen Korea Selatan, yang dikutip oleh The Korea Herald.

Kini, usai peristiwa pembelotan itu, masih belum jelas apakah ayah Oh Cheong-seong masih bertugas di posisi itu.

Oh membelot ke Korea Selatan pada tanggal 13 November, melintasi garis demarkasi Joint Security Area (JSA) yang dijaga ketat, satu-satunya bagian dari zona perbatasan demiliterisasi 257 km (DMZ) di mana tentara dari kedua negara saling berhadapan. Rekaman CCTV menunjukkan bahwa dia dikejar oleh rekan-rekannya, yang menembaknya beberapa kali, menyebabkan dia menderita luka yang mengancam jiwa.

Berkat usaha petugas medis AS dan dokter Korea Selatan, Oh selamat dan pulih kesadarannya.

Dr. Lee Cook-jong, salah satu ahli bedah trauma terkemuka di Korea Selatan, mengoperasi Oh dan menggambarkan mantan tentara tersebut sebagai "pria yang cukup baik" yang doyan menonton film K-pop, Amerika dan serial TV. Menurut laporan The Herald Korea, Oh mengatakan kepada Lee bahwa dia tertarik untuk belajar hukum.

Dokter Korea Selatan mendiagnosis Oh dengan infeksi parasit di perutnya dan hepatitis B selama ia berada di Korea Utara.

Seorang pejabat rumah sakit mengatakan kepada Dong-A, kelompok media yang memiliki jaringan Channel-A, pembelot tidak menyadari kondisinya, dengan mengatakan bahwa dia tidak tahu apa itu virus hepatitis B.

Si pembelot Korea Utara itu kini sudah cukup pulih untuk dipindahkan dari unit perawatan intensif Rumah Sakit Ajou University ke bangsal umum minggu lalu dan mulai makan makanan cair.

Lee mengatakan kepada sebuah acara radio lokal pada hari Jumat bahwa pembelot sudah cukup sehat untuk makan bubur, tapi dia meminta makanan padat lagi. "Saya ingin makan Choco Pie," kata tentara tersebut kepada tim medis, seperti dilansir The Dong-A Ilbo.

Choco Pie adalah camilan padat marshmallow buatan Korea Selatan yang menjadi populer di Korea Utara setelah para pekerja saling berbagi panganan itu di Kaesong, sebuah kawasan industri yang dikelola bersama antara kedua negara. Namun, Korea Selatan menghentikan operasi Kaesong di awal 2016 sebagai protes atas peluncuran rudal Pyongyang.

Rezim Korea Utara melihat popularitas makanan ringan Korea Selatan sebagai ancaman. Pyongyang memerintahkan tindakan keras terhadap impor produk Korea Selatan, menggantikan Choco Pies dengan tiruan yang diproduksi secara lokal, menurut sebuah laporan yang diterbitkan di The Guardian pada tahun 2014. Sayangnya, gagal untuk mencocokkan rasa asli buatan Korsel.

Untuk melawan tindakan keras tersebut, para aktivis di Korea Selatan mulai mengirim Choco Pies melintasi perbatasan dengan balon, seperti yang dilaporkan BBC.

Permintaan Oh mengingatkan para dokter film Korea Selatan berjudul JSA, yang diluncurkan pada tahun 2000, di mana tentara Korea Utara melahap camilan Korea Selatan, kata laporan Dong-A.

Pengetahuan pembelot Korea Utara tentang politik Korea Selatan tidak sesuai dengan kesadarannya akan kudapan negara.

Dalam wawancara dengan program radio yang dikutip di surat kabar Chosun Ilbo, Lee mengatakan bahwa Oh bertanya tentang sistem pemilihan negara tersebut dan tidak menyadari bahwa Presiden Korea Selatan sekarang Moon Jae-in dan bukan Park Geun-hye, yang dipecat awal tahun ini setelah skandal korupsi besar-besaran.

Saksikan juga video detik-detik Oh kabur ke Korea Selatan:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentara Membelot, 2 Petinggi Militer Korea Utara Dicopot

Keberhasilan Oh Cheong-seong untuk membelot ke Korea Selatan membuat Pyongyang merombak habis-habisan jajaran petinggi militer di Korea Utara. 

Jong Kyong-thaek, seorang anggota Komite Pusat Partai Buruh Korea Utara mendapat promosi. Sementara, Kim Won-hong, seorang perwira tertinggi di militer Korea Utara, dilaporkan telah dihapus dari jabatannya sebagai Wakil Kepala Biro Politik Umum pada awal tahun ini. Inilah yang mendorong Kim Jong-un, selaku pemimpin negara tersebut, menunjuk Jong Kyong-thaek.

Sementara, Kim Won-hong, seorang perwira tertinggi di militer Korea Utara, dilaporkan telah dihapus dari jabatannya sebagai Wakil Kepala Biro Politik Umum pada awal tahun ini. Inilah yang mendorong Kim Jong-un, selaku pemimpin negara tersebut, menunjuk Jong Kyong-thaek.

Perombakan ini dipandang sebagai bagian dari rencana Kim Jong-un untuk menghalangi "pembantunya" membangun terlalu banyak kekuasaan dan wewenang di rezim yang totaliter.

Seperti dikutip dari express.co.uk pada Senin 27 November lalu, selain Kim Wong-hong, diyakini Hwang Pyong-so, Direktur Biro Umum Politik Tentara Rakyat Korea Utara dihapus dari jabatannya sebagai hukuman atas tindakan tak pantas.

Langkah pembersihan ini kabarnya dipimpin oleh Chow Ryong-hae. Ia merupakan Wakil Ketua Komite Pusat Partai.

Pada Oktober lalu, Institute for National Security Strategy yang berafiliasi dengan Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) telah meramalkan bahwa pemimpin tertinggi Korea Utara akan menunjuk seorang pemimpin militer baru.

NIS kemudian mengonfirmasi bahwa Korea Utara sedang melakukan inspeksi terhadap Biro Politik Umum. Kabar ini muncul sepekan setelah Korea Utara menanggung malu saat rekaman penjaga perbatasan Korea Utara yang membelot menyebar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.