Sukses

Menlu RI: Tanamkan pada Generasi Muda Ajaran Islam yang Damai

Menlu Retno di pertemuan OKI menyinggung terjeratnya para pemuda Islam ke dalam kelompok teror dan ekstremisme.

Liputan6.com, Abidjan - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyinggung potensi generasi muda Muslim menjadi korban ideologi terorisme, radikalisme dan ekstremisme. Hal ini disampaikan dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Pantai Gading.

Dia mengatakan kejadian di Marawi, Filipina harus menjadi wake up call bagi negara-negara OKI. Sebab, telah terjadi regionalisasi terorisme.

Menurutnya, kejadian regionalisasi terorisme banyak melibatkan generasi muda termasuk perempuan terlibat menjadi teroris dan foreign terorist fighters (FTF).

Oleh sebab itu, Indonesia mengajak negara OKI meningkatkan upaya kolektif dalam penanggulangan terorisme. Utamanya dengan mengatasi akar masalah dan melakukan kontra-narasi terhadap ideologi radikal.

"Memperkuat kerja sama antara negara OKI menjadi mandatory dalam penanggulangan terorisme dan radikalisme, khususnya dalam mencegah terjerumusnya pemuda Islam,” sebut Menlu Retno dalam keterangan pers, Selasa (11/7/2017).

Salah satu solusi untuk menangani persoalan tersebut dijelaskan mantan Dubes RI untuk Belanda itu adalah memprioritaskan pendidikan yang baik bagi generasi muda serta menempatkan pemuda sebagai bagian utama dari pembangunan.

Ia pun mendorong negara-negara anggota OKI perlu merancang pendidikan yang menanamkan nilai toleransi, menghormati satu sama lain, dan perdamaian semenjak dini.

"Kita memiliki tanggung jawab untuk generasi penerus kita, marilah kita menuntun dengan memberikan teladan dan membesarkan mereka dengan nilai Islam yang damai," ujar dia.

KTM OKI adalah pertemuan puncak tahunan tingkat Menteri Luar Negeri negara-negara anggota OKI.

Pertemuan dilaksanakan untuk mengkaji perkembangan pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pada Konferensi Tingkat Tinggi para kepala negara/pemerintahan).

Saksikan Video Berikut: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.