Sukses

3 Syarat Pengatur Lalu Lintas Korut: Cantik, Muda, dan Lajang

Jika di negara lain menempatkan polisi tegap sebagai pengatur lalu lintas, di Korut tugas itu ada di tangan para perempuan muda.

Liputan6.com, Pyongyang - Banyak hal yang menarik di jalanan Korea Utara. Salah satunya, jika di negara lain, para polisi tegap dikerahkan untuk menjaga dan mengatur lalu lintas, di Korut tugas itu diserahkan ke tangan para perempuan. 

Jalanan di Korea Utara tak mengenal macet. Kondisinya sepi, bahkan nyaris kosong melompong. Hanya segelintir warga di sana yang mampu membeli kendaraan bermotor. 

Seperti dikutip dari Deutsche Welle, di negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu hanya ada 25.000 km ruas jalan, 750 kilometer di antaranya dilapisi aspal. 

Profesi sebagai pengatur lalu lintas kabarnya adalah dambaan kaum hawa di negara paling menutup diri di dunia itu. 

Namun, tak mudah untuk mewujudkan cita-cita itu. Bukan sembarang perempuan bisa berdiri gagah di tengah jalan, mengenakan seragam yang dilengkapi topi, dan memegang tongkat pengatur. 

Seorang pejalan kaki berbicara dengan polisi wanita yang sedang mengatur lalu lintas di Pyongyang, Korea Utara (5/6). Polisi wanita pengatur lalu lintas ini juga menjadi daya tarik di kota Pyongyang. (AFP Photo/Ed Jones)

Pemerintah Korut ternyata menyeleksi ketat perempuan mana yang boleh mengatur lalu lintas. Salah satu syaratnya, para wanita ini harus menarik. Alasannya, karena mereka mewakili citra Pyongyang.

Seleksi ketat lainnya adalah perempuan ini harus berusia muda dan masih lajang. 

Menurut seorang pejabat keamanan yang namanya dirahasiakan, syarat tersebut sifatnya mutlak. Sama sekali tidak bisa ditawar.

"Mereka mewakili citra ibu kota," jelas seorang perwira senior kementerian keamanan publik, yang mengawasi peraturan lalu lintas seperti dikutip dari Daily Star, Kamis (15/6/2017). "Itu sebabnya mereka dipilih berdasarkan penampilan dan fisik mereka."

Seorang polisi wanita berada ditengah jalan untuk mengatur lalu lintas di Pyongyang, Korea Utara (5/6). Di Korea Utara menjadi polisi lalu lintas dipandang sebagai pekerjaan yang bergengsi. (AFP Photo/Ed Jones)

Cantik dan menarik masih belum cukup. Syarat penting lain adalah perempuan itu usianya harus di bawah 26 tahun. Mereka juga harus lajang.

Penetapan usia sangat vital. Karena di Korut, normalnya wanita di negara ini menikah di usia 26 atau 27.

Oleh sebab itu, jika sudah lewat usia tersebut, otomatis pengatur lalu lintas tersebut harus mencari pekerjaan baru.

Di sisi lain, tidak ada batas usia yang berlaku untuk kira-kira 400 petugas pria, yang juga diturunkan untuk mengatur lalu lintas.

Sejumlah polisi wanita memantau jalan dikawasan sekitar di Pyongyang, Korea Utara (5/6). Menurut pihak setempat, para polisi wanita ini memiliki seragam yang berbeda untuk waktu yang berbeda dalam setahun. (AFP Photo/Ed Jones)

Sekarang ini di jalanan Ibu Kota Korut, Pyongyang ada 300 perempuan dengan balutan seragam polisi mengatur lalu lintas di kota itu.

Keberadaan mereka agak aneh di tengah jalanan yang sepi. Meski demikian, para perempuan muda dan cantik itu menjadi daya tarik bagi penduduk lokal dan para turis yang berkesempatan mengunjungi Korut. 

Seorang polisi wanita terlihat sedang memantau lalu lintas di Pyongyang, Korea Utara (5/6). Di Korea Utara menjadi polisi lalu lintas dipandang sebagai pekerjaan yang bergengsi. (AFP Photo/Ed Jones)

Salah seorang petugas lalu lintas, Ri Myong Sim mengatakan, mereka senang menjalankan tugas ini. Meski, harus berdiri di jalanan mengenakan sepatu berhak tinggi.

"Kami sangat berkonsentrasi dalam bertugas dan kami sangat jarang mencoba menarik perhatian," kata dia.

Ri pun mengaku ada alasan khusus kenapa mau ikut serta dalam kerja ini. Penyebabnya, ia merasa pekerjaan tersebut adalah bentuk pengabdian bagi pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un.

"Setiap saya merasa lelah, hal yang membuat saya terus bersemangat ialah memikirkan pemimpin kami yang sangat peduli dengan kebahagiaan penduduknya sepanjang tahun," jelas dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini