Sukses

5 Ciri Kepribadian Orang Sukses

Bagi orang-orang sukses, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan penting bagi mereka dan tak membiarkan pekerjaan mengendalikan hidup.

Liputan6.com, Jakarta - Mengapa ada orang-orang yang berhasil, sementara yang lainnya tidak?

Apakah hal istimewa yang sepertinya dimiliki segelintir orang sehingga mendapatkan promosi dan sukses, padahal yang lainnya mandek?

Dikutip dari theladders.com pada Sabtu (8/7/2017), ada beberapa ciri kepribadian yang tertanam dalam diri sesama orang-orang yang berhasil:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Bersemangat (Passionate)

Ilustrasi semangat kerja. (Sumber Pexels)

Para pemimpin yang sukses berdedikasi kepada keahlian mereka dan giat secara aktif menuju tujuan-tujuan mereka, entah itu berupa deadline, pengukuran (benchmark), atau menangani proyek di luar pekerjaan.

Mengenai pekerjaan, mereka tidak memiliki cara pikir yang sempit yaitu yang sekedar melakukan tugas yang diminta dan kemudian pulang.

Mereka berpikir lebih besar lagi, misalnya cara bagaimana suatu sistem bisa menjadi lebih baik, jenis produk baru yang diperlukan dunia, bagaimana caranya meningkatkan moral, dan hubungan-hubungan apa yang bisa dibuat.

Mereka tidak berkeberatan datang lebih awal, tinggal lebih lama atau melakukan sedikit kerja ekstra di sana dan sini agar bisa memberi lebih.

Tapi mereka tidak membiarkan pekerjaan mengendalikan hidup karena keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan penting bagi mereka.

3 dari 6 halaman

2. Lapar Akan Pengetahuan

Ilustrasi tentang berbagi pengetahuan. (Sumber Wikimedia Commons)

Secara harafiah, mereka merasa ada yang tidak cukup berkaitan dengan pembelajaran terkait tugas dan bidang yang sedang digeluti.

Jadi, mereka terus memburu informasi baru tentang bidang mereka yang terus berkembang.

Penajaman kemampuan-kemampuan membantu mereka tetap kompetitif dalam karier masing-masing.

4 dari 6 halaman

3. Percaya Diri Menghadapi Badai

Salah satu cara Angkatan Udara Amerika Serikat melatih percaya diri. (Sumber United States Air Force Academy)

Ketenangan diri merupakan pelatihan, bukan sekedar ciri kepribadian, bahkan bagi orang yang paling tenang di antara kita.

Tapi hal itu layak dilatih karena seseorang yang menganggap setiap masalah sepele sebagai akhir dunia akan melelahkan bagi tim, manajer, dan dirinya sendiri.

Tidak setiap hari menjadi hari yang baik, tapi orang sekitar tahu bahwa yang penting adalah cara kita bereaksi. Berikut ini adalah nasehat agar tetap tenang di tengah sebuah krisis. Tanya Prive menuliskannya di Forbes:

"Mungkin ada hari-hari di mana masa depan merek kita mengkhawatirkan dan tidak berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini terjadi pada bisnis apapun, baik besar dan kecil, dan hal yang terpenting adalah jangan panik."

Salah satu tugas seseorang sebagai pemimpin adalah menjaga semangat dan mempertahankan moral tim. Jagalah tingkat kepercayaan diri dan yakinkan semua orang bahwa kegagalan itu bersifat alamiah dan yang penting adalah fokus pada sasaran yang lebih besar."

"Sebagai seorang pemimpin, ketika tetap tenang dan percaya diri, kita akan membantu tim agar merasakan yang sama."

"Ingatlah bahwa tim kita akan membaca gelagat dari kita, jadi jika kita menampakkan suatu tingkatan kendali dampak secara tenang, tim akan menangkap gelagat itu."

"Sasaran utamanya adalah agar semua orang tetap menjalankan tugas dan bergerak maju."

5 dari 6 halaman

4. Memberi Motivasi kepada Sekitar

Ilustrasi suatu tim. (Sumber Pixabay)

Kegigihan jelas menular dan sukses bisa juga menular. Orang-orang yang sukses sadar bahwa hal itu berlaku dua arah karena tidak ada orang yang melakukan apapun secara sendirian.

Demikian juga dengan manfaat ketika orang-orang di sekitar juga ikut 'menyala'. Mereka adalah pemberi motivasi yang hebat walaupun tidak perlu menjadi karismatik.

Makalah terbitan Harvard Business Publishing pada 2015 yang bertajuk "Leading Now: Critical Capabilities for a Complex World" menjelaskan mengapa hal ini penting.

"Para pemimpin yang berhasil dalam keterlibatan yang memberi inspirasi tahu caranya menumbuhkan budaya yang menciptakan hubungan berarti antara aspirasi dan nilai-nilai dalam diri karyawan dengan yang ada dalam perusahaan."

"Pegawai dan manajer yang merasa terhubung akan menjadi lebih kreatif dan produktif dalam pekerjaannya."

6 dari 6 halaman

5. Kepribadian Super

The Big Five. (Sumber Slide Share)

Ilmu sosial terus berkembang, sehingga kita mungkin belum mengetahui mengapa semua tentang mengapa terjadi demikian, tapi secara khusus ada ciri kepribadian yang dikenal sebagai "The Big Five" yang amat lazim ditemukan dalam diri orang-orang sukses.

Melalui Harvard Business Review, Eben Harrell menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan "The Big Five" atau "The Five-Factor Model."

Harrell menuliskan, "Yang sering disebut 'Big Five', model 5-faktor itu, adalah seperangkat ciri kepribadian yang didapat dari penelitian secara statistik terhadap kata-kata yang lazim dipakai untuk menjelaskan ciri psikologis lintas budaya dan bahasa."

"Kategori-kategori itu adalah keterbukaan untuk mengalami sesuatu, kecermatan (conscientiousness), ekstroversi, kemampuan bersepakat (agreeableness), dan neurotisisme."

Tidak heran jika kemampuan kepemimpinan dan sukses memiliki korelasi dengan hampir semua yang ada dalam "Big Five" tersebut.

Sebagai catatan, ada beberapa uji daring (online) tentang "Big Five" yang tersedia bukan untuk tujuan ilmiah, tapi dapat sekedar membantu kita mengerti apa yang dimaksud.

Memang benar masih ada perdebatan tentang sejauh mana Big Five ini dapat diterapkan pada semua orang, tapi ciri kepribadian itu jelas memiliki dampak dalam unjuk kerja di tempat pekerjaan.

Tapi jangan berkecil hati jika kita tidak memiliki semuanya, karena ada karakteristik-karakteristik lain yang membantu kita untuk juga bersinar di tempat pekerjaan.

Misalnya, seorang yang introvert tidak perlu mengubah kepribadian mereka dan berpura-pura esktrovert hanya demi kemajuan. Mereka hanya perlu sedikit membuka diri sambil tetap menjaga waktu krusial sendiri.

Yang tetap harus dilakukan seseorang adalah untuk terus-menerus memoles kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini