Sukses

Demi Sang Ibu, Pria Ini Pakai Baju Perempuan Selama 20 Tahun

Seorang pria China berdandan bak perempuan untuk membantu ibunya agar sanggup menerima kematian putrinya.

Liputan6.com, Guilin - Sebuah video yang menceritakan seorang pria berusia 50-an mengenakan pakaian perempuan selama 20 tahun viral di media sosial China. Ia melakukan hal tersebut untuk membantu ibunya agar sanggup menerima kematian putrinya.

Video yang diunggah oleh Pear Video itu telah ditonton sebanyak 4,2 juta kali di sosial media China Weibo.

Video itu memperlihatkan seorang pria dari Guilin, Guangxi, mengenakan pakaian tradisional China, cheongsam, ketika merawat ibunya yang sudah tua.

Pria itu berkata kepada Pear Video bahwa dirinya mulai memakai baju seperti perempuan setelah ibunya menunjukkan tanda-tanda gangguan jiwa setelah kematian anak perempuannya.

Ketika ia mengenakan pakaian tersebut, ibunya langsung yakin bahwa anak perempuannya telah kembali.

"Ia sangat senang, jadi aku terus melakukannya," ujar pria tersebut seperti dikutip dari BBC, Selasa (18/7/2017).

"Aku mulai hidup seperti perempuan sejak saat itu. Aku tak memiliki pakaian laki-laki," ujar dia.

Dalam video tersebut, sang ibu sempat mengungkapkan komentarnya atas apa yang dilakukan anak laki-lakinya itu. "Ia adalah anak perempuanku. Ketika anak perempuanku meninggal, ia menjadi anak perempuanku."

Pria tersebut mengaku ia tak memikirkan komentar orang-orang atas apa yang ia lakukan demi ibunya. (Pear Video)

Pria tersebut mengaku ia tak memikirkan komentar orang-orang atas apa yang ia lakukan demi ibunya.

"Mengapa aku harus takut orang-orang akan menertawakanku?" ujar dia.

Ribuan orang berkomentar atas posting-an di Weibo itu dan banyak dari mereka menggunakan hashtag #HePosedAsHisDeadSisterFor20Years# -- ia menyaru sebagai saudara perempuannya yang telah meninggal selama 20 tahun.

Beberapa orang memuji pria tersebut dan mengaku tersentuh.

"Untuk membuat ibunya senang, ia memakai baju seperti perempuan selama 20 tahun. Tak penting bagaimana kamu melihat ini, kamu harus memujinya karena rasa baktinya!" ujar seorang pengguna Weibo.

"Ini adalah pria sejati," tulis pengguna lain.

Berbakti kepada orangtua, orang yang lebih tua, dan para leluhur merupakan nilai yang dipegang teguh dalam masyarakat dan budaya China.

Konsep akan nilai tersebut kembali pada 400 SM dan merupakan nilai mendasar Konfusianisme--filosofi etika yang dibuat oleh filsuf China ternama, Konfusius.

Berbakti adalah salah satu kriteria utama yang dipertimbangkan dalam seleksi pejabat pemerintahan sejak Dinasti Han (dari 206 SM hingga 220 M).

 

Simak video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.