Sukses

Ini Reaksi 8 Negara atas Aksi Kekerasan Israel di Masjid Al Aqsa

Tensi antara Palestina dan Israel yang disebabkan oleh rangkaian peristiwa di Masjid Al Aqsa, memicu perhatian sejumlah pemerintah dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Tensi antara Palestina dan Israel yang disebabkan oleh rangkaian peristiwa di Masjid Al Aqsa, memicu perhatian sejumlah pemerintah dunia. Mereka meminta agar kedua negara yang terlibat ketegangan, untuk mampu secara pro-aktif menenangkan dan merestorasi situasi.

Rangkaian peristiwa Masjid Al Aqsa diawali ketika pemerintah Israel diketahui memasang metal detector dan pintu putar di depan Masjid Al Aqsa, Yerusalem.

Tindakan itu dilakukan usai insiden berdarah pada Jumat, 14 Juli 2017. Awalnya, Israel menuduh pemuda Palestina membunuh tiga polisi yang sedang berjaga di dekat masjid. Karena tuduhan tersebut, pengetatan keamanan dilakukan di kawasan Masjid Al Aqsa.

Kebijakan itu, memicu demonstrasi besar. Unjuk rasa rakyat muslim Palestina berujung kericuhan dengan polisi Israel, yang menyebabkan 50 demonstran terluka. Empat di antara korban luka merupakan petugas medis.

Lima belas korban lain terluka karena terkena tembakan peluru karet polisi Israel. Salah satu korban luka teridentifikasi sebagai mantan Mufti Yerusalem, Sheikh Ikirima Sabri.

Peristiwa itu menyulut tensi tegang. Tak ingin berlanjut, beberapa negara berikut, seperti yang dilansir dari Al Jazeera (21/7/2017), menyampaikan berbagai macam respons terkait rangkaian peristiwa di Masjid Al-Aqsa.

Saksikan juga video berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

1. Amerika Serikat

Petugas polisi perbatasan Israel berjaga-jaga saat umat muslim berdoa di luar komplek Masjid Al- Aqsa, Yerusalem, Minggu (16/7). Ratusan umat muslim mengunjungi tempat suci di Yerusalem setelah Israel membuka kembali tempat tersebut. (AP/Mahmoud Illean)

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu 19 Juli 2017, Gedung Putih menyatakan sangat mengkhawatirkan tensi yang timbul akibat rangkaian peristiwa di Masjid Al Aqsa.

"Amerika Serikat meminta agar Israel dan Kerajaan Yordania melakukan upaya yang tulus untuk meredakan tensi serta mencari solusi agar keamanan dan keselamatan publik di kawasan dapat terjamin. AS juga meminta agar masing-masing pihak mempertahankan status quo di area," ujar rilis resmi dari Gedung Putih.

 

3 dari 9 halaman

2. Yordania

Menteri Luar Negeri Ayman al-Safadi dilaporkan telah berbicara kepada European Union High Representative Federica Mogherini dan mengatakan bahwa Yordania berkomitmen untuk mengerahkan yang terbaik guna memulihkan ketenangan dan mengakhiri krisis.

Semua itu, akan dilakukan Yordania berdasarkan prinsip keamanan, stabilitas, dan penghormatan Israel terhadap situasi historis di Yerusalem.

Menlu al-Safadi juga menggarisbawahi pentingnya kontribusi komunitas internasional dalam meredakan dan mencegah tensi tegang antara pihak yang berkonflik, dengan menolak segala tindakan Israel yang bertujuan untuk memaksakan fakta baru di lapangan.

 

4 dari 9 halaman

3. Turki

Istanbul merespons rangkaian peristiwa di Masjid Al Aqsa melalui sebuah pernyataan dari Presiden Turki Reccep Erdogan, yang tidak menerima pembatasan akses masuk para jamaah yang hendak beribadah di masjid.

"Segala pembatasan terhadap muslim yang ingin masuk ke Masjid Al Aqsa adalah suatu tindakan yang tidak dapat diterima. Perlidungan terhadap nilai kesucian Islam di Al-Quds (Yerusalem) dan Al-Haram Al-Sharif (kompleks masjid) adalah aspek penting bagi seluruh muslim di dunia," kata Presiden Erdogan.

"Tidak dapat diterima jika akses para muslim dan Palestina yang ingin masuk ke dalam masjid harus dibatasi. Kami menginterpretasikan tindakan itu sebagai upaya untuk mengubah status quo di Al Aqsa," kata juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kahn, melengkapi.

 

5 dari 9 halaman

4. Lebanon

Petugas Israel melakukan penjagaan terhadap wanita muslim yang duduk di luar komplek Masjid Al- Aqsa, Yerusalem, Minggu (16/7). Setelah pekan lalu terjadi kerusuhan antara warga Arab-Israel dengan petugas kepolisian Israel. (AP/Mahmoud Illean)

Dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis oleh direktorat media kepresidenan, Presiden Lebanon Michel Aoun, "mengutuk dan mengecam agresi Israel terhadap kesucian Masjid Al Aqsa dan menutup pintu masjid dari para jemaah yang hendak beribadah."

"Agresi itu merupakan skema Israel untuk mencaplok tanah tersebut, sebagai upaya guna mengubah status quo geografis dan demografis di Yerusalem," tambah pernyataan tertulis itu.

 

6 dari 9 halaman

5. Mesir

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis melalui Facebook, Kementerian Luar Negeri Mesir mendesak Israel untuk menghentikan kekerasan dan peningkatan tensi terkait situasi di kompleks Masjid Al Aqsa.

Pernyataan itu juga meminta para warga Israel untuk 'menghentikan kekerasan terhadap penduduk Palestina dan tempat suci mereka, menghargai kebebasan beragama, dan menghentikan segala tindakan yang mampu memicu konflik atau mengurangi kesempatan dialog damai antar pihak yang berseteru.'

 

7 dari 9 halaman

6. Afrika Selatan

Sejumlah figur politik muslim di Afrika Selatan mengutuk tindakan Israel yang mereka nilai sebagai 'tindakan pembatasan akses bagi para jemaah untuk memasuki kompleks Masjid Al Aqsa.'

"Kami meminta para Imam di seluruh negara untuk memfokuskan khotbah ibadah Jumat pada isu Palestina dan menjaring solidaritas umat muslim di masing-masing daerah. Kami meminta para muslim di dunia untuk berpuasa di hari Kamis, hingga Al-Aqsa dibebaskan sepenuhnya," kata Shakir Baker, manajer operasi Al-Quds Foundation, Afrika Selatan.

 

8 dari 9 halaman

7. Uni Eropa

"Kami meminta Israel dan Kerajaan Yordania untuk bekerjasama, melakukan segala upaya untuk mencari solusi yang menjamin keamanan, dan menghargai kesucian tanah suci, serta melestarikan status quo," kata juru bicara European Union High Representative Federica Mogherini, Maja Kocijancic.

"Kami juga meminta para pemimpin politik dan agama untuk mengambil sikap bertanggung jawab guna mengembalikan perdamaian. Kami akan terus memantau secara dekat perkembangan situasi di sana," tambah Kocijancic.

 

9 dari 9 halaman

8. Indonesia

Umat muslim melakukan ibadah di depan komplek Masjid Al-Aqsa dengan penjagaan petugas perbatasan Israel di Yerusalem, Minggu (16/7). Dibukanya kembali komplek tempat suci ini untuk mengurangi kemungkinan kerusuhan yang lebih luas. (AP/Mahmoud Illean)

Salah satu respons Indonesia terkait peristiwa di Masjid Al-Aqsa disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri RI. Tanah Air mengecam penembakan yang melukai imam masjid dan pembatasan akses masuk para jemaah.

"Indonesia mengecam peristiwa penembakan imam masjid Al Aqsa," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir 20 Juli 2017.

"Otoritas Israel membatasi bahkan menutup akses jamaah ke sana. Kita, sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam harus menyuarakan kecaman dan kekhawatiran terhadap peristiwa itu," tambahnya.

Selain itu, dalam sebuah rilis resmi, Kemlu RI juga mengimbau agar 'Israel segera memulihkan stabilitas dan keamanan di Kompleks Al Aqsa. Indonesia juga mengajak semua pihak untuk menahan diri, agar situasi tidak memburuk.'

Tanah Air juga 'mendesak Israel untuk tidak mengubah status quo kompleks Al Aqsa agar Masjid Al Aqsa dan the Dome of the Rock tetap sebagai tempat suci untuk dapat diakses bagi semua umat Muslim.'

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) ikut mengecam dengan mengeluarkan 7 poin kecaman yang disampaikan dalam pernyataan tertulis ditandatangani oleh Sekjen MUI Anwar Abbas dan Ketua Bidang Luar Negeri MUI Muhyiddin Junaidi.

MUI juga mengklaim telah berkomunikasi dengan pemerintah Indonesia terkait rangkaian peristiwa di Masjid Al Aqsa.

"MUI sudah berbicara dengan Wakil Menteri Luar Negeri RI. Meminta agar pemerintah Indonesia tetap konsisten untuk tidak membuka hubungan diplomasi dengan Israel selama konflik Palestina masih terjadi," kata Muhyiddin.

"Beliau (Wamenlu) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah berkomunikasi dengam berbagai pihak di Asia. Indonesia bahkan sudah menyatakan sikapnya," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.