Sukses

Hormati Paus, Pemberontak Kolombia Umumkan Gencatan Senjata

Untuk menghormati kedatangan Paus, pemberontak Kolombia mengumumkan gencatan senjata sepihak.

Liputan6.com, Bogota - Pemberontak berpaham Marxisme di Kolombia, ELN, mengumumkan gencatan senjata sepihak. Keputusan penghentian perseteruan dilakukan untuk menghormati kunjungan Paus Fransiskus.

Rencananya pemimpin umat Katolik dunia tersebut akan menginjakkan kaki di Kolombia pada bulan depan. ELN pun diketahui didirikan oleh seorang pastor Katolik.

"Paus Fransiskus adalah paus yang telah kembali ke gereja untuk memikirkan kemiskinan dan orang-orang yang terpinggirkan," ucap pemimpin ELN Pablo Beltran, seperti dikutip dari VOA, Jumat (11/8/2017).

"Dia adalah paus yang progresif. Sebagai warga Kolombia yang bisa kami lakukan adalah menerimanya. Dan itu merupakan sikap untuk mendukung proses perdamaian yang telah dia berikan," ujar Beltran.

Ia menjelaskan, sebenarnya negosiasi perdamaian dengan pemerintah Kolombia belum tercapai. Begitu pula dengan gencatan senjata dua arah.

Meski demikian, Beltran merasa sangat penting kelompoknya memutuskan gencatan senjata sepihak. Sebab, kondisi Kolombia saat Paus datang harus kondusif.

"Kami akan melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mewujudkan gencatan senjata dua arah, tapi jika tidak tercapai maka kami sudah berpikir kemungkinan gencatan senjata sepihak," tambahnya.

Hingga kini, negosiasi perdamaian antara pemerintah dan pemberontak terus berlangsung. Negosiasi tersebut baru-baru ini dilaksanakan di Ibu Kota Ekuador, Quito.

ELN didirikan seorang pastor Katolik yang punya sejumlah ide radikal pada 1964. Para pendiri organisasi terinspirasi revolusi Kuba 1959.

Sejak Febuari lalu, Pemerintah Kolombia yang dipimpin Presiden Juan Manuel Santos telah memulai negosiasi tersebut.

Namun, negosiasi tersebut belum menemui kata sepakat. Pemerintah Kolombia bersikeras meminta ELN menghentikan penculikan, penyerangan dan pertempuran melawan warga sipil.

ELN menyatakan mereka bisa saja menghentikan aksi tersebut. Namun, Militer Kolombia diminta menghentikan serangan pada mereka. Pasalnya, aksi-aksi adalah bertahan dari tindakan represif militer.

Simak video berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.