Sukses

Studi: Menikah Membuat Seseorang Jadi Pribadi yang Lebih Baik

Menurut sebuah studi, seseorang yang telah menikah memiliki kemampuan memaafkan dan mengontrol diri yang lebih baik.

Liputan6.com, Tilburg - Penelitian terbaru dari Tilburg Univeristy, mengungkap bahwa pernikahan membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih baik.

Menurut studi tersebut, seseorang yang telah menikah memiliki kemampuan mengontrol diri yang lebih baik dan menjadi lebih pemaaf.

Para peneliti dari universitas di Belanda itu melakukan survei terhadap 199 pasangan yang baru menikah. Mereka mengukur kemampuan memaafkan pasangan tersebut dengan sejumlah pernyataan, seperti 'Ketika pasanganku berbuat salah kepadaku, aku akan memaafkan dan melupakannya'.

Mereka juga mengukur kemampuan mengontrol diri tiap individu dengan melalui pernyataan 'saya pandai melawaan godaan'.

Studi tersebut kemudian diulang setiap tahunnya -- berlangsung selama empat tahun -- dengan pasangan yang sama.

Dikutip dari Metro, Kamis (7/9/2017), hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap tahunnya, level kemampuan memaafkan dan mengontrol diri meningkat.

Menariknya, peningkatan kemampuan memaafkan tak terkait dengan peningkatan mengontrol diri.

"Memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi adalah hal yang diinginkan; Ini membantu pasangannya menjadi lebih baik di segala aspek kehidupan, termasuk hubungan yang jadi lebih dekat," ujar penulis penelitian tersebut Dr Tila Pronk seperti dilansir oleh Independent.

"Demikian pula, memaafkan pasangan tak hanya menguntungkan bagi hubungan, tetapi juga berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan individu."

"Dengan demikian, masuk akal bagi orang-orang untuk terus berusaha memperbaiki tingkat pengendalian diri mereka dan kemampuan memaafkan, terutama saat mereka baru saja berkomitmen dengan hubungannya," jelas Pronk.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cinta Buat Bodoh dan Seks Membuat Pintar

Ketika kita dilanda cinta, obsesi tunggal kepada kekasih dapat menekan aspek-aspek lain dalam kehidupan intelektual, misalnya belajar atau bekerja.

Secara khusus, cinta menggebu-gebu dikaitkan dengan menurunnya kendali kognitif. Padahal kendali itu adalah kemampuan kita berfokus pada satu hal.

Menurut Pyschology Today, seseorang yang dilanda cinta kemampuan berpikir analitisnya akan menurun. Meski demikian, cinta dapat memperbaiki fungsi-fungsi syaraf semisal identifikasi keadaan emosional dan pemikiran kreatif.

Sementara itu, aktivitas seksual berkaitan terhadap peningkatan kemampuan kognitif seseorang.

Orang dewasa yang tetap tertarik dan terlibat dengan kegiatan seksual memperlihatkan kemampuan kognitif yang lebih kuat, misalnya kemahiran verbal, pengurutan angka, dan hafalan.

Para peneliti menduga bahwa seks meningkatkan sekresi dopamin yang kemudian membantu meningkatkan ingatan jangka pendek dan kemampuan kognitif.

Tapi, penelitian ini melibatkan orang dewasa yang relatif sepuh, yaitu yang berusia di atas 50 tahun.

Dengan demikian, kita tidak dapat menyimpulkan bahwa orang yang berusia di bawah 50 tahun akan mendapatkan manfaat dari peningkatan ketertarikan dan partisipasi dalam seks.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.