Sukses

6 Pesulap Terkenal yang Tewas Saat Beraksi di Panggung

Sejumlah pesulap tewas di panggung, saat sedang beraksi di depan para penontonnya.

Liputan6.com, Jakarta - Sulap menawarkan keasyikan berganda, yaitu penasaran dengan cara para pesulap melakukannya, dan rasa deg-degan saat menyaksikan bahaya yang menjelang.

Kondisi bahaya yang disajikan mungkin saja disengaja, sebagai bagian dari pertunjukan, namun, sejarah mencatat ada sejumlah pesulap yang harus kehilangan nyawa karenanya.

Mereka yang meninggal sedang berada di panggung, saat beraksi menghibur para penonton. Persiapan telah dilakukan sebelumnya, tapi kesalahan bisa saja terjadi

Seperti yang disarikan dari ranker.com pada Senin (56//2017), para pesulap yang meninggal membentang beberapa generasi, dari berbagai negara dan budaya.

Berikut ini adalah 6 kisah kematian pesulap ketika sedang melakukan aksinya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Chung Ling Soo

(Sumber Freebase untuk ranah publik)

Chung Ling Soo adalah nama panggung untuk pesulap Amerika Serikat bernama William Ellsworth Robinson, yang melakukan aksi panggung dengan warna kuning pada wajahnya. Di atas panggung, ia menebarkan ujaran-ujaran rasis terkait mistisisme oriental dan sulap Asia Timur.

Ia paling terkenal dengan aksinya "Condemned to Death By the Boxers."

Robinson melakukan aksinya menggunakan sepucuk pistol berlaras ganda. Satu laras berisi peluru sungguhan yang diambilnya dari antara penonton, sedangkan laras satu lagi kosong.

Pada 23 Maret 1918, dalam suatu pertunjukan rutin, Robinson menembak dirinya sendiri karena kemalasannya membersihkan senjata sehingga mesiu mengumpul dalam ruang peluru dalam senjatanya.

Ketika pesulap itu tewas, peluru kosong itu menyulut sisa bubuk mesiu yang kemudian meledak dan menembakkan peluru sungguhan di laras yang berisi peluru sungguhan.

Peluru itu menembus paru-paru Robinson dan, untuk pertama kalinya di panggung, ia berbicara bahasa Inggris, "Ya Tuhan. Ada sesuatu yang terjadi. Turunkan tirainya!"

3 dari 7 halaman

2. Karr the Mysterious

Ilustrasi mobil kuno di jalan raya. (Sumber YouTube/wdtvlive42)

Charles Rowan dari Afrika Selatan dikenal dengan nama panggung Karr the Mysterius. Keahliannya adalah kenekatan meloloskan diri pada 1930. Tidak banyak yang diketahui tentangnya, tapi ada catatan pengumuman kematiannya di Reuters.

"Maut yang mengerikan menimpa pesulap keliling bernama Karr siang ini, ketika ia melakukan aksi berulangnya diikat dengan jaket ketat dan diseret dengan mobil namun gagal…di hadapan banyak penonton, termasuk beberapa anak kecil."

"Mereka melihat sebuah mobil menabrak ke arah Karr dan membunuhnya…ia tergilas roda kanan yang hampir memutuskan satu kakinya."

4 dari 7 halaman

3. Washington Irving Bishop

Ilustrasi aksi panggung. (Sumber ranah publik)

Washington Irving Bishop adalah seorang mentalis dan spiritualis Amerika yang terkenal dengan aksinya membaca pikiran orang (yang sebenarnya merupakan kemampuan membaca tubuh) dan mengemudi dengan mata tertutup.

Tapi Bishop juga adalah seorang pengidap serangan kataleptik yang membawanya kepada keadaan katatonik, yaitu suatu keadaan kaku motorik. Bahkan ia bisa mendapat serangan ketika sedang di panggung.

Oleh karena itu, ia memiliki catatan di sakunya yang menjelaskan bahwa dia tidak mati dan jangan melakukan otopsi sebelum 48 jam setelah tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan.

Pada 12 Mei 1889, Bishop mendapat serangan kataleptik di panggung Lambs Club di New York. Setelah dibawa turun dari panggung, ia dianggap telah wafat. Dokter John A Irwin, Frank Ferguson, dan Irwin H Hance melakukan otopsi dan menyatakan bahwa Bishop meninggal karena histerokatalepsi.

Istri dan ibu Bishop berpendapat bahwa Bishop sedang dalam keadaan seperti kesurupan, bukan meninggal. Ia dianggap meninggal karena otopsi itu sendiri.

Gugatan hukum diajukan terhadap Irwin, Ferguson, dan Hance, tapi para dokter itu tidak pernah didakwa apapun.

5 dari 7 halaman

4. Madame DeLinsky

Ilustrasi hukuman tembak. (Sumber ranah publik)

Pasangan DeLinsky adalah pasangan suami dan istri pesulap Polandia yang berkeliling Eropa di awal Abad ke-19. Salah satu peragaan yang paling sensasional adalah ketika Madame DeLinsky menghadap regu tembak dan kemudian "menangkap" semua peluru yang ditembakkan.

Caranya, anggota regu tembak diminta mengisi senjata dengan peluru kertas. Dengan demikian, tidak ada peluru sungguhan yang dimuntahkan. Madam DeLinsky kemudian menunjukkan beberapa peluru yang memang sudah dimilikinya.

Pada 1820, ketika Madame DeLinsky sedang hamil, pasangan itu melakukan pertunjukan di Arnstradt, Jerman, untuk keluarga Pangeran Shwarznberg-Sonderhausen.

Salah satu anggota regu tembak yang ikut serta dalam pertunjukan tidak sengaja memasukkan peluru sungguhan dalam senapannya dan menembak Madam DeLinsky di perutnya. Keluarga ningrat itu pun pingsan menyaksikannya dan wanita tersebut meninggal 2 hari kemudian. Suaminya pun menjadi gila.

6 dari 7 halaman

5. Gilbert Genesta

Ilustrasi poster sulap Houdini. (Sumber New York Public Library)

Royden Joseph Gilbert Raison de la Genesta, dikenal dengan nama panggung Genesta.

Bisa dibilang, ia menjiplak aksi Houdini yang perdana dilakukan pada 1908. Sederhana saja, Genesta mengurung dirinya dalam gentong berisi susu atau air.

Suatu hari pada 1930, pesulap itu gagal melepaskan diri pada waktunya. Para pembantu di panggung sadar ada yang salah, tirai diturunkan, dokter bergegas ke panggung, dan para pembantu panggung menariknya ke luar gentong.

Ia sempat tidak sadar, namun kemudian siuman dan dibawa ke rumah sakit. Ia meninggal dalam perjalanan setelah mengadu kepada si dokter bahwa, selama 10 tahun pertunjukan, ia tidak pernah gagal.

Menurut catatan, gentong susu yang dipakai saat pertunjukan gagal itu sedang memiliki penyok. Dalam ruang terbatas itu, ia harus menekuk tubuhnya agar bisa meloloskan diri pada waktunya. Penyok itu diduga ikut andil dalam bencana.

7 dari 7 halaman

6. Amazing Joe

Joseph W. Burrus kagum pada Harry Houdini dan ingin menjadi lebih hebat daripada idolanya.

Di suatu malam Halloween 1990, saat peringatan ke-64 meninggalnya Houdini, pesulap berusia 32 tahun itu dikuburkan dalam peti mati terbuat dari plastik di hadapan sejumlah penonton, termasuk anak-anaknya sendiri.

Mantan pemadat dengan nama panggung Amazing Joe tersebut memang pernah melakukannya dengan sukses pada setahun sebelumnya. Tapi, saat itu ia hanya dikubur dengan tanah.

Pada 1990, ia menambahkan semen ke dalam campuran dan tidak memperhitungkan penambahan berat. Peti mati dari plastik itu segera hancur.

Regu penolong mulai menggali ketika mendengar suara kehancuran tersebut, tapi Burrus sudah meninggal ketika mereka meraihnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini