Sukses

Korut Uji Coba Rudal, AS dan Korsel Gelar Latihan Gabungan

AS dan Korsel akan menggelar latihan gabungan yang melibatkan penggunaan Sistem Rudal Taktis Militer (ATACMS) dan Hyunmoo II.

Liputan6.com, Washington, DC - Angkatan Darat (AD) Amerika Serikat dan militer Korea Selatan akan melakukan latihan gabungan untuk melawan "tindakan destabilisasi dan melanggar hukum" yang dilakukan Korea Utara. Langkah ini diambil setelah Korut kembali meluncurkan rudal balistik antar benua (ICBM) pada Selasa 4 Juli kemarin.

Pyongyang sudah mengonfirmasi kesuksesan peluncuran misil tersebut.

Seperti dilansir CNN, Rabu (5/7/2017) yang mengutip pernyataan AD AS, latihan gabungan tersebut akan melibatkan penggunaan Sistem Rudal Taktis Militer (ATACMS) dan rudal yang dikembangkan oleh Korea Selatan yakni Hyunmoo II.

Sementara itu, dalam konfirmasinya Korut menyebutkan bahwa ICBM yang diujicobanya dapat mencapai wilayah manapun di dunia. Peluncuran itu sendiri dilakukan pada Selasa pagi di mana menurut Korea Central Television, misil yang ditembakkan mencapai ketinggian 2.802 kilometer.

Melihat ketinggiannya, maka peluncuran kali ini mencatatkan sejarah baru bagi Pyongyang. Korut mengklaim bahwa ICBM yang ditembakkannya berpotensi menjangkau daratan AS.

Tak hanya menanggapi uji coba rudal Korut dengan menggelar latihan militer gabungan, namun AS juga menempuh upaya diplomatik. Melalui duta besarnya untuk PBB, Nikki Haley, Washington mendesak Duta Besar China untuk PBB Liu Jieyi selaku Presiden Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan sebuah pertemuan.

Rencananya, pertemuan tersebut akan berlangsung pada Rabu sore waktu New York. Demikian seperti disampaikan oleh Jonathan Wachtel, juru bicara Haley.

Adapun Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam uji coba rudal Korut.

"Tindakan ini merupakan pelanggaran berat atas resolusi Dewan Keamanan PBB dan merupakan skala eskalasi yang berbahaya," ujar Guterres melalui juru bicaranya Stephane Dujarric.

"Pemimpin Korut harus menghentikan tindakan provokatif lebih lanjut dan sepenuhnya mematuhi kewajiban internasionalnya," tambah Dujarric.

Kritikan keras juga datang dari Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson. "Uji coba ICBM merupakan eskalasi ancaman baru bagi AS, sekutu dan mitra kami, kawasan, dan dunia".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.