Sukses

Waspada, 5 Sayuran Ini Ternyata Bisa 'Membunuh' Anda

Sayuran dikenal sebagai bahan makanan yang sehat, tapi ternyata beberapa di antaranya bisa menimbulkan kematian. Kok bisa?

Liputan6.com, New York - Makanan adalah sumber energi terbesar bagi tubuh manusia. Tanpa mengonsumsinya, manusia akan kurang maksimal dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Misalnya, dalam suatu kondisi Anda lupa sarapan atau makan siang. Bisa jadi tubuh menjadi lemas dan lesu karena tak berenergi.

Proses pencernaan dalam tubuhlah yang menentukan pasokan energi tersebut. Selain memerlukan karbohidrat, pasokan serat yang biasanya berasal dari sayuran juga harus terpenuhi untuk melengkapi asupan untuk memperoleh tenaga yang maksimal.

Sejatinya proses pencernaan bermula dari makanan yang masuk ke dalam mulut. Lalu dikunyah dan menjadi potongan-potongan kecil yang akan membuat pencernaan lebih efisien.

Setelah dikunyah, makanan akan turun ke perut melalui kerongkongan dan dinding perut secara otomatis membesar untuk menampung pasokan makanan yang masuk.

Proses selanjutnya menuju usus kecil dan terjadilah penyerapan ke aliran darah.

Kendati demikian, tak semua jenis makanan yang dikonsumsi dianggap sehat. Pun demikian kala menyantap sayuran.

Ternyata ada beberapa jenis sayuran yang semula dianggap aman bagi tubuh, ternyata memiliki efek mematikan. Apa saja?

Berikut ini 5 sayuran yang dapat mengancam kesehatan Anda, seperti dikutip dari laman Listverse, Selasa (24/10/2017):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Cabai Merah

Seorang koki asal Inggris bernama Andrew Lee menjadi korban akibat ulahnya sendiri. Pada tahun 2008, Lee menantang adik pacarnya untuk memakan saus cabai merah.

Lee kemudian menyiapkan saus super pedas yang cabainya ia petik sendiri dari perkebunan sang ayah. Lee memang memenangkan tantangan tersebut, di mana ia berhasil menenggak sepiring saus cabai merah.

Ilustrasi cabai (iStock)

Namun, kemenangan itu justru menjadi mimpi buruk baginya.

Keesokan harinya, Lee mengeluh ketidaknyamanan di bagian dalam perut. Ia merasa sakit dan sedikit gatal.

Tak lama kemudian, ia ditemukan dalam kondisi tergolek tak berdaya di lantai rumah. Saat dibawa ke rumah sakit, dokter menyatakn tak mampu menyelamatkan nyawanya.

Para ilmuan menduga bahwa Lee memiliki reaksi alergi yang luar biasa berdasarkan rasa gatal yang ia alami. Diduga dari situlah efek mematikan yang dialami Lee terjadi.

Cabai ternyata mengandung capsaicin -- zat kimia aktif yang mengakibatkan efek toksin atau racun dalam dosis tinggi. Efek ini yang dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan perut bawah.

Diduga, bahan kimia dalam kandungan cabai itu yang memicu reaksi alergi. Lalu mengakibatkan shock anafilaksis fatal yang merusak otak dan gagal jantung.

3 dari 6 halaman

2. Bayam

Ilustrasi Bayam (iStock)

Tak dipungkiri, bayam adalah salah satu jenis sayur yang segar dan lezat setelah diolah.

Jika bicara soal bayam, tentu karakter Popeye sangat identik dengan sayuran ini. Sebab digambarkan bahwa tubuh si pelaut itu akan menjadi kuat dan berotot apabila memakan sekaleng sayur tersebut.

Selain memiliki manfaat sebagai pembangkit tenaga pada manusia, bayam ternyata juga menjadi salah satu media penyebaran wabah E Coli pada tahun 2006.

Wabah yang terjadi pada tahun 2006 tersebut menyebabkan sedikitnya 31 orang di Amerika Serikat mengalami gagal ginjal. Sementara tiga orang lainnya dilaporkan meninggal dunia.

Di antara korban yang meninggal dunia, ada seorang nenek sepuh asal Wisconsin, balita asal Maryland, dan wanita dari Nebraska.

4 dari 6 halaman

3. Timun

Ilustrasi timun (iStock)

Pada tahun 2003, wabah salmonella sempat melanda 40 negara bagian di Amerika Serikat dan menyerang sedikitnya 907 orang.

Salmonella adalah wabah yang timbul akibat infeksi bakteri di dalam perut dan usus. Penyakit ini mirip dengan gastritis -- lapisan lambung mengalami iritasi.

Lebih dari 200 orang dirawat di rumah sakit dan empat orang meninggal dalam insiden ini.

Saat diteliti, wabah ini berasal dari timun terkontaminasi yang diimpor dari wilayah Baja, Meksiko. Lewat Andrew dan Williamson Fresh Produce San Diego, California (perusahaan distributor), wabah ini semakin meluas di AS.

Gejala yang ditimbulkan biasanya berlangsung sampai tujuh hari dan kebanyakan orang akan sembuh tanpa pengobatan. Namun, pada kasus ini penderita akan mengalami diare berat dan harus diobati dengan antibiotik agar tak menimbulkan kematian.

5 dari 6 halaman

4. Kentang Hijau

Ilustrasi kentang (AFP)

Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang dekat dengan kehidupan kita. Selain rasanya enak, makanan yang berasal dari umbi-umbian itu juga dikenal akan manfaatnya untuk kesehatan dan kecantikan.

Namun, kentang yang berusia muda dan masih berwarna hijau memiliki zat racun glycoalkaloids. Zat ini biasanya ditemukan di bunga kecubung, juga ditemukan di dalam daun, batang, dan kecambah kentang.

Zat tersebut dapat terbentuk bila membiarkan kentang dalam waktu yang terlalu lama, terutama jika terpapar cahaya.

Mengonsumsi glycoalkaloids dapat menyebabkan kram, diare, pusing, atau bahkan koma hingga kematian. Hanya dengan mengonsumsi 3 sampai 6 miligram zat tersebut, dapat mengakibatkan hal fatal.

Pada tahun 1899, lima puluh enam tentara Jerman mengalami gejala keracunan solanin yang mengakibatkan diare akut, sakit kepala parah, koma, dan berujung pada kematian.

Seorang manusia bisa mati terbunuh jika mengonsumsi satu pon kentang hijau beracun.

6 dari 6 halaman

5. Kacang Polong

Ilustrasi kacang polong (iStock)

Pada tahun 1931, sebuah keluarga di negara bagian North Dakota menyelenggarakan sebuah acara. Pemilik rumah diketahui bernama Edward dan Delphine Hein.

Tamu undangan dimanjakan dengan hidangan salad yang didominasi dengan sayuran kacang polong. Namun, usai acara tersebut, sedikitnya ada 12 orang yang jatuh sakit kemudian meninggal dunia. Bahkan, tiga orang korban adalah anak kandung pemilik rumah.

Saat diteliti, kacang polong itu terkontaminasi oleh virus bakteri Clostridium botulinum sehingga menyebabkan Botulisme -- keracunan serius.

Gejala keracunan ini ditandai dengan penglihatan buram serta kesulitan menelan dan berbicara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini