Sukses

Mengintip Lomba Pidato Berbahasa Indonesia untuk Warga Australia

KJRI Melbourne gelar lomba pidato dalam Bahasa Indonesia untuk warga Australia yang belum pernah tinggal di Tanah Air.

Liputan6.com, Canberra - Sejumlah warga Australia yang belum pernah tinggal di Indonesia sebelumnya, berpartisipasi dalam lomba pidato berbahasa Indonesia.

Lomba Pidato yang digelar oleh Balai Bahasa dan Budaya Indonesia dan KJRI Melbourne itu tidak hanya untuk menguji kemampuan berbahasa Indonesia, tapi juga mendorong hubungan baik antar budaya.

Sejumlah laporan menyebut bahwa minat belajar Bahasa Indonesia sudah menurun di Australia. Namun, pihak penyelenggara berharap justru lewat diadakannya lomba tersebut akan mendorong lebih banyak warga Australia untuk belajar Bahasa Indonesia.

Salah satu juri, Lily Djajamihardja, yang telah mengajar Bahasa Indonesia selama lebih dari 30 tahun mengatakan bahwa penurunan minat sebenarnya bukanlah hal baru.

"Dari pengalaman saya mengajar Bahasa Indonesia sejak tahun 70-an, selalu begitu. Minatnya naik dan turun, sangat dipengaruhi oleh situasi politik di Indonesia," ujar Lily seperti dikutip dari Australia Plus, Senin (19/5/2017).

Lomba tersebut digelar di empat ibu kota negara bagian di Australia, yakni Melbourne, Sydney, Canberra, dan Perth. Rekaman video dari para pemenang di tiap negara bagian akan dikirim ke Canberra, untuk proses seleksi selanjutnya.

Pemenang di tingkat nasional akan diundang dan hadir di upacara Hari Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada Agustus mendatang.

Meski semua peserta belum pernah tinggal di Tanah Air dan tidak memiliki darah Indonesia, mereka terlihat percaya diri saat berpidato yang berdurasi kurang lebih 10 menit.

Salah satu peserta, Leah Oirbans, mengaku mulai belajar Bahasa Indonesia di sekolah menengah. Saat ini ia sedang menyiapkan diri untuk menjadi guru Bahasa Indonesia.

"Saya tidak merasa Bahasa Indonesia terlalu sulit untuk dipelajari, karena guru saya sangat asyik menjelaskannya," ujar Oirbans.

"Saya sangat mencintai Indonesia," imbuh dia.

Peserta lainnya, Alexander Dalla-Riva, mengaku jika Bahasa Indonesia adalah bahasa ketiga yang ia pelajari. Ia percaya bahwa hubungan kedua negara akan meningkat jika lebih banyak siswa Australia yang belajar Bahasa Indonesia.

"Saya sepertinya selalu melihat berita di mana Indonesia dan Australia memiliki pandangan yang berbeda mengenai banyak hal, dan saya pikir belajar bahasa, terutama Bahasa Indonesia mungkin yang paling penting karena Anda akan menyadari lebih banyak tentang budaya mereka," ujar Dalla-Riva.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini