Sukses

Monopoli hingga Persaingan, di Balik Sejarah Vodka Rusia

Menurut sejarawan Alexander Pidzhakov, pada abad ke-15 dan 16, minuman ini telah mengisi meja Kekaisaran Rusia.

Liputan6.com, Moskow - Pada dasarnya, Rusia bukanlah negara yang pertama kali menemukan vodka. Akan tetapi, tingginya tingkat konsumsi minuman alkohol di sana membuat wilayah itu identik dengan minuman tersebut.

Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Minggu (27/8/2017), selama berabad-abad minuman itu telah menjadi hadiah sekaligus kutukan untuk Negeri Beruang Merah tersebut.

"Vodka diibaratkan sebagai pelumas yang membuat orang Rusia lebih rileks terhadap kenyataan di sekitar mereka," kata Dmitry Bykov, penulis modern Rusia.

"Tanpa vodka, jiwa rapuh orang Rusia dan kenyataan pahit akan saling berbenturan. Alkohol membantu orang Rusia berhadapan dengan dunia," tambahnya.

Sejarah Vodka

Orang Rusia tidak terlalu yakin kapan vodka pertama datang ke negara mereka atau mengapa minuman itu tersebar di mana-mana. Ada mitos bahwa Dmitry Mendeleev -- pencipta tabel periodik -- yang pertama kali membuat sejumlah vodka standard pada tahun 1894.

Menurut sejarawan Alexander Pidzhakov, pada abad ke-15 dan 16, minuman itu telah mengisi meja Kekaisaran Rusia.

Ia mengatakan, orang Rusia terinspirasi dari warga Eropa. Di mana, para ilmuwan Italia bereksperimen dengan aqua vitae -- alkohol yang dibuat dengan menyuling malt yang sudah difermentasi.

Aqua vitae terlalu kuat -- hampir mirip alkohol murni. Para pembuat bir di Rusia menggunakannya untuk menciptakan varian pertama dari bread wine. Jadi, vodka sudah ada sejak saat itu. Tipe vodka awal ini bahkan juga diekspor ke luar negeri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Produksi Vodka Bukan untuk Masyarakat

Produksi vodka sangat murah, jadi cukup mudah untuk mengambil keuntungan dari penjualan minuman ini. Selama abad ke-18, pemerintah tidak mau ada orang biasa yang membuatnya. Sehingga Permaisuri Yelizaveta memberlakukan aturan yang hanya memperbolehkan kalangan bangsawan untuk membuat dan menjual vodka.

Hal ini meningkatkan kualitas vodka karena para bangsawan mampu membeli metode dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memurnikan vodka, seperti protein binatang.

Mereka juga membuat rasa minuman yang berbeda-beda, dengan setiap produsen membuat rasa khasnya masing-masing.

Meski begitu, pengutamaan untuk para aristokrat ini tidak berlangsung lama. Pada abad ke-19, muncul produksi vodka ilegal berkualitas rendah menggunakan kentang.

Oleh karena itu, para Tsar Rusia memberlakukan peraturan monopoli yang menyatakan, hanya pemerintah yang diperbolehkan memproduksi vodka, dengan tulisan kandungan alkohol 40 persen yang dicap karet sebagai kadar standar.

Dari Monopoli Negara hingga Persaingan

Pemerintah menjaga monopoli dalam memproduksi dan menjual vodka, tidak peduli siapa yang berkuasa -- Tsar atau komunis.

Saat Perang Dunia I pecah pada 1914, monopoli ini menjadi sumber pendapatan utama bagi pemerintah Rusia, menghasilkan hingga 32 persen pendapatan total negara.

Produksi vodka negara terhenti karena konflik. Namun pada 1924, pemerintah Soviet mengembalikannya karena negara sedang membutuhkan uang.

Produksi ini berlanjut hingga Uni Soviet tumbang pada 1990-an. Sektor swasta pun mulai membuat vodka, dan berlanjut hingga hari ini.

Namun, beberapa politisi terkadang mencoba meyakinkan pemerintah untuk kembali memberlakukan peraturan monopoli ini untuk memerangi kemiskinan dan menurunkan konsumsi alkohol.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.