Sukses

Vietnam Setop Pengeboran Gas di Laut China Selatan, Diancam?

Pangkalan militer Vietnam kabarnya diancam akan diserang oleh Tiongkok jika pengeboran di wilayah sengketa Laut China Selatan tak disetop.

Liputan6.com, Hanoi - Vietnam dilaporkan menghentikan kegiatan ekspedisi pengeboran gas di wilayah sengketa Laut China Selatan. Langkah itu kabarnya dilakukan setelah menerima ancaman keras dari pihak Tiongkok.

Seorang sumber di industri minyak Asia Tenggara mengatakan kepada BBC yang dikutip Senin (24/7/2017), perusahaan di balik pengeboran tersebut, Repsol of Spain, diperintahkan untuk meninggalkan wilayah itu.

Berita tersebut mengemuka selang beberapa hari setelah dikonfirmasi adanya lahan gas utama. Laporan tersebut diperkuat oleh sumber diplomatik Vietnam.

Menurut sumber di industri tersebut, para eksekutif Repsol diberitahu pada pekan lalu oleh pemerintah di Hanoi bahwa pihak China mengancam untuk menyerang pangkalan-pangkalan militer Vietnam di Kepulauan Spratly jika pengeboran tidak dihentikan.

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, termasuk terumbu karang dan pulau-pulau yang juga diperebutkan oleh negara-negara lain.

Sengketa

Ekspedisi pengeboran Repsol of Spain dimulai pada Juni lalu, di wilayah laut sekitar 400 km dari pantai tenggara Vietnam.

Vietnam menyebut wilayah tersebut, Blok 136-03 dan telah menyewanya ke perusahaan bernama Talisman-Vietnam -- anak perusahaan Repsol. Sementara pihak China menyebutnya sebagai area Wanan Bei-21 dan menyewakannya ke perusahaan lain.

Sejauh ini tak diketahui pasti perusahaan mana yang menerima kontrak tersebut.

Sebelumnya pada 2015 lalu, pihak China sempat menjualnya ke perusahaan yang terdaftar di Hong Kong bernama Brightoil. Namun kepemilikan tersebut baru-baru ini ditolak mereka.

Dua direktur Brightoil adalah anggota senior Partai Komunis China.

Talisman-Vietnam sebelumnya dimiliki oleh perusahaan Kanada -- Talisman, namun sejak tahun 2015 menjadi bagian dari kelompok Repsol milik Spanyol.

Seorang analis yang tidak ingin disebutkan namanya, memperkirakan bahwa Repsol telah menghabiskan sekitar US$ 300 juta untuk mengembangkan area pengeboran itu sejauh ini. Oleh karena itu, para pengamat terkejut mendengar Vietnam harus mundur begitu cepat.

Pada tahun 2014 kapal-kapal pengawal pantai dan kapal-kapal lain milik Tiongkok dan Vietnam saling berhadapan di daerah yang berbeda di Laut China Selatan,
lebih jauh ke utara tepatnya di dekat Kepulauan Paracel.

Sejak saat itu lah kedua negara berusaha menghindari konfrontasi.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.