Sukses

EduCanada, Promosi Pendidikan Kanada untuk Murid Indonesia

Kedutaan Besar Kanada di Indonesia menggelar pameran pendidikan di Jakarta pada 8 Oktober 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Kanada di Indonesia menggelar pameran pendidikan di Jakarta pada 8 Oktober 2017. Perhelatan itu mempromosikan sejumlah lembaga pendidikan dan kampus ternama Negeri Maple kepada calon mahasiswa Tanah Air yang ingin menimba ilmu di negara dengan Ibu Kota Ottawa itu.

Kegiatan itu dibuka oleh Dubes Kanada untuk RI Peter MacArthur dan dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise.

"EduCanada fair ini dihadiri siswa-siswi Indonesia yang menginginkan mengenyam pendidikan di Kanada. Kami melaksanakannya dua kali dalam setahun, di dua tempat, Jakarta dan Surabaya," jelas Dubes Kanada untuk RI Peter MacArthur saat diwawancarai Liputan6.com di lokasi EduCanada Jakarta, Minggu (8/10/2017).

"Di Surabaya, yang dilaksanakan kemarin, pengunjung mencapai 600 orang. Di Jakarta, hari ini kami mengharapkan seribu orang hadir." jelasnya.

Yohanna Yambise turut hadir dalam perhelatan itu dalam kapasitasnya sebagai salah satu alumni dari Simon Fraser University. Ia menyelesaikan program gelar Master di Departemen Pendidikan di kampus itu pada 1994.

"Mengenyam pendidikan di Kanada memberikan banyak pengalaman bagi saya. Tak hanya bagi kehidupan saya, namun juga karir saya," jelas Yohana.

Perempuan kelahiran Manokwari, Papua itu juga menjelaskan, bagaimana ia belajar banyak mengenai inklusivitas selama mengenyam pendidikan di Kanada. Ia juga merasa nyaman menimba ilmu di negara yang populer akan daun maple-nya itu.

Digagas oleh pemerintah Kanada, EduCanada memberikan kesempatan calon mahasiswa dari indonesia untuk bertemu perwakilan dari 35 lembaga pendidikan Kanada sekaligus menghadiri presentasi menteluruh tentang belajar di sana. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2 Keuntungan Berkuliah di Kanada

Mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri kini menjadi salah satu target yang mesti dicapai dalam daftar keinginan sebagian besar pelajar Indonesia. Tak sedikit pelajar Tanah Air yang berambisi mendulang ilmu pengetahuan dari kampus ternama dunia.

Merujuk laman World University Rankings edisi 2016 - 2017, sekitar 50 kampus top dunia tersebar di Benua Amerika dan Eropa.

Amerika Serikat mendominasi sebagai rumah bagi sejumlah kampus elite, seperti kluster The Ivy League --Princeton, Harvard, Cornell, dll-- hingga Massachusetts Institute of Technology (MIT). Di Inggris, ada Oxford University yang melegenda.

Ribuan mahasiswa-mahasiswi Negeri Zamrud Khatulistiwa pun berlomba mengincar kursi di universitas tersebut.

Namun, ketika sebagian besar putra-putri bangsa memusatkan perhatiannya ke AS dan Inggris, ada sebuah negara --dengan simbol daun maple pada benderanya-- yang turut menawarkan pendidikan tinggi yang tak kalah elite dengan kampus-kampus di atas.

"Bahkan menteri Anda merupakan alumni salah satu kampus top kami," jelas Duta Besar Kanada untuk Indonesia Peter MacArthur, saat wawancara khusus dengan Liputan6.com, Selasa 26 September 2017.

Bagi mahasiswa Indonesia yang berambisi belajar di Kanada, ada McGill University, University of Toronto, dan University of British Columbia, yang duduk di peringkat top 50 versi World Rankings University.

Ada pula Simon Fraser University, tempat kuliah Menteri Yohana.

Dan, Negeri Maple dengan tangan terbuka sangat menyambut kedatangan para calon pelajar dari Tanah Air.

"Kami menaruh investasi besar pada sektor pendidikan. Dan kami turut mendorong dan sangat menyambut warga Indonesia untuk belajar di sana," jelas MacArthur.

Sang diplomat menjelaskan, pada pertengahan 2017, pengajuan student permit Indonesia naik 25 persen dibanding dengan tahun sebelumnya. Hal itu menandai meningkatnya daya tarik Kanada bagi calon mahasiswa dari Tanah Air.

Dan, demi semakin meningkatkan ketertarikan mahasiswa Negeri Zamrud Khatulistiwa untuk belajar di Negeri Maple, Kedubes Kanada rutin melaksanakan Canada Education Day di Jakarta.

"Kami melaksanakan kegiatan itu setiap dua tahun sekali. Nanti akan dilaksanakan pada Oktober 2017. Tujuannya, untuk mempromosikan pendidikan tinggi Kanada untuk warga Indonesia," jelas MacArthur.

Selain itu, MacArthur juga menjelaskan dua keuntungan yang dapat diperoleh mahasiswa asing, termasuk dari Indonesia, yang menempuh pendidikan tinggi di Kanada.

"Jika kalian pelajar asing pascasarjana yang belajar di Kanada, kami membuka kesempatan bagi kalian untuk mampu bekerja di sana. Mahasiswa asing dapat bekerja paruh hingga purna waktu," ujarnya.

Menurut ketentuan Kanada, mahasiswa pascasarjana yang masih menempuh pendidikan, diizinkan untuk bekerja paruh waktu (hingga 20 jam saat kalender akademik) dan purna waktu (saat masa libur akademik). Sementara, bagi yang telah menamatkan masa belajar, para lulusan juga diizinkan untuk bekerja dan menetap di Kanada hingga maksimal tiga tahun.

Dan semua itu, dapat dilakukan cukup dengan menggunakan visa pelajar dan tanpa harus mengurus visa ketenagakerjaan.

"Kesempatan itu dapat menjadi ajang untuk mendulang pengalaman bagi para mahasiswa pascasarjana yang menempuh pendidikan di Kanada," pungkas MacArthur.

"Saya tak menjamin cuaca hangat, karena sangat dingin di sana," katanya berkelakar. "Tapi yang jelas, pendidikan (tinggi) di Kanada sangat luar biasa."

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.