Sukses

Raja Salman Perintahkan Pangeran Saudi Pelaku Kekerasan Ditangkap

Plaku kekerasan teridentifikasi sebagai Pangeran Saud bin Abdulaziz bin Musaed bin Saud bin Abdulaziz Al Saud.

Liputan6.com, Riyadh - Seorang Pangeran Arab Saudi ditangkap aparat berwenang setempat. Ia diciduk setelah video mengenai dirinya tengah melakukan penyiksaan fisik tersebar.

Media lokal, Arab News, menuliskan pelaku kekerasan teridentifikasi sebagai Pangeran Saud bin Abdulaziz bin Musaed bin Saud bin Abdulaziz Al Saud.

Dalam video tersebut, sang pangeran memukuli seorang pria berpakaian khas Timur Tengah ke arah wajah korban tanpa henti.

Sementara di video lain, nampak pangeran tersebut menakut-nakuti korban lain dengan menggunakan senapan. Wajah korban sang pangeran juga bersimbah darah.

Melihat kelakuan salah seorang anggota kerajaannya, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz naik pitam. Ia memerintahkan penangkapan terhadap pelaku.

Rekaman penangkapan pangeran tersebut pun jadi viral di Arab Saudi. Masyarakat Negeri petro dollar memuji kebijakan pemerintahan Raja Salman yang menegakkan hukum tanpa pandang bulu.

Kasus yang menimpa Pangeran Saud bin Abdulaziz Bin Musaed dianggap mencoreng nama Saudi. Sebab, rekaman video saat dia sedang melakukan penyiksaan tersebar luas dan jadi bahan omongan negara di Timur Tengah.

Pada 2016, Pangeran Saudi yang lain dieksekusi mati karena menembak hingga tewas seorang pria dalam perkelahian pada 2013 lalu di ibu kota Riyadh.

Pangeran Turki bin Saud al-Kabir dihukum mati di ibu kota Riyadh. Sejauh ini tak ada rincian yang diberikan tentang bagaimana ia dieksekusi. Umumnya orang yang paling "dikutuk" akan dipenggal sebagai hukumannya.

Menurut sebuah daftar yang disusun oleh sebuah kantor berita, pangeran itu adalah orang ke-134 yang dihukum mati tahun ini.

Para responden mengatakan, sangat jarang ada anggota keluarga kerajaan dieksekusi. Tapi ini benar-benar dilakukan.

"Pangeran telah mengaku bersalah menembak rekan senegaranya," demikian penjelasan pernyataan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi seperti dikutip dari BBC, Rabu (19/10/2016).

Simak video berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.