Sukses

4 Senjata Canggih Masa Depan yang Sedang Dikembangkan Rusia

Rusia dikabarkan sedang melakukan penelitian dan pengembangan empat senjata masa depan. Apa saja?

Liputan6.com, Moskow - Selama lebih dari seabad, pembuatan senjata mengandalkan prinsip ilmiah konvensional dan industri berat. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat modern telah mencapai titik penting di mana teknologi akan menggantikan seluruh peralatan kuno.

Dengan merekrut ilmuwan kompeten, sejumlah negara telah mengembangkan senjata modernnya. Bahkan beberapa di antaranya mungkin belum pernah terbersit di pikiran orang awam.

Beberapa waktu, artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan disebut-sebut menjadi pemusnah paling mengerikan di masa depan. Namun, robot yang memiliki digadang-gadang punya kemampuan 'melebihi' manusia itu, dikhawatirkan tak dapat dikendalikan.

Meski demikian, hingga kini belum santer terdengar terdapat negara yang gencar mengembangkan AI sebagai pasukannya dalam perang. Mungkin, adanya AI di kehidupan nyata baru akan terwujud dalam beberapa puluh tahun ke depan.

Di samping AI, sejumlah negara-negara besar dunia, termasuk Rusia, tengah mengembangkan senjata yang menggunakan prinsip ilmiah baru yang lebih mungkin terealisasi dalam waktu dekat.

Negeri Beruang Merah itu, saat ini sedang melakukan penelitian dan pengembangan senjata modern. Dikutip dari RBTH Indonesia, Jumat (14/7/2017), berikut 4 senjata masa depan yang dikembangkan Rusia.

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1.Senjata Radio-Elektronik

Ilustrasi radar (iStock)

Senjata radio-elektronik mampu melumpuhkan perlengkapan musuh dengan ledakan berenergi besar dan kuat. Senjata tersebut dapat menyerang sistem kendali pesawat dan pesawat tanpa awak (UAV), serta menetralisir senjata kendali presisi dengan getaran gelombang pendek yang kuat.

Menurut para pengembang senjata Rusia, senjata itu bukan lagi sekedar fiksi ilmiah dan telah sukses diuji coba.

Pada 2014 pesawat bomber Rusia Sukhoi Su-24, mampu melumpuhkan sementara kapal USS Donald Cook milik AS dengan senjata radio-elektronik. Serangan itu dilakukan ketika kapal berlayar terlalu dekat ke perbatasan Rusia di Laut Hitam.

Senjata itu akan dipasang di jet tempur generasi keenam Rusia yang saat ini sedang dikembangkan. Tujuan utamanya adalah menghancurkan UAV dari darat.

Dengan melumpuhkan peralatan elektronik musuh, sistem radar dan navigasi, Rusia mampu mendapatkan keuntungan di awal tempur.

3 dari 5 halaman

2. Railgun

Ilustrasi railgun (Public Domain)

Railgun adalah peluncur proyektil elektromagnetik yang berpotensi menjadi salah satu senjata terkuat untuk perang di masa depan. Dengan bantuan dari medan gaya, railgun dapat meluncurkan peluru dengan kecepatan hingga tiga kilometer per detik.

Angka itu dekat dengan kecepatan orbit (7,9 kilometer per detik), yang merupakan titik di mana prinsip fisika yang berbeda mengambil alih.

Di kecepatan tersebut, silinder plastik 15 gram dapat menembus lapisan aluminium dengan ketebalan beberapa sentimeter. Bahkan, tak ada lapisan baja tank yang mampu menahan serangan seperti itu.

Railgun saat ini sedang diuji coba di Rusia. Menurut para ilmuwan, tujuan utama uji coba adalah menciptakan generator terpadu bertenaga tinggi karena railgun membutuhkan banyak energi untuk bekerja secara efektif.

4 dari 5 halaman

3. Senjata Laser

Ilustrasi laser (iStock)

Di bidang militer, teknologi laser sering digunakan untuk mencari lokasi, melacak target, dan navigasi. Sekarang, penggunaannya untuk tempur hanya masalah waktu.

Informasi mengenai penelitian modern terkait senjata laser di Rusia sangat dirahasiakan. Namun, militer akan mengembangkan sistem laser sebagai senjata yang dapat dipasang di kendaraan, pesawat, dan kapal.

Jet tempur A-60 dan MiG-35 akan dilengkapi dengan sistem laser untuk melumpuhkan sistem navigasi pesawat musuh. Namun, laser tersebut tidak akan sama dengan peledak seperti di film-film Star Wars, demikian ujar pakar militer Dmitry Drozdenko kepada Radio Sputnik.

Menurut Drizdenko, demi mendapatkan energi yang cukup untuk menghancurkan satu pesawat, dibutuhkan alat dan energi yang besar. Alat ini harus sangat besar bahkan ia tidak dapat dipasang di dalam pesawat.

Penelitian dan pengembangan senjata laser tempur sudah ada di Uni Soviet sejak era Perang Dingin. Awalnya, pistol laser dirancang untuk para kosmonaut. Namun militer tidak jadi mengadopsinya karena senjata ini dianggap tidak mampu menghasilkan kerusakan yang besar.

Di samping itu, AS sedang menguji coba sistem yang dapat menghancurkan target musuh dengan sinar laser. Sistem senjata antimisil darat-ke-udara yang Lockheed Martin sedang kembangkan, Area Defense Anti-Munitions, (ADAM) dapat menghancurkan misil, UAV, dan kapal kecil musuh dari jarak dekat.

5 dari 5 halaman

4. Senjata Akustik atau Sonik

Ilustrasi senjata akustik (Public Domain)

Senjata seperti akustik atau sonik menghasilkan suara dan dapat membuat tentara musuh takut dan panik.

Bahkan, organ tubuh manusia bisa rusak dan berujung pada kematian jika terpapar senjata tersebut.

Informasi terkait penelitian senjata itu masih dirahasiakan. Meski demikian, sejumlah kabar menyebut bahwa Rusia dan AS sedang berusaha mengembangkannya, yakni mendesain peluru akustik.

Namun masalahnya, kekuatan gelombang akustik bisa hilang dan mengurangi dampak yang dihasilkan. Hal itu membuat peluru tersebut hanya bisa digunakan untuk jarak dekat.

Masalah lainnya, senjata sonik harus dapat menghasilkan sinar yang terfokus pada suara atau ultrasuara musuh. Jika sinar tersebut tidak diciptakan, maka senjata sonik bisa menyerang pasukan sendiri melalui persebaran sinar.

Saat ini, senjata sonik sering digunakan polisi Amerika saat terjadi protes, salah satunya adalah Alat Akustik Jarak Jauh (LRAD). Namun senjata ini tidak efektif untuk militer karena konsumsi energi yang tinggi dan hanya mampu menjangkau jarak dekat.

Meski demikian, Rusia akan tetap meneliti bidang ini sesuai doktrin militer negara yang diadopsi tahun 2010, yang menekankan penggunaan senjata sonik untuk perang di masa depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.