Sukses

Survei: Perlu Waktu 10 Tahun untuk Penyatuan Dua Korea

Penyatuan memberikan kesempatan bagi warga Korea untuk memadukan modal dan teknologi Korea Selatan dengan kekayaan alam Korea Utara.

Liputan6.com, Seoul - Menurut survei pada Selasa lalu, ada 7 di antara 10 pakar keamanan Korea Selatan berpendapat bahwa kemungkinan penyatuan dengan Korea Utara mungkin memerlukan waktu lebih dari satu dekade.

Survei yang dimaksud dilakukan terhadap 98 pakar keamanan dan hubungan internasional dan hasilnya diterbitkan oleh Hyundai Research Institute. Temuannya, sekitar 72,4 persen responden mengatakan, penyatuan (unification) Korea Selatan dan Korea Utara mungkin memerlukan waktu lebih dari 11 tahun.

Dikutip dari UPI pada Jumat (10/11/2017), sekitar 20,4 persen responden menduga penyatuan mungkin memerlukan 6 hingga 10 tahun, sedangkan 4,1 persen berpendapat bahwa dua Korea bisa menjadi satu hanya dalam 5 tahun ke depan.

Ketika ditanya tentang bentuk jenis penyatuan yang paling disukai, sekitar 37,8 persen menginginkan satu negara dengan dua sistem, sedangkan 35,7 persen menyukai penyatuan sepenuhnya.

Survei juga mengungkapkan, 25,5 responden menginginkan sistem yang memperbolehkan warga Korea Selatan dan Korea Utara untuk bisa saling berkunjung secara bebas.

Sekitara 41,8 persen responden mengatakan, mereka tidak berkeberatan membayar lebih dari US$ 98 per tahun untuk menanggung biaya-biaya terkait penyatuan. Dulunya, mereka yang rela berada pada angka 57,7 persen.

Sekitar 8,2 persen responden mengungkapkan tidak mau membayar apa pun demi penyatuan.

Untuk diingat, mantan Presiden Lee Myung-bak yang berhaluan konservatif melontarkan gagasan penggunaan uang para pembayar pajak untuk menalangi biaya penyatuan.

Menurut pandangan Korea Selatan, penyatuan memberikan kesempatan bagi warga Korea untuk memadukan modal dan teknologi Korea Selatan dengan kekayaan alam Korea Utara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peran Amerika Serikat dan China

Wilayah demiliterisasi (DMZ) di perbatasan dua Korea sebagaimana dilihat dari Korea Utara. (Sumber Wikimedia Commons)

Survei teranyar tersebut juga mengungkapkan 50 persen responden berpendapat Amerika Serikat bisa memberikan bantuan terbesar untuk penyatuan.

Sekitar 33,7 persen responden berpendapat China juga bisa membantu dalam penyatuan, tapi pada saat yang sama, sekitar 51 persen memandang negeri Tirai Bambu itu bisa menjadi penghalang terbesar bagi proses tersebut.

Di lain pihak, pihak Korea Utara telah lama mencurigai Seoul ingin menelan Pyongyang. Korea Utara sendiri tidak pernah surut dari tujuannya mengkomuniskan Korea Selatan.

Secara teknis, dua Korea masih dalam keadaan perang setelah Perang Korea 1950-53 yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Negara yang terletak di Asi Timur. Negara ini dikenal dengan pemerintahannya yang otoriter
    Negara yang terletak di Asi Timur. Negara ini dikenal dengan pemerintahannya yang otoriter

    Korea Utara

  • Negara yang berbatasan langsung dengan Korea Utara, dan memiliki ibukota bernama Seoul
    Negara yang berbatasan langsung dengan Korea Utara, dan memiliki ibukota bernama Seoul

    Korea Selatan

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China