Sukses

Ini Pemenang Aplikasi Pengurai Kemacetan Jakarta

Tim mahasiswa ini memenangkan kompetisi pembangunan aplikasi pengurai kemacetan Jakarta yang diselenggarakan oleh perusahaan Swedia.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknologi asal Swedia, Ericsson, menyelenggarakan Ericsson Smartnovation Indonesia Hackathon 2017. Kegiatan tersebut merupakan​ bagian dari peringatan ke-110 tahun perusahaan tersebut.

Kompetisi itu diikuti sebanyak 60 mahasiswa yang terbagi atas 12 tim dari empat universitas, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Telkom, Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Bina Nusantara (Binus).

Acara yang diselenggarakan pada 22 sampai 23 Mei 2017 di Hotel Pullman itu, menugaskan mahasiswa untuk memberikan solusi kemacetan Jakarta dengan menggunakan solusi Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

Selain itu, tujuan acara tersebut adalah agar para mahasiswa dapat mengembangkan solusi Internet of Things (IoT) serta bekerjasama dengan pakar dari Ericsson berkaitan dengan pemanfaatan platform industri.

Hackathon yang merupakan singkatan dari hack dan marathon, adalah sebuah kegiatan membangun aplikasi (hacking) untuk menyelesaikan masalah tertentu yang dilakukan dengan waktu sangat singkat (marathon).

Dengan konsep tersebut, para peserta selama lebih dari 24 jam harus bergulat dengan ide, desain, pembuktian konsep, dan demo kerja yang dibuat berdasarkan konsep Internet of Things (IoT) dan Smart City.

Hasil karya 12 tim tersebut dinilai berdasarkan kriteria inovasi, kualitas, pengalaman pengguna (user experience), dampak atau potensi produk, serta kelayakan dari hasil karya mereka.

"Sejak kemarin, sejumlah mahasiswa terbaik dan cerdas Indonesia, telah membawa inovasi untuk mengatasi isu besar yang kita semua telah tahu, yakni bagaimana mengatasi kemacetan di Jakarta," ujar President Director-Ericsson lndonesia, Thomas Jul, dalam kata sambutannya pada 23 Mei 2017.

"Saya terkesima, tak hanya dengan solusi, tapi juga dengan kemampuan mereka. Saya ingin berterima kasih kepada semua peserta yang berpatisipasi, ini bukan hanya soal memenangkan hadiah, tapi juga mengatasi masalah nyata," imbuh Jul.

Setelah melewati proses penilaian, tim no.6 dari ITB keluar sebagai pemenang Ericsson Smartnovation Indonesia Hackathon 2017.

Dengan sistem aplikasi bernama "Smart Passenger Driver Monitoring System', tim tersebut berfokus pada solusi untuk memperbaiki layanan transportasi publik untuk mengurai kemacetan di Jakarta.

Dengan mengidentifikasi sejumlah tantangan berupa harga transportasi umum yang tidak konsisten, faktor keamanan, dan kenyamanan, aplikasi yang mereka buat dapat digunakan untuk mempertemukan pengemudi dan penumpang agar masalah tersebut diharapkan dapat berkurang.

Ulf Ewaldson memberikan hadiah dengan total Rp 50 juta kepada tim pemenang. Selain itu, Raja Swedia Carl XVI Gustaf juga turut memberikan ucapan selamat kepada pemenang.

Dalam kesempatan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Rudiantara, memberikan Lifetime Achievement kepada Ericsson yang diterima oleh Thomas Jul. Penghargaan itu diberikan karena Ericsson telah berperan penting dalam pengembangan industri Informasi, Komunikasi dan Teknologi (ICT) selama 110 tahun di Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.