Sukses

Rusia Sukses Uji Coba Satan 2, Rudal Penyapu Satu Negara

Rusia melakukan uji coba peluncuran Satan 2 dalam sebuah latihan militer yang digelar pada 26 Oktober 2017 malam.

Liputan6.com, Moskow - Rusia meluncurkan uji coba misil Satan 2 dengan sukses. Menurut Kementerian Pertahanan Negeri Beruang Merah itu, aktivitas tersebut dilakukan pada Kamis, 26 Oktober 2017.

Misil yang juga dikenal dengan nama RS-28 Sarmat, diluncurkan dari Plestek Cosmodrome. Rudal itu mengudara sejauh 5.793 kilometer sebelum mengenai target di area uji coba Kura.

Dikutip dari Daily Mail, Jumat (27/10/2017), tiga kapal selam yang mampu membawa hulu ledak juga sukses melakukan uji coba rudal balistik. Sementara itu, tiga target di darat berhasil disasar dengan rudal jelajah.

Militer Rusia mengatakan, dua misil kapal selam diluncurkan di Laut Okhotsk, utara Jepang, yang dekat dengan Korea Utara. Sementara itu, misil ketiga diluncurkan dari Laut Barents, Samudra Arktik.

Selain itu, pesawat pengebom strategis Tu-160, Tu-95MC, dan Tu-22M3 juga lepas landas dari beberapa pangkalan udara Rusia dan meluncurkan rudal jelajah.

Rudal tersebut berhasil mengenai target darat di Kamchatka di Rusia timur, Republik Komi di utara, dan di medan militer Rusia di Kazakhstan.

"Pasukan militer Rusia telah melakukan latihan untuk mengelola kekuatan nuklir strategisnya," ujar Kemenhan Rusia dalam sebuah pernyataan.

"Seluruh tujuan latihan berhasil diselesaikan," imbuh pernyataan tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sekilas Tentang Satan 2

Menurut militer Rusia, rudal balistik Sarmat dapat mengalahkan segala macam alat pertahanan dan meluluhlantakkan sebuah negara.

Satan 2 diperkirakan telah bisa digunakan pada 2019-2020. Rudal tersebut mampu mengirimkan hulu ledak 40 megaton -- 2.000 kali lebih kuat dibanding bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.

Pada awal September 2017, Rusia juga telah melakukan uji coba dua rudal nuklir dari Plestek Cosmodrome yang diberi nama Topol.

NATO pun menantang Rusia mengenai ketidaksesuaian mengenai jumlah tentara yang terlibat dalam latihan dan jumlah yang diumumkan secara resmi oleh Moskow.

"Ada perbedaan antara apa yang diucapkan Rusia sebelum latihan dan jumlah sesungguhnya dan cakupan latihan," ujar Kepala NATO, Jens Stoltenberg, kepada awak media setelah dilakukannya pertemuan Dewan gabungan NATO-Rusia (NRC).

Moskow mengklaim bahwa ribuan tentara terlibat dalam latihan tersebut. Namun, NATO mengatakan bahwa latihan itu melibatkan 10.000 orang.

 

Berikut rekaman latihan militer yang diunggah oleh Kementerian Pertahanan Rusia di situs berbagi video:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.