Sukses

Partai Besutan Presiden Prancis Diprediksi Menang Pemilu Parlemen

En Marche, partai besutan Presiden Prancis Emmanuel Macron, diprediksi kuat akan memenangi pemilu parlemen.

Liputan6.com, Paris - Partai yang didirikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, La Republique En Marche (singkatnya, En Marche), diproyeksikan akan memenangi suara mayoritas dalam pemilihan umum parlemen, menurut survei kerja sama CNN dan BFMTV Elabe. Pemilu Parlemen Prancis akan dilaksanakan pada 11 Juni hingga 18 Juni 2017.

Partai berhaluan sentris dan tergolong hijau dalam kancah perpolitikan Prancis itu diprediksi akan memenangi 415 hingga 445 kursi dari total 577 kursi atau sekitar 32,3 persen dari total suara di Assemblee Nationale (Majelis Nasional Prancis atau majelis rendah dalam sistem legistlatif bikameral), demikian seperti yang diwartakan oleh CNN, Senin (12/6/2017).

Presiden Macron berharap bahwa kemenangan En Marche di parlemen akan membantu proyek pemerintahannya untuk sebuah revolusi politik dan merombak sistem partai tradisional Prancis. Kemenangan Macron dalam Pilpres pada Mei 2017 lalu dan proyeksi kejayaan En Marche dalam Pemilu Parlemen nanti menandai kemunduran sistem partai tradisional Prancis yang didominasi oleh haluan kanan (konservatif) dan kiri (sosialis).

Para calon legislator En Marche memiliki latar belakang beragam. Mulai dari eks-pilot jet tempur, pemenang Nobel, hingga atlet rodeo. Selain itu, sekitar 266 calon konstituen En Marche adalah perempuan dan 219 lainnya berasal dari luar lingkaran politik Prancis.

Macron yang menginginkan revolusi kancah perpolitikan Prancis dari sistem haluan politik tradisional menjadi politik yang berbasis gerakan masyarakat akar-rumput nampak terbayarkan setelah En Marche diproyeksi memenangi pemilu parlemen.

"Kami bersyukur atas kepercayaan kalian kepada kami demi menempatkan wajah-wajah baru di Republik (Prancis)," kata Catherine Barbaroux, Presiden En Marche, kepada para pendukung partai, seperti yang dikutip oleh CNN.

Akan tetapi, menurut sejumlah pengamat, dominasi En Marche di parlemen tak akan signifikan jika para konstituennya tidak mampu melanggengkan sejumlah kebijakan Presiden Macron. Maka, agar seluruh rencana politik Presiden Macron dapat rampung secara efektif, ia harus mampu "menguasai" seluruh legislator En Marche dan Assemblee Nationale.

Hingga kini, Prancis tengah menghadapi sejumlah permasalahan domestik, seperti ketenagakerjaan, stagnasi ekonomi, isu keamanan, integrasi, dan imigrasi.

Hasil akhir pemilu parlemen Prancis akan muncul setelah proses putaran kedua yang akan selesai pada minggu depan. Proses pemilihan tersebut akan menggunakan sistem pemilihan proporsional. Putaran pertama akan menentukan calon legislator yang berhasil memperoleh suara minimum atau melebihi ambang batas 12,5 persen. Calon legislator yang memperoleh suara minimum atau melebihi ambang batas minimum akan kembali maju pada putaran kedua.

Pemenang putaran kedua akan memperoleh kursi di Assemblee Nationale. Hasil pemenang putaran kedua akan diumumkan pada Minggu depan.

Partai tradisional, seperti Republik (kanan-konservatif) dan Sosialis (kiri-sosialis) diprediksi akan mengalami kesulitan untuk memperoleh suara mayoritas pada pemilu parlemen nanti. Partai Republik diprediksi hanya memperoleh 20,9 persen atau sekitar 80 hingga 100 kursi. Sementara Partai Sosialis diproyeksikan hanya merebut 30 hingga 40 kursi atau sekitar 9 persen.

Sementara itu, partai lain yang berhaluan serupa juga diprediksi hanya akan memperoleh suara minim, seperti National Front (kanan - konservatif) dengan proyeksi 13,1 persen dan Gauche (kiri ekstrem) dengan proyeksi 11 persen.

 

Saksikan juga video berikut ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.