Sukses

Deplu Australia: Surat dari Korut Kami Ketahui lewat Media

Surat itu berisi imbauan Korea Utara agar Australia menjauhi Amerika Serikat.

Liputan6.com, Canberra - Pekan lalu, pemerintah Korea Utara mengirim sebuah surat terbuka yang mengimbau agar seluruh negara di dunia menjaga jarak dengan Amerika Serikat. Salah satu negara yang dikirimi surat adalah Australia.

Surat yang ditulis oleh Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Korut itu mendapat respons dari pemerintah Australia yang menerima korespondensi itu pada 3 Oktober 2017. Kala itu, kantor Menteri Luar Negeri Julie Bishop pun mengungkap surat tersebut kepada Parlemen Australia.

Mengutip The Australian pada Kamis (26/10/2017), belakangan diketahui Menlu Bishop memberikan surat kepada perlemen tanpa sepengetahuan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

Asisten Sekretaris Department of Foreign Affairs and Trade Australia (DFAT), Graham Fletcher mengatakan, departemennya mengetahui surat --yang memperingatkan tentang Donald Trump dan pendukungnya-- justru setelah dirilis oleh sejumlah media Australia. 

"Begitu kami menemukan surat itu, kami mengambil langkah untuk mengetahui dari mana asalnya dan bagaimana. Kami berbicara kepada kedutaan kami di Jakarta dan juga kantor Kementerian Luar Negeri (Australia)," kata  Graham Fletcher yang juga Ketua Divisi Asia Utara Kemlu Australia saat diperiksa parlemen terkait munculnya surat tersebut.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop beserta jajarannya yang menerima surat itu pada 3 Oktober lalu, mengaku terkejut dengan adanya korespondensi dari Korut yang datang secara mendadak.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull merespons surat tersebut dan menganggapnya sebagai sebuah "omelan dan komplain Korut tentang Donald Trump".

Di samping itu, PM Turnbull juga mengatakan, "Fakta bahwa Korea Utara adalah negara yang selalu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Adalah Korea Utara yang mengancam untuk menembakkan misil ke Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat."

Surat Korut untuk Australia via Jakarta?

Seperti dikutip dari ABC.net.au, Kedutaan Besar Korea Utara di Indonesia merupakan pihak yang mengirim surat terbuka tersebut kepada pemerintah Australia. Selain itu, pengiriman surat tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

Ditanya oleh anggota parlemen dari Partai Buruh, Penny Wong, Fletcher juga mengaku, ia tidak mengetahui mengapa Kedutaan Australia di RI tak menyadari bahwa Kedutaan Korut di Indonesia telah mengirim surat tersebut ke Canberra.

"Saya tidak tahu. Normalnya, hal itu akan diinformasikan. Saya rasa juga akan ada pengawasannya," tambahnya.

Pekan lalu, Menlu Bishop mengakui eksistensi surat terbuka Korut. Meski nota hitam di atas putih itu bernada intimidatif, sang menlu Negeri Kanguru justru menggambarkan korespondensi itu sebagai 'perkembangan yang positif'.

"Saya melihatnya sebagai bukti bahwa strategi kolektif untuk memaksakan tekanan diplomatik dan ekonomi maksimum lewat sanksi terhadap Korea Utara sedang berjalan," kata Bishop.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kedutaan Korut di RI Melampirkan Surat Terbuka untuk Australia

Surat terbuka yang ditulis oleh Foreign Affairs Committee of the DPRK Supreme People Assembly (Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Korut) itu dilampirkan dalam sebuah nota diplomatik yang ditulis oleh Kedutaan Korea Utara di Jakarta. Nota diplomatik itu berisi;

"Kedutaan Democratic People's Republic of Korea (Korea Utara) di Republik Indonesia sangat memuji Pemerintah Australia. Kami diberikan kehormatan dari Foreign Affairs Committee of the DPRK Supreme People Assembly untuk mengirim sebuah surat terbuka ke parlemen beberapa negara."

"Melalui surat ini, Kedutaan DPRK mendapat kehormatan untuk melampirkan surat tersebut."

"Kedutaan DPRK di Republik Indonesia melihat hal ini sebagai kesempatan untuk memperbaharui hubungan dengan Pemerintah Australia."

Korut Imbau Australia Jauhi AS

Pemerintah Australia mengatakan, pihaknya telah menerima sebuah surat dari Korea Utara. Isinya berupa desakan Canberra untuk menjauhkan diri dari Pemerintahan Amerika Serikat.

Di dalam surat tersebut, Korea Utara juga mengecam peringatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyebut bahwa negaranya akan menghancurkan Korut jika dipaksa untuk membela diri.

Perdana Menteri Australia, Macolm Turnbull mengatakan bahwa surat itu juga dikirim ke sejumlah negara lain.

"Mereka mengirim (surat) ke banyak negara lain, seperti surat edaran," ujar Turnbull kepada stasiun radio lokal 3AW.

Dalam surat tersebut, Korut mendesak pemerintah negara lain untuk berpaling dari langkah jahat dan sembrono Pemerintahan Donald Trump. Negara pimpinan Kim Jong-un itu juga mengulangi bahwa AS dapat bertanggung jawab atas bencana nuklir yang mengerikan.

Merespons hal tersebut, Turnbull mengatakan bahwa Korea Utara bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan karena telah mengancam akan menembakkan misil nuklir ke Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Turnbull menambahkan, langkah itu menunjukkan bahwa tekanan diplomatik berpengaruh terhadap Korea Utara, meskipun surat itu pada dasarnya merupakan 'kata-kata kasar' yang konsisten dengan retorika negara itu sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.