Sukses

Ini 6 Negara Paling Canggih di Asia

Tak hanya negara-negara di Amerika dan Eropa, sejumlah bangsa di Asia juga mengembangkan teknologi dan mendapat uang dari itu.

Liputan6.com, Jakarta - Pada suatu masa, produk-produk berteknologi tinggi di zamannya hanya dimiliki segelintir gedung perkantoran atau rumah-rumah orang berpunya.

Sekarang, teknologi tersedia di mana-mana, mulai di rumah, pusat kebugaran, dan tentu saja di saku kita: ponsel pintar. 

Kemajuan teknologi dalam abad terakhir dan peningkatan permintaan dari konsumen menjadikan industri tersebut menjadi salah satu yang paling menguntungkan di dunia.

Pada 2016, dana senilai US$ 1,6 triliun dibelanjakan untuk konten media dan teknologi. Angka itu meningkat sebesar 8 persen dibandingkan tahun lalu.

Tidak heran kalau negara-negara dunia kemudian ingin memastikan mereka ikut andil dalam pembelanjaan teknologi, oleh konsumen pribadi juga bisnis.

Dalam kenyataannya, sekitar 24 persen belanja global untuk penelitian dan pengembangan (litbang) pada 2016 diperuntukkan bagi komputasi dan elektronika.

Angka tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan sektor-sektor industri lainnnya. Misalnya, pembelanjaan sektor perangkat lunak (software) dan internet yang hanya sekitar 12 persen.

Banyak negara yang sekarang benar-benar memanfaatkan revolusi teknologi untuk mengembangkan industri teknologi domestik mereka maupun demi tujuan ekspor ke seluruh dunia.

Beberapa negara yang paling mengandalkan industri teknologi ialah Prancis, Rusia, Finlandia, Australia, Swedia, Kanada, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.

Tapi negara-negara Asia tidak mau kalah dalam meraih kemajuan industri teknologi. Berikut 6 negara paling canggih (hi-tech) seperti disarikan dari therichest.com, Senin (14/8/2017):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Malaysia

Vitrox Corporations, ilustrasi kemajuan teknologi Malaysia. (Sumber LinkedIn)

Secara relatif, Malaysia bisa dibilang sebagai pendatang baru dalam industri teknologi, tapi sekarang ini sudah menjadi rumah bagi Vitrox Corporation, suatu pabrikan semikonduktor dan microchip.

Dua unsur itu menjadi syarat utama produk teknologi tinggi agar bekerja secara efektif.

Kenyatannya, dalam 2017 saham-saham teknologi Malaysia meraih puncaknya dalam 10 tahun belakangan. Vitrox sendiri mengalami kenaikan nilai saham hingga 24 persen dalam tahun yang sama.

Para pakar menduga ekonomi digital akan menjadi 20 persen GDP Malaysia kira-kira pada 2020 yang dipicu antara lain oleh program inovatif startup yang telah diluncurkan di sana.

3 dari 7 halaman

2. Israel

Mobileye, ilustrasi kemajuan teknologi Israel. (Sumber Mobileye)

Israel juga salah satu pendatang baru dalam dunia teknologi. Tapi kaum muda Israel memanfaatkan kesempatan yang disediakan oleh teknologi telepon pintar untuk menciptakan startup dalam pengembangan aplikasi.

Kaum mudanya bahkan melangkah lebih jauh lagi sehingga menghasilkan gagasan-gagasan inovatif dalam bidang lain, semisal kendaraan bermotor dan bahkan persenjataan.

Pada Maret 2017, Israel mengalami kesepakatan terbesar bidang teknologi dalam sejarah bangsa itu senilai US$ 15,3 miliar melalui pembelian Mobileye oleh Intel Corporation.

Mobileye adalah perusahaan lokal pabrikan kendaraan yang mengemudi sendiri.

Perusahaan-perusahaan internasional bidang teknologi berlomba-lomba meraih kesempatan yang disediakan oleh Israel dan kaum mudanya.

Lebih dari 300 perusahaan teknologi memiliki pusat penelitian atau fasilitas lain di sana.

4 dari 7 halaman

3. India

Infosys Technology Consulting, ilustrasi kemajuan teknologi India. (Sumber Wikimedia Commons)

Negara dengan ekonomi sedang berkembang ini termasuk dalam daftar negara berteknologi tertinggi karena benar-benar memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh sektor ini.

Angka-angka yang ada menunjukkan, industri teknologi India mampu meraup hingga US$ 160 miliar pada 2016 hingga 2017. Angka itu hampir setara dengan 10 persen GDP.

Sukses India bukan hanya berasal dari alih daya (outsourcing) pusat-pusat panggilan (call center), walaupun pusat-pusat panggilan itu menjadi sumber pekerjaan utama bagi kaum muda terdidik India.

Negara itu memiliki kisah-kisah suksesnya sendiri, termasuk perusahaan konsultasi teknologi Infosys yang sekarang beroperasi di seluruh dunia. Padahal, investasi awalnya hanya US$ 250.

5 dari 7 halaman

4. China

Ilustrasi kemajuan teknologi China. (Sumber Flickr)

Semasa hidupnya, Mao Tse-tung mungkin tidak akan pernah membayangkan melihat China yang saat ini dianggap 'kapitalis'.

China mengalami pertumbuhan yang mengesankan dalam bidang ekonomi. Menurut rencana pembangunan 5-tahunan yang terbit pada 2016, negeri itu bermaksud menghasilkan 60 persen GDP dari iptek sebelum 2020.

Perusahaan perangkat keras (hardware) seperti Huawei mulai merambah ke pasar telepon pintar. Sementara itu, Baidu terus mendominasi pasar domestik dengan pengguna aktif lebih dari 70 juta orang.

Alibaba mungkin menjadi ekspor teknologi China yang paling dikenal. Situs web belanja retail itu menjual segala rupa benda dan jasa, mulai dari elektronika hingga jasa real estate.

6 dari 7 halaman

5. Korea Selatan

Ilustrasi kemajuan teknologi Korea Selatan. (Sumber Wikimedia Commons)

Korea Selatan bisa dibilang sempat sedikit terlambat dalam bidang teknologi, tapi ia kemudian melesat mengejar ketinggalannya pada akhir Abad ke-20 dan awal Abad ke-21.

Pada 1960-an, Korea Selatan adalah salah satu negara termiskin di dunia dan hanya setara dengan Ghana.

Tapi, pada 2014, negeri ginseng itu menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-14 di dunia. Sebagian besar pertumbuhan itu didorong oleh teknologi.

Korea Selatan gigih mendorong startup bidang teknologi sekaligus menjadi rumah bagi beberapa teknologi paling sukses sedunia.

Misalnya perusahaan Samsung yang menjadi perusahaan teknologi terbesar ke-2 sedunia pada 2017 dengan penjualan senilai US$ 174 miliar.

7 dari 7 halaman

6. Jepang

Ilustrasi kemajuan teknologi Jepang. (Sumber Max Pixel)

Tetangga Korea Selatan ini terjun lebih lama dalam bidang teknologi, walaupun masih tergolong baru juga.

Sukses Jepang dan obsesi terhadap gawai elektronik dan perangkat terkini terus didukung oleh pemerintah ingin terus mengembangkan sektor ini.

Pada 2016, pemerintah Jepang kemudian investasi tambahan sebesar 1 persen GDP per tahun untuk bidang iptek.

Angka itu setara dengan dana senilai 26 triliun yen selama 5 tahun ke depan untuk investasi terutama dalam inovasi teknologi dan startup kecil dan menengah.

Sejumlah nama perusahaan top Jepang yang sering didengar ialah Sony, Toshiba, Mitsubishi, dand Panasonic.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.