Sukses

Kota Mati hingga Hutan Hantu, Ini 3 Lokasi Seram di Google Earth

Google Earth dapat membawa kita mengunjungi tempat mana saja di dunia. Namun, beranikah Anda melihat tiga lokasi ini?

Liputan6.com, Chernobyl - Di zaman serba modern, masyarakat dunia telah dipermudah dengan kemajuan teknologi. Kemudahan mengakses informasi bisa didapat dengan satu kali 'klik' saja. Kecepatan dalam mengakses informasi tersebut juga ditandai dengan lahirnya fitur-fitur baru dalam ponsel pintar.

Dunia dalam genggaman, begitu lah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi saat ini. Dari sekian banyak fitur-fitur menarik, ada salah satu aplikasi yang memudahkan masyarakat mengetahui sebuah lokasi dengan tampilan virtual yaitu Google Earth.

Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut 'Earth Viewer' yang dibuat oleh Keyhole. Aplikasi ini dapat memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS 3D.

Aplikasi ini tersedia dalam tiga lisensi berbeda. Di antaranya Google Earth, sebuah versi gratis dengan kemampuan terbatas, Google Earth Plus yang memiliki fitur tambahan dan Google Earth Pro yang digunakan untuk penggunaan komersial.

Google Earth adalah cara yang menakjubkan untuk melihat hampir semua tempat di planet ini menggunakan teknologi radar.

Meski Anda dapat melihat setiap sudut dunia hanya dengan membuka aplikasi Google Earth, ada beberapa tempat di dunia yang sepatutnya tak Anda lihat melalui aplikasi ini. Tempat-tempat itu disebut-sebut memiliki kisah menyeramkan.

Seperti dilansir dari laman Therichest.com, Minggu (15/10/2017), berikut 3 tempat yang sepatutnya tidak Anda lihat lewat aplikasi Google Earth:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Chernobyl

Sekitar 31 tahun yang lalu, pada tanggal 26 April 1986, penduduk Pripyat, Ukraina tengah, tidur pulas seperti sedia kala. Tak ada indikasi mencurigakan sebelumnya, hingga malapetaka besar terjadi di kota tersebut.

Malam sebelumnya, sekelompok teknisi sedang melakukan eksperimen di Reaktor no.4 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang berada di dekat Pripyat. Eksperimen itu dilakukan dengan mengabaikan prosedur keamanan dan berujung fatal. Reaktor seberat 2.000 ton tiba-tiba menjadi tak stabil. Para petugas tak mampu mengendalikan kebocoran radiasi. Kebakaran terjadi disertai ledakan yang tak terelakkan.

Foto: weather/ Anton Petrus

Hingga akhirnya insiden tersebut memakan korban, dua orang pekerja tewas yang kemudian bertambah menjadi 32 orang. Namun, malapetaka ini belum usai. Warga kemudian dievakuasi, yang semula hanya berada di sekitar proyek saja kini meluas hingga 50 ribu orang.

Pada mulanya, warga mengira hal itu terjadi sesaat dan mereka hanya membawa barang seadanya. Akan tetapi, perkiraan mereka salah, yang ada mereka justru tak pernah kembali. Karena area tersebut dikosongkan, suasana kota yang semula aman dan damai tiba-tiba menjelma menjadi kota hantu yang tak berpenghuni.

Berita ini nyaris tak terdengar, pemerintah Uni Soviet yang kala itu menguasai Ukraina menutupi kecelakaan tersebut. Namun tak ada gunanya, lebih dari 50 ton materi radioaktif terlepas tak terkendali bahkan efeknya 400 kali lebih besar dibanding bom Hiroshima.

Efek radiasi itu kemudian menyebar dan menewaskan orang secara bertahap. Di Uni Soviet saja 5.000 orang meninggal dunia akibat kanker dan penyakit lain. Bahkan seorang anak harus lahir secara cacat dan tak memiliki kaki dan nyaris kehilangan semua jari-jarinya.

Belum tahu pasti apakah tempat ini masih aman untuk dikunjungi dan bebas dari radiasi. Namun, jika Anda memberanikan diri untuk melihat lokasi Chernobyl lewat aplikasi Google Earth, maka hanya akan ada pemandangan mengerikan yang akan Anda lihat.

3 dari 4 halaman

2. Hutan Aokigahara

Aokigahara adalah hutan terfavorit bagi warga Jepang. Bukan untuk berwisata, melainkan hutan yang paling diminati bagi warga yang ingin bunuh diri.

Sejak Abad ke-18, hutan Aokigahara diyakini menjadi lokasi paling pas bagi warga yang ingin mengakhiri hidup. Banyak warga Jepang yang konon sengaja membawa kerabat mereka yang sudah berusia lanjut agar dapat mengakhiri hidup.

Hutan Aokigahara menjadi lokasi bunuh diri favorit di Jepang

Gantung diri merupakan salah satu metode bunuh diri yang paling terkenal di Aokigahara. Ketika ditemukan, jasad mereka telah terurai ataupun hanya menyisakan tulang.

Selain itu, hutan tersebut juga dikabarkan dihantui oleh roh para laki-laki dan perempuan tua yang ditinggal hingga tewas di hutan tersebut saat bencana kelaparan mendera Jepang.

Sejak 1970, patroli dikerahkan untuk menjelajahi Aokigahara demi menemukan orang-orang yang hilang.

Pemerintah Jepang memperkirakan, lebih dari 100 mayat ditemukan di Aokigahara setiap tahun. Hutan ini memang dikenal lebat dan rimbun, sekali masuk susah untuk keluar.

Hal itulah yang membuat Aokigahara semakin menyeramkan. Jika sudah tersesat, konon Anda akan mendengar jeritan-jeritan manusia yang diduga suara dari manusia yang pernah mengakhiri hidupnya.

Maka dari itu, masih beranikah Anda melihat lokasi berhantu ini lewat aplikasi Google Earth?

4 dari 4 halaman

3. Desa Nagoro

Umumnya sebuah desa dihuni oleh para penduduk dengan berbagai macam profesi dan berbagai macam usia. Namun berbeda dengan salah satu desa yang ada di Jepang.

Desa tersebut bernama Nagoro dan kebanyakan hanya dihuni oleh boneka. Pembuat boneka-boneka tersebut adalah seorang seniman bernama Ayano Tsukimi. Ia mencoba 'mengisi' kembali desanya yang sudah jarang ditinggali manusia dengan boneka-boneka buatan tangannya sendiri sejak beberapa tahun lalu.

Desa Nagoro di Jepang (Google Earth)

Boneka ini sengaja dibuat sebagai 'tempat' penyimpanan arwah orang yang sudah meninggal. Sehingga, bagi mereka yang sudah tak ada lagi di bumi akan memiliki tempat tinggal.

Mulai dari hobinya membuat boneka sendiri, ia pun kemudian mulai menciptakan berbagai karakter berdasarkan orang-orang asli yang dulu dikenalnya dan diletakkan di berbagai tempat dalam desa tersebut.

Sementara itu, desa Nagoro yang terletak di pulau Shikoku Jepang ini hanya mempunyai 37 orang penduduk karena sebagian besar penduduknya telah pindah ke kota untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.

Walau tak sedikit yang bilang hobinya ini sedikit mengerikan karena boneka hasil buatannya sangat mirip dengan orang asli, Ayano tak peduli dan telah membuat sekitar 350 buah boneka. Mulai dari boneka nenek, anak-anak, dan lainnya.

Apabila Anda membuka lokasi ini lewat aplikasi Google Earth, maka boneka-boneka yang tampak seperti manusia akan terlihat dan terkesan menyeramkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.