Sukses

Badai Matahari Tanda Nibiru Penyebab Kiamat Mendekati Bumi?

Pencetus teori konspirasi menyebut bahwa badai Matahari merupakan tanda bahwa Planet Nibiru penyebab kiamat telah mendekati Bumi.

Liputan6.com, New York - Space Weather Prediction Center Amerika Serikat mengatakan bahwa badai Matahari sedang menuju ke Bumi.

Badai tersebut disebabkan oleh plasma panas yang dimuntahkan dari Matahari dan meninggalkan lubang raksasa di korona, atmosfer bagian atas Matahari.

Badai Matahari disebabkan saat garis medan magnet Matahari terbuka. Hal tersebut memungkinkan plasma panas tumpah ke ruang angkasa dan mengirimkan ledakan angin Matahari yang intens.

Begitu mencapai Bumi, partikel bermuatan akan mengalir deras di sepanjang garis medan magnet menuju kutub.

Dikutip dari International Business Times, Sabtu (11/11/2017), partikel tersebut pun meremajakan molekul udara, memicu munculnya aurora. Namun, saat intensitas badai meningkat, peralatan listrik, satelit, dan peralatan radio dapat terpengaruh oleh muatan partikel badai tersebut.

Meski peristiwa tersebut merupakan fenomena alamiah, sejumlah pencetus teori konspirasi mengklaim bahwa badai Matahari yang terjadi baru-baru ini merupakan salah satu tanda dari hadirnya Nibiru.

Mereka yang meyakini adanya Nibiru mengklaim, planet tersebut berada di dalam sistem surya mini yang berada di tepi tata surya.

Mereka percaya bahwa sistem tersebut akan bergerak ke dalam sistem tata surya. Saat Nibiru atau Planet X melintasi Bumi, hal itu diyakini akan menjadi akhir kehidupan.

Planet X disebut-sebut akan mendekati Bumi antara tanggal 19 dan 20 November 2017. Mereka pun sangat percaya bahwa badai Matahari tersebut menjadi pertanda bahwa Nibiru telah mengorbit dekat dengan planet kita.

Hal tersebut disebutkan oleh pencetus teori konspirasi Nibiru, David Meade, dalam situsnya.

"Bagaimana jika suar surya (sunflare) X-60 melompat dari Matahari saat Planet X mendekat? Semburan massa koronal (CME) mengarah langsung ke Bumi. Apa yang akan terjadi? Seberapa banyak peringatan yang kita miliki?"

Dia juga memperingatkan bahwa badai Matahari yang kuat bisa menjadi sinyal mendekatnya Nibiru.

"Sinar X bergerak dengan kecepatan cahaya dan akan mencapai permukaan bumi dalam delapan menit," tulis dia.

Namun, NASA mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara Nibiru dan badai matahari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantahan NASA Soal Nibiru

David Meade juga sempat membuat sebagian penduduk Bumi ketar-ketir akibat ramalan kiamat 23 September 2017 yang ia gembar-gemborkan. Namun, ramalan itu terbukti gagal total.

Meski demikian, Meade bersikeras, tanggal itu hanyalah permulaan kehancuran Bumi. Ia mengatakan, 15 Oktober adalah awal kehancuran Bumi yang berlangsung selama tujuh tahun berturut-turut, mulai dari tsunami, banyak gempa dan badai.

Meade percaya bahwa seluruh peristiwa alam itu dipicu oleh Planet Nibiru yang misterius. Planet itu konon akan melewati Bumi dan memicu sejumlah bencana alam, termasuk erupsi gunung berapi.

Namun, NASA tak tinggal diam. Badan Antariksa Amerika Serikat itu mementahkan ramalan Meade.

"Tak ada bukti sahih tentang keberadaan Nibiru. Tak ada foto, tak ada jejak, tak ada penglihatan astronomi," kata Morrison dalam video yang diunggah NASA, seperti dikutip dari Express.co.uk.

Menurut peneliti senior di Solar System Exploration Research Virtual Institute (SSERVI) NASA itu, jika memang ada planet menghampiri tata surya dalam dan mendekati Bumi, tentunya planet itu sudah berada di orbit Mars.

"Tentunya akan tampak cemerlang, dan kita di Bumi bisa melihat dengan mata telanjang," lanjut Morrison.

"Yang gilanya lagi, orang-orang itu katanya telah melihatnya, tapi tidak pernah memberi tahu kami untuk bisa kami verifikasi," ujar doktor lulusan Harvard University itu.

Morrison juga mengatakan, Nibiru adalah planet dengan massa yang besar, jelas akan mengganggu orbit Mars dan Bumi.

"Kami akan melihat perubahan pada orbit tersebut karena benda nakal ini masuk ke tata surya bagian dalam. Tapi, tidak ada perubahan apa pun," lanjutnya.

"Ketiga, jika objek ini datang melalui tata surya di masa lalu, gravitasinya akan mengacaukan orbit planet-planet dalam - Bumi, Venus, Mars, mungkin akan menghancurkan Bulan sepenuhnya," jelas Morrison.

Morisson menegaskan, hingga saat ini sistem tata surya dalam masih baik-baik saja, dan Bulan masih berputar mengelilingi Bumi.

"Dengan hidup kita yang stabil ini membuktikan tak ada planet lain datang ...setidaknya dalam satu juta tahun mendatang," tegas Morrison.

"Jadi, tolonglah hentikan omong kosong ini. Nibiru tidak nyata, Planet X tidak ada. Kita tak perlu khawatir soal hoax ini," tutup Morrison.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.