Sukses

Kim Jong-un Perintahkan Produksi Massal Senjata Anti-Pesawat

Sejak tahun 2016, Korut diyakini telah mengembangkan berbagai sistem senjata pada tahap yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Liputan6.com, Pyongyang - Kantor berita Korea Utara, KCNA melaporkan, pemimpin negara itu, Kim Jong-un mengawasi uji coba sistem senjata anti-pesawat tipe baru. Kim juga memerintahkan agar sistem tersebut diproduksi massal dan ditempatkan di seluruh negeri.

Seperti dilansir Asian Correspondent, Minggu (28/5/2017), KCNA tidak menyebutkan kapan uji coba dilakukan dan informasi detail lainnya. Namun mereka menyampaikan bahwa Academy of National Science atau Akademi Ilmu Pertahanan Nasional membidani lahirnya sistem senjata anti-pesawat tersebut.

"Kim Jong-un...menyaksikan uji coba tipe baru sistem senjata anti-pesawat yang diorganisir oleh Academy of National Science," muat KCNA dalam laporannya.

"Sistem persenjataan yang kemampuan operasinya telah diverifikasi secara menyeluruh, harus diproduksi massal untuk ditempatkan di seluruh negeri...sehingga merusak imajinasi liar musuh untuk menyerang dari udara...," ungkap Kim seperti dilaporkan KCNA.

Academy of National Science merupakan sebuah badan yang masuk daftar hitam karena diyakini tengah mengembangkan rudal dan senjata nuklir.

Saat memantau uji coba sistem senjata anti-pesawat tipe baru, Kim didampingi oleh pejabat militer dan tiga tokoh yang memiliki peran vital dalam program pengembangan rudal dan nuklir Korut.

Ketiga tokoh tersebut adalah Ri Pyong-chol, seorang mantan jenderal angkatan udara, Kim Jong-sik seorang ilmuwan roket, danJang Chang-ha, kepala Akademi Ilmu Pertahanan Nasional.

Sejak tahun lalu, Korut diyakini telah mengembangkan berbagai sistem senjata pada tahap yang belum pernah terjadi sebelumnya. Senjata yang dikembangkan termasuk rudal jarak jauh yang digadang-gadang mampu menjangkau daratan Amerika Serikat.

Baru pekan lalu, Pyongyang dikabarkan telah melakukan uji coba rudal jarak balistik jarak menengah. Korut mengklaim berhasil melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah tersebut. Meski demikian, keraguan datang dari para ahli dan pengamat di luar Korut.

Negeri yang menutup diri itu selama ini tidak mengindahkan, baik sanksi PBB maupun sanksi unilateral atas program persenjataannya. Pyongyang bersikeras bahwa apa yang mereka lakukan merupakan hak untuk membela diri dan program tersebut dibutuhkan demi menghadapi kemungkinan agresi AS.

Washington sendiri membantah kabar bahwa pihaknya akan menyerang Korut.

Direktur Badan Intelijen Pertahanan AS Vincent Stewart mengatakan, jika dibiarkan maka Korut akan memiliki rudal bersenjata nuklir yang mampu menjangkau AS. Stewart sendiri tidak dapat memperkirakan kapan tepatnya, namun sejumlah ahli Barat percaya bahwa Pyongyang masih membutuh beberapa tahun lagi untuk mengembangkan senjata jenis tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini