Sukses

6 Pengalaman 'Horor' yang Dialami Pramugari Saat Bertugas

Dari berbagai contoh, berikut 6 pengalaman mengerikan para awak kabin atau pramugari di sebuah penerbangan

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang tidak menyadari bahwa pramugari dan pramugara di sebuah penerbangan melakukan tugas yang lebih dari sekedar mengantarkan makanan atau minuman kepada para penumpang pesawat.

Mereka juga turut melakukan sejumlah hal yang signifikan, seperti menginformasikan hal-hal penting kepada penumpang, sekaligus memastikan keselamatan dan keamanan mereka yang ada di dalam penerbangan.

Bahkan, beberapa di antara menangani sejumlah tugas rumit lain, mulai dari sesuatu yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan, seperti menangani pengoperasian kabin, hingga pekerjaan yang krusial, misalnya, menangani penumpang yang mengalami serangan jantung saat penerbangan.

Bahkan, sejumlah kru kabin harus menghadapi peristiwa maupun tugas yang absurd atau bahkan di luar dari deskripsi pekerjaan mereka.

Ditambah lagi, semua hal itu, dilakukan oleh para pramugara dan pramugari saat berada di atas langit dengan ketinggian 9 km.

Dari berbagai contoh, berikut 6 pengalaman mengerikan para kru kabin di sebuah penerbangan, seperti yang Liputan6.com rangkum dari Ranker.com, Jumat (21/7/2017).

Saksikan juga video berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Lansia Meninggal

Seorang pramugari berusia 26 tahun menceritakan kisahnya tentang seorang nenek yang sudah meninggal dalam sebuah penerbangan menuju ke Amerika Serikat.

Menurut penuturan sang pramugari, di awal penerbangan, beberapa perempuan muda berusia 20 tahun-an bersama seorang nenek, naik ke sebuah pesawat.

Saat mereka masuk ke dalam pesawat, para penumpang dan kru kabin mencurigai si nenek yang nampak jarang sekali bergerak dan justru lebih banyak dibantu oleh para perempuan muda --juga berstatus sebagai cucu-- yang membawanya.

Singkat cerita, hampir separuh penerbangan, si nenek itu sama sekali tidak bergerak dari kursinya. Hingga pada akhirnya, di sisa penerbangan jelang mendarat, para penumpang mengetahui bahwa si nenek itu telah meninggal.

Sejumlah orang diwawancarai oleh para pramugari terkait kematian si nenek. Dan bahkan, para cucu yang membawanya sempat dicurigai sebagai pembunuh si lansia perempuan itu.

Ternyata, si nenek tewas alamiah. Dan para cucunya berusaha menggunakan 'cara alternatif' untuk membawa jenazah si nenek kembali ke AS.

3 dari 7 halaman

2. Pesawat Tersambar Petir

Seorang pramugara menceritakan pengalaman bertugasnya dalam sebuah penerbangan yang diterpa badai. Saat itu, menurut pengalaman si pramugari, kapten pesawat baru saja meminta seluruh kru dan penumpang untuk mengambil tempat duduk.

Tak berapa lama kemudian, saat beberapa tengah mencoba untuk duduk, pesawat tersebut tersambar petir. Saat kejadian, terdengar suara ledakan keras dan kilatan cahaya dari jendela.

Meski pada umumnya kondisi tersebut tidak menimbulkan masalah yang signifikan, namun menurut pengalaman si pramugara, kejadian itu membuat seluruh individu yang ada di kabin menjadi panik. Si pramugara pemilik pengalaman itu pun, pada saat kejadian ikut panik, juga terdiam secara bersamaan.

 

4 dari 7 halaman

3. Pasien Sakit

Awak kabin menceritakan pengalamannya saat menangani situasi darurat medis pada seorang penumpang. Menurut pengalaman awak tersebut, meski masing-masing kru memiliki pelatihan penanganan situasi darurat medis, namun menghadapi langsung peristiwa itu sangat berbeda dengan apa yang dihadapi saat latihan.

Menurut si kru kabin itu, menangani situasi darurat medis di dalam sebuah tabung logam kecil yang terbang ribuan meter di atas permukaan laut, merupakan sebuah pengalaman menegangkan yang pernah ia rasakan.

 

5 dari 7 halaman

4. Saksi Mata Pesawat Jatuh

Seorang pramugari saat melaksanakan penerbangan dari Dubai ke Eropa, mengaku menjadi saksi mata penembakan pesawat Malaysia Airlines MH-17 di langit Ukraina. Menurut si pramugari, pesawat MH17 yang ditembak jatuh itu terbang tak begitu jauh dari lintasan penerbangan pesawatnya.

Saat peristiwa itu terjadi, kapten pesawat si pramugari saksi mata --menurut pengakuannya-- segera memotong arus berita dan televisi di kabin. Setelah itu, seluruh kru dikumpulkan oleh kapten.

Sang kapten meminta agar para kru kabin 'mengalihkan' peristiwa itu dan mengimbau para penumpang untuk tidak mencari tahu soal penembakan tersebut selama penerbangan. Menurut si pramugari, hal itu dilakukan sebagai langkah untuk mencegah kepanikan di antara penumpang.

 

6 dari 7 halaman

5. Terbang Melintasi Gunung Berapi

Salah satu peristiwa mengerikan yang pernah dialami seorang kru kabin adalah kala pesawatnya terbang di dekat sebuah gunung berapi. Seorang awak penerbangan di Filipina mengklaim bahwa pesawat yang tengah ia naiki melintas dekat dengan sebuah gunung berapi.

Hal mengerikan itu terjadi karena sistem navigasi pesawat yang tidak akurat. Sehingga, pesawat itu terbang dekat dengan kawasan gunung berapi di Filipina. Bahkan, pilot pesawat tidak mampu melakukan visual penerbangan yang mumpuni, akibat jarak pandang yang terganggu oleh abu vulkanik.

Beruntung dewi fortuna masih memihak para awak kapal terbang. Pesawat pun berhasil mendarat. Namun, saat mendarat, para kru dan penumpang dapat melihat bahwa badan pesawat berubah warna, yang semula putih, menjadi hitam, akibat terpaan abu vulkanik.

 

7 dari 7 halaman

6. Nyaris Gagal Mendarat

Seorang petugas kabin dan temannya menceritakan kisahnya saat bertugas dalam penerbangan California - Hawaii, Amerika Serikat. Menurut pengalamannya, pesawat tersebut hampir tidak berhasil mendarat akibat kesalahan sistem pendaratan.

"Kami terbang ke bandara di California dari Hawaii dan selama pemeriksaan pra-pendaratan, ternyata alat pendaratan tidak berfungsi. Dan situasi itu terjadi saat kami berada di atas langit, saat sedang terbang," jelas si kru kabin.

"Saat itu, petugas mekanik langsung dikerahkan ke bagian kapal yang mengoperasikan mekanisme pendaratan. Namun, setelah beberapa saat, mekanik memberikan kabar kepada pilot bahwa roda pendaratan tidak dapat diperbaiki dan dikeluarkan," tambahnya.

Pada saat itu, menurut pengalaman si kru kabin, pilot mengimbau melalui interkom bahwa pesawat akan mendarat dengan keras. Dan di saat yang hampir bersamaan, para pramugara dan pramugari meneriakkan kata-kata 'Bersiap, bersiap, kepala menunduk, letakkan di antara lutut!' secara berulangkali. Masker oksigen pun jatuh bergantungan di atas langit-langit kabin penumpang.

"Di saat kami mempersiapkan diri ketika pesawat akan menghantam tanah, ajaibnya, roda pesawat berhasil berfungsi. Itu pengalaman sangat menegangkan selama 9 tahun karierku sebagai kru kabin," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.