Sukses

Menlu RI Sampaikan Keberatan Soal Resolusi Sawit kepada UE

Keberatan Indonesia soal keputusan Uni Eropa disampaikan langsung kepada High Commissioner Federica Mogherini di sela pertemuan ASEAN.

Liputan6.com, Manila - Masalah resolusi Parlemen Eropa terkait dengan sawit, menjadi hal yang disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, saat melakukan pertemuan bilateral dengan Uni Eropa.

Resolusi yang dikeluarkan pada 4 April 2017 itu, menyebutkan bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia menyebabkan deforestasi dan kebakaran hutan.

Hasil resolusi didasarkan pada hasil studi yang dilakukan Komisi Eropa tahun 2013, produksi minyak kelapa sawit Indonesia menyumbang sekitar 6 juta ha dari 239 (2,5%) dari sumber kerusakan hutan global.

Kepada Uni Eropa yang diwakili oleh High Commissioner Federica Mogherini, Indonesia menyampaikan pihaknya satu suara dengan Malaysia yang menyampaikan keberatannya terhadap resolusi tersebut dalam pertemuan ASEAN + Uni Eropa.

Retno menyampaikan bahwa Uni Eropa sepertinya tidak bisa menangkap data-data saintifik yang telah disampaikan oleh Indonesia.

"Jadi saya hanya memperingatkan, saya sampaikan bahwa kami tidak satu sayap dengannya," ujar Retno dalam press briefing pada Senin, (7/8/2017).

"Saya sampaikan bahwa kita tidak suka, kita protes terhadap resolusi tersebut," tegas dia.

Retno menambahkan, Indonesia akan terus mendekati masalah tersebut dari hasil riset yang telah dilakukan.

Sebelumnya pada Juni lalu, Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI meminta delegasi Parlemen Uni Eropa untuk meninjau ulang hasil resolusi yang diterbitkannya terkait minyak kelapa sawit.

Hal tersebut diserukan oleh sejumlah anggota BKSAP saat menerima delegasi Parlemen Uni Eropa di Gedung DPR RI.

Anggota BKSAP yang juga membidangi komisi VI Erico Sotarduga menyampaikan bahwa industri kelapa sawit menampung 4 juta tenaga kerja Indonesia secara langsung, yang apabila dihentikan akan membawa multiplier effect terhadap 12 juta rumah tangga.

Disamping itu, menurutnya masalah deforestasi akibat industri kelapa sawit tidak perlu dikhawatirkan. Mengingat, luas oil palm plantiation hanya 6-7 persen dari luas Indonesia.

Selain membahas soal resolusi sawit, pertemuan Indonesia dan Uni Eropa yang dilakukan di sela-sela ASEAN Foreign Ministers' Meeting ke-50 juga membahas soal Al Alqsa.

Seperti disampaikan Retno, melalui compare notes, Indonesia memiliki posisi yang hampir sama terkait dengan persoalan yang terjadi di Al Aqsa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini