Sukses

Terancam Invasi AS, Presiden Venezuela Serukan Latihan Militer

Presiden Venzuela Nicolas Maduro memerintahkan militer mengadakan latihan setelah Donald Trump menyatakan soal intervensi militer.

Liputan6.com, Caracas - Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah memerintahkan militer untuk mengadakan latihan. Langkah tersebut dilakukan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan soal intervensi militer ke negara yang tengah dilanda krisis itu.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Maduro mengatakan bahwa rakyat Venezuela harus bersiap untuk mempertahankan Venezuela dari imperialis. Latihan itu rencananya akan dilakukan pada 26 hingga 27 Agustus.

"Tanah Venezuela suci dan tak boleh disentuh oleh sepatu imperialis Yankee," ujar Maduro dalam sebuah unjuk rasa seperti dikutip dari BBC, Selasa (15/8/2017).

"Mari siapkan diri kita untuk mempertahankan perdamaian dengan tank, pesawat, dan senjata. Biarkan pengkhianat negara mendengarkan dengan baik, saya telah memerintahkan, saya telah memerintahkan kepala Bolivarian National Armed Forced untuk memulai persiapan latihan sipil-militer," kata Maduro.

Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino, terlihat di televisi dengan pasukan yang siap berperang berbaris di belakangnya. Ia memperingatkan AS agar tak mencuri cadangan minyak Venezuela.

Maduro secara konsisten berpendapat bahwa AS berusaha menyingkirkan dirinya untuk mendapatkan cadangan minyak Venezuela -- yang terbesar di dunia.

Sebelum Maduro memerintahkan diadakannya latihan militer, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan bahwa Trump memperlihatkan tekadnya untuk tak membiarkan negara tetangganya jatuh dalam kediktatoran.

"AS akan menggunakan upaya ekonomi dan diplomatis secara penuh untuk membantu memulihkan demokrasi di Venezuela," ujar Pence di Cartagene, Kolombia, dalam memulai tur regionalnya.

Pence mengatakan, AS akan melibatkan negara-negara di seluruh dunia untuk menekan pemerintah Venezuela agar mengizinkan dilakukannya pemilihan umum. Ia juga menyebut bahwa AS sedang mempertimbangkan sanksi penuh ekonomi terhadap negara tersebut.

 

Simak video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.