Sukses

Kelompok Agama Garis Keras Minta Aung San Suu Kyi Mundur

Seruan mundur datang karena pemerintahan Suu Kyi membubarkan kelompok Buddha garis keras.

Liputan6.com, Jakarta Sekelompok biksu garis keras Myanmar menyerukan State Counsellor Aung San Suu Kyi untuk mundur dari jabatannya. Seruan muncul usai pemerintah berseteru dengan organisasi ilegal Ma Ba Tha.

Menurut salah satu biksu garis keras Ashin Wiratu, seruan muncul dipicu tindakan pemerintah yang memerintahkan pencabutan papan nama Ma Ba Tha dari jalanan Myanmar.

"Pemerintah NLD lebih baik mundur, jangan sentuh Ma Ba Tha, Ma Ba Tha bukan oposisi," ucap Wirathu seperti dikutip dari Asia Correspondent, Kamis (18/7/2017).

"Ma Ba Tha adalah asosiasi untuk melindungi agama, pemerintah tidak ahli dalam sektor ini. Jangan salahkan Ma Ba Tha," papar dia.

Wiratu menambahkan, dalam pandangannya pemerintah yang dipimpin Suu Kyi sudah gagal. Oleh karennaya, jalan terbaik baginya adalah mundur.

"Jika kalian (Pemerintah Myanmar) berpikir bahwa kalian berani, coba transparan dan serahkan kekuasaan pada mereka yang bisa menangani negara," ucap dia.

Kondisi politik Myanmar memburuk usai, Kementerian Informasi dan Otoritas Agama Buddha yang didukung Pemerintah Ma Ha Na mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap kelompok Ma Ba Tha yang menolak bubar.

Peringatan keras pemerintah sudah dikeluarkan khususnya kepada kelompok Ma Ba Tha cabang Mandalay dan Negara Bagian Karen.

Pemerintah melarang Ma Ba Tha karena kelompok ini terbukti menyebarkan ujaran kebencian dan memprovokasi digunakannya tindakan kekerasan terhadap kelompok minoritas.

Dibubarkan pemerintah, Ma Ba Tha melawan. Mereka menyatakan siap mengganti nama agar bisa melanjutkan kegiatannya.

Selama berseteru melawan pemerintah, pendukung Ma Ba Tha kerap melakukan demonstrasi. Bahkan, beberapa sesepuh Ma Ba Tha menyatakan mereka siap membuat partai politik agar bisa berpartisipasi dalam pemilu 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.